Denial

4.4K 455 40
                                    

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!







Haerin keluar dari kelasnya bersama teman teman barunya. Haerin menatap Rei dan Hanni yang berjalan bersamanya itu sambil bercerita.





"Aku rencananya mau ulang tahun di cafe yang di Daemun itu, tapi ga tau juga kalau bubu ijinin. Soalnya mama lagi sakit" ucap Haerin.




"Kalau jadi undang undang kita ya! Aku mau banget ke cafe itu, cuma kata oka-san cafe itu isinya kopi. Aku kan gak bisa minum kopi" ucap Rei.




"Aku nanti minta sama cafenya biar ada jus sama susu, tempatnya bagus. Dulu grandmaku suka ajak ketemuan teman di sana" ucap Haerin.



"Iya, mami aku juga arisan pernah disana. Rooftopnya bagus, aku suka kuenya, manis" ucap Hanni.





"Ekhmm!" suara berat membuat langkah ketiga gadis itu terhenti kala seorang pria berdiri di hadapan ketiganya.





"Halooo, Haerin" sapa pria itu berjongkok membuat ketiganya menatap pria itu.




"Halo, om ini siapa?" tanya Haerin.



"Om ini...om Jeno..." ucap pria itu mengambil tangan Haerin.




"Om Jeno, om siapa? temennya bubu?" tanya Haerin.




"Hmm... om ini papanya Hae--"




"Haerin itu mobil grandpa bear kamu bukan?" tanya Hanni memotong membuat tiga gadis itu segera menatap mobil Mercedes Benz Silver yang bergerak kearah gerbang.




"Oh iya, aku sudah di jemput! Kalau gitu, om--eh om om yang tadi kemana?" tanya Haerin melihat pria itu sudah tidak ada di hadapannya.



"Ihhh apa jangan jangan tadi kita lihat hantu lagi?" ucap Rei.



"Ihhh kamu jangan nakut nakutin, soalnya tadi omnya tau namaku!" ucap Haerin memukul pelan bahu Rei.






"Abisnya tiba tiba hilang begitu ihhh, takut! Aku mau telpon oto-san biar cepet jemput!" ucap Rei.




"Sama, aku pinjem telepon grandpa Haerin ya? biar daddy cepet jemput!" ucap Hanni ikut ikutan takut.



Sedangkan Haerin terdiam mencerna kejadian tadi, siapa pria itu? Bagaimana ia bisa tau namanya?







°°°






"Jeong-ie, di meja ada susu gak?" suara Karina memanggil saat Winter sedang mengerjakan sesuatu dengan Giselle.





Winter yang mendengar itu langsung sigap meletakkan laptopnya dan bergerak menatap ke arah meja.




"Gaada, aku beli sebentar ya? mau yang rasa apa? atau mau fresh milk? hangat?" tanya Winter.




"Fresh milk aja, yang hangat. Jangan pakai gula ya, nanti aku gendut" ucap Karina.






"Biar sehat, gendut gapapa. Besok kalau sembuh harus gendut, aku beli sebentar ya?" ucap Winter mengecup pipi Karina lalu keluar.




Giselle yang melihat itu langsung meletakan laptopnya dan mendekati ranjang Karina.



"Rin, gimana? udah mendingan?" tanya Giselle.




I'm Sorry That I Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang