Eji tak habis pikir, dan hanya melihat ke arah depan. Di depannya lah Naka berada, menggunakan boots. Keadaan badan telanjang. Naka berdiri dibawah guyuran air, bukan air hujan, tapi shower. Menjerit kesenangan, seakan dirinya berada diantara hujan yang turun.
Naka tak ingin pergi ke mall untuk membeli kebutuhanya. Naka meminta Eji agar segera pulang ke rumah. Eji pikir mungkin Naka capek dan ingin segera pulang, tapi ternyata Eji lah yang capek melihat kelakuan Naka sekarang.
Eji belanja kebutuhan Naka di online, esoknya akan datang. Tak lupa, Eji membeli makanan lewat handphonenya. Eji tak ingin memasak sekarang.
"Naka, sudah! Nanti kamu sakit!" Bicara Eji kali ini kenapa sangat dingin. Apakah Eji marah kepada Naka. Tak mungkin jika Eji marah kepada Naka, Eji tak akan sanggup untuk memarahi Naka. Naka tak mendengarkannya, ia fokus pada ember yang dipegangnya.
"SUDAH NAKA! INI TAK BAIK UNTUK KESEHATANMU!"
"Eji marah?" Pikir Naka. Eji keluar dari kamar mandi begitu saja. Naka langsung mandi dengan sangat cepat.
Naka selesai mandi dan Eji tak ada di apartemennya. "Eji... Eji... Jangan marah sama Naka, Naka minta maaf, Eji." Naka hanya bisa menunggu, ia tak tahu Eji akan kapan kembali.
Naka tak ingin cengeng, ia pernah berjanji agar lebih mandiri, lebih kuat. Naka harus sabar, jika Eji pulang, ia akan langsung meminta maaf kepada Eji.
"Makan, lalu tidur!" Suara itu, ITU SUARA EJI. Eji kembali. Naka terus meminta maaf kepada Eji, ia berjanji akan lebih menuruti perkataan Eji. Tak begitu mudah untuk Eji memaafkan Naka.
Naka hanya menurut ketika Eji menyuruhnya makan. Setelah itu tidur. Eji memunggunginya ketika tidur. Malam ini Naka tak bisa bercerita kepada Eji. Tapi Naka juga harus menghargai Eji, Eji pasti lelah bekerja seharian. Upah kerjanya pun, pasti akan digunakan untuk kebutuhan Naka. Kini Eji kerja untuk Naka, sebab Naka kini tanggungan Eji. Eji pasti berusaha menyenangkan Naka, begitupun sebaliknya.
~~~~
Satu bulan yang dirasakan Naka ketika tinggal bersama Eji adalah kebahagiaan, kenyamanan, kasih sayang, dan perasaan baik lainnya.
Eji pun sudah membuat surat mengadopsi Naka, Naka kini sah menjadi tanggungan Eji. Walaupun begitu, Naka tak ingin menjadi beban Eji.
Naka tak sekolah. Naka hanya belajar 3 hari sekali dirumah Biang. Naka digurui oleh guru yang Eji bayar. Pelajaran Naka, cenderung sangat beragam. Naka juga banyak belajar mengenai hal lain, seperti bermain bola, renang, menyanyi, intinya pelajaran ekstra.
Yang awalnya Naka hanya mempunyai Eji dan keluarga Eji, kini Naka mempunyai teman baru, yaitu Amang, kucing kecil milik Naka yang juga kecil. Amang telah menemaninya satu minggu ini, Naka bahagia ketika ada Amang. Tapi Naka juga sedih, Yesa ternyata akan berkuliah di luar negeri, Biang pun tak akan sanggup mengurus Naka sedirian, jika Naka dititipkan pada Biang.
Setiap Eji bekerja, pasti Naka akan ikut. Kecuali hari Naka sekolah, Naka akan berada dirumah Biang. Naka selalu ikut Eji berkerja, jika Naka dirumah Biang, Biang tak bisa menjaganya sendirian.
Ketika Naka di kantor, Naka pasti ditemani oleh karyawan di sana, mereka baik pada Naka. Tak aneh lagi jika Naka meminta gendong pada karyawan, sudah kebiasaan Naka, Naka pun ringan, tak berat.
Bulan depan, Naka akan berulang tahun, jangan lupa datang ke acaranya Naka ya!
"Eji... Naka mau punya temen lagi" Naka bergelayutan kepada Eji, sedangkan Eji sendiri sedang mengemas, mereka akan pergi ke Singapura. Naka tak meminta untuk pergi ke Singapura, tapi Eji sendirilah yang ingin. Eji ingin Naka merasakan traveling ke luar negeri, supaya Naka mempunyai pengalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pohon Permata
FantasyApakah ini yang dinamakan kasih sayang? Tapi sayang sekali, apapun yang Naka jalani akan berakhir seperti obat. Tak manis, tetapi PAHIT. Sayang, orang yang disayang menyayangi diriku. Sayang, orang yang disayang mulai menyayangi orang lain. Sayang...
