Pulau rahasia ini bernama Pulau Flyparland singkatan dari Flying Paradise Island, tempat itu indah sama seperti namanya hanya saja dipergunakan oleh orang yang salah. Ditengah-tengah daratan pulau ini terdapat sebuah markas besar tempat orang misterius itu menjalankan rencananya, tidak pernah sekalipun ia meninggalkan tempat ini, jika ada keperluan diluar maka ia akan mengirim bawahannya untuk pergi kesana menyelesaikan perintah darinya.
Rencana yang ia buat selalu dipantau dari tempat ini, entah karena dia tidak mau pergi keluar memperlihatkan wujudnya atau dia malas, tidak ada yang tau apa isi pikirannya. Hari ini ia sedang berada di ruangan nya bersama para tangan kanannya mendiskusikan sesuatu yang baginya itu sangat tidak penting, ia hanya perlu bertarung kan nantinya."Tuan apa kita akan bisa melawan mereka? Usaha yang kita buat sedari lama saja bisa dihancurkan begitu saja olehnya, bagaimana dengan rencana kita yang ada disini" ucap salah satu dari mereka.
"Betul tuan, lihat saja dia bisa mematahkan sihir itu hanya dengan sihir biasa yang sering dipelajari para penyihir, bukannya dia baru belajar menggunakan sihir beberapa bulan lalu? Dia bukan orang biasa" sahut yang lainnya.
Orang itu terkekeh sombongmendengar celotehan dari rekannya. "Itu belum seberapa, lagian hanya itu saja apa yang spesial, kekuatan ku belum sepenuhnya aku gunakan itu masih tingkat paling bawah" ia membenarkan posisi duduknya sebelum kembali berbicara.
"Akan ku gunakan semua kekuatan ku nanti saat tiba waktunya aku keluar dari ruangan ini dan melihatnya langsung dengan mata kepala ku sendiri, saat itulah kita buktikan siapa yang terhebat di dunia ini"
Orang itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu, sebelum benar-benar keluar dari ruangan ia berkata demikian "Biarkan usaha kita yang itu dihancurkan begitu saja olehnya, aku mempunyai rencana sendiri disini kalian akan melihatnya nanti, semua rencaa kita biarkan saja jika dia berhasil asal rencana ku tidak, biar dia yang jadi urusanku kalian urus saja yang lainnya mereka seperti hama yang akan menganggu usahaku" setelahnya ia menghilang dibalik pintu.
"Keras kepala banget sih" ucap Junhoe atau lebih gampangnya June salah satu rekannya itu.
"Andai itu bukan kakak lo, udah ue bantai dia" kata Mingyu yang ditunjukkan kepada Jungkook.
"Gue juga kagak tau motivasi dia apa sampai segininya, gue takut buat ngelawan ntar malah gue yang di musnahin"
"Sampai kapan kita mau bantuin dia, sama aja kita bohong kerja disini, demi apa gue muak liat muka nya" -Jaehyun
"Ya udah gitu, terpaksa kita nunggu sampai waktunya tiba terserahlah mau dikatain gimana gue gak mau di pihak dia sepenuhnya" -June
"Gue rada gak inget, kita kenapa bsa ketemu terus jadi suruhannya dia ya?" Eunwoo
"Seinget gue gini, dulu kan kita sering ya main ke taman deket rumahnya si Jungkook di Desa Summerbloom, yang tinggal disitu keluarga besarnya dia jadi ya jelas ada kakaknya juga tinggal disana" Donghyuck menoleh kiri-kanan memastikan tidak ada orang lain selain mereka disini "ramalan buku ini kan udah dari lama ya, kayaknya kakaknya Jungkook ini udah tau kalau itu dia, gue sempet gak sengaja juga si liat gambaran buku itu disalah satu lembarannya, ada foto dia disana lagi pakai jubah hitam"
"Kalau gak salah dia nyulik kita buat ke Pulau ini, dia buat kita gak sadarkan diri waktu dirumahnya itu terus bangun-bangun kita udah disini aja jadi budaknya" sambung Dokyeom.
"Ada ngelakuin kesalahan apa gue sampai bisa jadi bawahannya, gue gamau jadi orang jahat" -Winwin
"Maaf gara-gara kakak gue sekarang kalian ada disini, gue juga gatau apa rencana dia dan apa motivasi dia sampai bikin rencana besar-besaran kayak gini buat hancurin satu orang itupun manusia dari dunia lain, gue kaget tiba-tiba dia bilang kalau gue gak ngikutin apa mau dia, dia gak akan segan bunuh gue walau gue itu adiknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy