Pagi hari tiba, sang Surya sudah menampakkan dirinya dari arah timur dan sekarang langit berwarna biru muda dengan awan putih yang menutupi nya. Semalam mereka tidur dengan nyenyak, yang berjaga pun merasa tidak ada gangguan apapun jadi mereka juga ikut tertidur pada tengah malam. Mereka memilih untuk tidak membongkar tenda buatan itu karna dirasa sewaktu-waktu mereka akan memerlukan tenda itu lagi atau mungkin ada seseorang yang sedang lewat sini dan ingin beristirahat.
Perjalanan mereka mulai seperti sebelumnya, mereka belum memanggil hewan peliharaan serta kendaraan mereka yang lainnya. Mereka akan menggunakannya nanti saat sudah sampai di sungai sebelah utara hutan ini, kata mereka sih agar tempatnya lebih leluasa untuk memanggil para hewan-hewan besar.
Sedikit sulit untuk melewati kawasan hutan bagian ini karna akar-akar pohon besar yang naik keatas tanah, membuat mereka kesulitan untuk menginjakkan kaki pada tanah disekitar. Mulai memasuki daerah sekitar sungai, mereka segera memanggil para hewan untuk dibawa keatas langit.
Seulgi segara memanggil Aero dengan telepati, ia akan pergi bersama dengan Joy. Yang akan menaiki kuda terbang adalah Renjun, Jeno, Hwall, Felix dan Sanha, Wendy memilih dengan Renjun Irene dengan Felix dan yang terakhir Yeri dengan Jeno. Jihoon, Yoshi, Junkyu, dan Yoonbin punya kendaraan khusus yaitu naga sakti milik leluhur Junkyu yang akan membawa mereka. Soobin dan Haechan juga Jaemin, Hyunjin, dan Bomin akan pergi dengan burung Merpati. Jisung dan Seungmin memutuskan menggunakan sapu terbang pemberian si penyihir yaitu Felix sebagai transportasi mereka. Sisanya seperti Yangyang, Shotaro, Eric, Chani, Jungmo, Woobin, Baejin, Yonghee, dan Jongho menaiki karpet terbang untuk sementara. Para gadis lainnya diperintahkan untuk naik kedalam kereta yang di terbangkan oleh 4 ekor kuda sebagai bentuk kewaspadaan, karna jujur saja merekalah yang paling di incar karna mereka menganggap gadis-gadis ini lemah.
Sebenarnya mereka semua memiliki kuda terbang dan juga peliharaan burung besar lainnya, tetapi ada beberapa dari mereka yang harus di gunakan saat berada di pulau itu nanti karna sekarang mereka sedang diuji coba di sebuah pelatihan khusus untuk hewan perang yang belum terlalu mahir.
Yang bersama naga memimpin jalan karna naga bisa melindungi mereka jika ada bahaya yang datang dari arah depan dan insting naga juga tidak pernah salah. Seulgi yang memiliki kekuatan angin membantu untuk menyingkirkan awan tebal yang menutupi jalan dan untuk melihat kawasan langit diatas sana.
Shuhua melihat kearah luar jendela, jalur mereka berada di tengah-tengah kerumunan. "Mereka beneran jagain kita sampai dikasih kendaraan gini ya, padahal kakak-kakak itu juga perlu diawasin ketat kan" katanya memulai topik pembicaraan.
"Semua gara-gara orang itu yang nyuruh bawahannya buat nyulik kita ke markas nya yang asli, untung aja diem-diem si Jaemin ngasih jimat ke kita biar mereka gak bisa macem-macem" -Nancy
"Kalau kata gue kakak-kakak itu gak perlu di jaga ketat kayak gini" -Karina
"Kenapa lo bisa bilang gitu? Mereka lebih-lebih lagi di jadiin incaran mereka bahkan dari awal" -Lia
"Kekuatan mereka lebih besar dari kita apalagi kak Wendy, walau dia gak tau seberapa kuat dia tapi tetep aja gak akan ada yang bisa ngalahin dia"
"Kalau ada yang ganggu salah satu dari kelimanya, mereka gak akan diam dan langsung nyerang orang itu tanpa basa-basi apalagi kalau alasannya udah jelas juga gaada salah paham apa-apa, mereka bukan orang lemah apalagi penakut"
"Tapi entah kenapa gue agak khawatir sama kak Wendy" sahut Yeji menatap kearah jendela disampingnya, disana ada Wendy yang sedang mengobrol dengan Felix di depannya.
Tidak ada yang menjawab perkataan Yeji, semuanya diam karna mereka juga merasakan hal yang sama dengan Yeji, tapi mereka yakin dengan satu hal.
"Semoga kita semua bisa balik dengan jumlah yang sama, kita harus terus bersama" kata Minjeong lirih dengan wajah tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Island | Red Velvet & Aespa ft. 00 Line
FantasyWendy melihat pintu kayu dibalik tumbuhan bunga kertas yang merambat dan menyamakannya dengan gambar yang ada di buku milik Irene "pintu ini sama persis dengan yang ada di buku kakek mu" -Wendy