2~ˆ。☆

1.3K 47 0
                                    

"Baksonya satu pak, dibungkus. Bumbunya dipisah"

"Pake mie gak mas?" Tanya sang penjual bakso.

"Pake mie putihnya aja"

"Oke mas. Silahkan duduk dulu"

Drrtt....
"Halo..."
"Hahh... Mau ngapain?"
"Ck, iya boleh"
"Dasar beban. Pu-..."

"Ini mas baksonya" penjual bakso itu menyerahkan kantong keresek berisi bakso kepada sang pembeli yang tadi sedang menelepon.

"Ehh, iya pak. Berapa?

"Tiga bel-..."

"Pak... Boleh beli bakso gak? Tapi saya bayarnya gak pake uang. Bayarnya nanti saya cuci piring"

ketika sedang menyerahkan bakso kepada pembeli tadi, ada seorang lelaki datang dan ingin membeli bakso, tapi dengan bayaran cuci piring.

"Emang kenapa? Kok bayarnya pake cuci piring? Emang kamu gak bawa uang? Tanya penjual tersebut.

"Bukan gak bawa uang, pak. Tapi saya gak punya uang"

"Ekhem, pak ini bakso jadinya berapa?" Sang penjual pun menoleh, dan iya lupa bahwa pria yang tadi masih menunggunya untuk membayar bakso.

"Ehh iya mas, maaf. Jadinya tiga belas ribu"

"Ini uangnya, gak usah pake kembalian. Uang kembaliannya pake buat bayar bakso adek itu. Gak usah di suruh cuci piring"

"Mas tapi ini dua ratus ribu kebanyakan"

"Gapapa, supaya adek itu bisa makan sepuasnya" Pria tadi pun pergi, dia tidak memikirkan uang dua ratus ribu tadi. Yang penting anak tadi bisa makan bakso tanpa cuci piring.

"Dek, mau?"

"Ohh, iya pak makasih"

"Mau berapa mangkok"

"Satu aja. Satu juga cukup kok"

"Tapi ini adek bisa makan sampe 15 mangkok"

"Gapapa pak, satu mangkok juga cukup. Saya gak mau berlebihan, nanti mubazir"

"Iya deh, gimana adek aja. Mau pake mie gak?

"Pake pak, mienya campur''

~~~~

"Hey broww. Lama amat nyampenya"

"Idih" Ketika pria tadi sampai ke rumahnya. Ternyata sudah ada sahabatnya duduk di sofa rumahnya.

"Beli apa tuch"

"Bakso"

"Makasih ya. Punya sahabat kok pengertian banget"

"Apa si anjing. Ini buat gue lah, bukan buat lu"

"Ya gapapa dong. Duit banyak kok pelit sih, Ji"

"Gue gak pelit. Lu nya aja yang minim adab!"

~~~~

"Hiks... Hiks.... Mau mati aja kalo gini nasibnya! Gak guna juga gue hidup" Lirih seseorang yang merasa bahwa Tuhan menciptakan dirinya tidak adil dengan yang lain.

"Ayo mati aja gapapa, dek!" Seru seseorang yang muncul dari belakang.

"Hahh?! Gila kali lo nyuruh gue mati. Ngapain gue mati sekarang kalo misalkan nanti gak ada yang doain gue. Gelap anjir nanti di kuburannya, kalo meninggal tapi gak di doain"

"Lahh, dirimu itu kan yang tadi mau mati, masa sih lupa"

"Gak gitu juga mas... Hiks... Hiks.. Gue gak kuat mas, pengen meninggal aja, biar gak susah mikirin dunia lagi" Entahlah, anak itu kemudian kembali menangis.

Pohon Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang