Returns

4.2K 466 18
                                    

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!






Karina dan Winter terbangun saat mendengarkan isakan kecil terdengar. Karina mengerjapkan matanya dan menyadari bahwa seseorang memeluknya dari belakang mendekapnya di tidurnya.


Hingga Karina terbangun dan mendapati putrinya menangis, sedangkan orang yang mendekapnya langsung beranjak dari ranjang rumah sakit itu.



"Bubu...bubu..." isak Haerin terduduk di lantai. Bagimana tidak, putri kecilnya itu terbangun dari tidurnya mengerjap dan mendapati seseorang memeluk ibunya.





Ingin memastikan, gadis itu berkali kali mengerjap saat menyadari wanita botak di belakang ibunya adalah bubunya.

Gadis itu menangis pelan tanpa suara, namun tangisannya tidak dapat ia bendung lagi membuat gadis itu terduduk dan terisak di lantai.



Winter langsung beranjak dan berjongkok menghapus air mata putrinya dengan ibu jarinya.



"Bubu...bubu...Haerin kangen bubu" ucap Haerin langsung memeluk Winter erat.




"Bubu juga kangen Haerin...kangen banget...bubu sorry ya, baru bisa temuin Haerin, bubu fucked up" ucap Winter mengusap pipi putrinya.



"Bubu, I thought you hates me. Harabojie, halmonie juga ga pernah cari Haerin. Haerin pikir kalian marah sama Haerin, sama mama" ucap Haerin menangkup pipi Winter.






"Noo! Haerin itu kesayangan bubu,
kesayangan harabojie, halmonie..." ucap Winter.




"Haerin mau ketemu..." ucap Haerin merengek dalam pelukan Winter.




"Iya, setelah mama sembuh kita ke Busan ya? ketemu halmonie, harabojie" ucap Winter menepuk pelan punggung Haerin.

"Bubu janji?" tanah Haerin yang diangguki oleh Winter.




"Janji, bubu janji"




"Tapi bubu gak pergi lagi kan? bubu gak akan tinggalin Haerin sama mama lagi kan?" tanya Haerin.





"Enggak, bubu bakal sama Haerin. Sama mama, jagain kalian, jadi princess jangan nangis, harus tersenyum soalnya bubu mau lihat senyumnya princess" ucap Winter menarik ujung bibir Haerin.




Haerin tersenyum, dan bergerak mengusap kepala Winter yang botak plontos.




"Kenapa bubu potong rambut?" tanya Haerin mengusap kepala bubunya.



Karina hanya menatap keduanya sambil perlahan menghapus pelan air matanya yang juga mulai turun.



"Karena..mama juga gapunya rambut" ucap Winter.




"Tapi mama kan rambutnya rontok karena sakit, bubu sakit juga?" tanya Haerin.




"Bubu sama mama kan menikah sayang, bubu sama mama pasangan. Jadi kalau mama sakit, bubu juga sakit. Jadi Haerin harus jadi anak baik, jagain mama, rawat dan nurut sama mama, biar mama cepet sembuh, terus bubu juga sembuh..." jelas Winter.




Haerin mengangguk lalu kembali memeluk Winter lama. Bagi orang orang, putrinya ini termasuk lambat dan polos. Bahkan belum mengerti dunia di usianya yang sudah remaja itu.




Bahkan Haerin mempercayai dikte anak kecil dari orang tuanya itu, namun Winter bersyukur putri kecilnya tidak membantahnya. Setidaknya putrinya mengerti keadaan orang tuanya sekarang.







I'm Sorry That I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang