Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!
Hoekkkk
Suara muntahan terdengar, seorang wanita memuntahkan isi perutnya ke toilet. Wanita itu terus berusaha hingga ia berhenti dan mendudukan dirinya di toilet.
Lemas dan pusing, dirinya kembali muntah saat dirasa perutnya kembali melilit. Memang ini adalah dampak dari kemoterapi, efek samping yang timbul.
Karina duduk kembali dan menekan flush pada toiletnya hingga ia perlahan bangun dan mencuci wajahnya.
Ia mencuci wajahnya dan mengusak pelan rambutnya hingga ia menatap rambut yang mulai rontok di tangannya. Karina terpejam mengingat dulu saat ia muntah, seseorang mengusap tengkuknya.
Memastikan punggungnya hangat, menepuk pelan kepalanya mengatakan semuanya akan baik baik saja.
"Apakah aku akan baik baik saja? seperti ucapanmu sebelumnya? apakah kamu pembohong selama ini?" gumam Karina.
Karina kembali mencuci wajahnya, ia benar benar jatuh. Ia merasa jatuh...
Bagaimana jatuhnya Karina?
Karina keluar dari kamar mandi dan duduk diam di ranjangnya. Hancur? Ia hancur dimana ia tidak percaya pada ucapan orang yang mengatakan bahwa ia akan sembuh.
Ia tidak percaya semua kata kata dan pengobatan, bahkan ia tidak lagi percaya Tuhan akan menyelamatkannya...
Kebalikan pada dirinya yang religius dulu, dan ia yang terus membantah Winter yang tidak percaya Tuhan dan baru menjadi religius karena bertemu Karina. Saat ini karena keputus asa-annya, Karina tidak percaya Tuhan...
°°°
Winter duduk di barisan terakhir dari bangku Gereja Katolik tua tempat ia sering pergi. Tidak melakukan apa apa hanya duduk mendengarkan pastor Joseph berbicara di depan.
Tanpa sadar satu persatu orang mulai keluar dari Cathedral menyisakan dirinya sendiri yang masih menunduk dan memejamkan matanya berdoa.
Pastor Joseph melihat itu dan tersenyum mendekati Winter yang masih menunduk.
"Young Lady, how are you? how was your feelings today? (Nona Muda, bagaimana kabarmu? bagaimana perasaanmu hari ini?)" tanya sang Pastor.
Winter mendongak dan tersenyum pada sang pastor.
"I just had a bad dreams last night. So I pray for my love ones. Do you think God will reached me? Do you think God will take care of them? (Aku baru saja bermimpi buruk tadi malam. Jadi saya berdoa untuk orang yang saya cintai. Apakah menurut Anda Tuhan akan mencapai saya? Apakah menurut Anda Tuhan akan memelihara mereka?)" tanya Winter.
"Pray with faith, believe... (Berdoa dengan iman, percaya...)" ucap sang pastor.
"Lately I feel the connection, I don't know if it's real connection or just I miss them so much, but I think I saw them around a lot. I'm on my knees believing that they're happy without me, but all the bad feelings recently saying that they're not. (Akhir-akhir ini saya merasakan hubungan itu, saya tidak tahu apakah itu hubungan nyata atau hanya saya sangat merindukan mereka, tetapi saya pikir saya sering melihat mereka. Saya berlutut percaya bahwa mereka bahagia tanpa saya, tetapi semua perasaan buruk baru-baru ini mengatakan bahwa mereka tidak bahagia.)" ucap Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry That I Still Love You
Fiksi PenggemarWinter yang masih akan terus mencintai Karina, apapun yang terjadi...