21

207 13 5
                                    

Rama datang membawa stroller yang tadi Lusi berikan. Stroller itu bisa digunakan jika sudah lelah menggendong Naka.

Radian hanya iseng menawarkan Naka untuk duduk di stroller. Radian sudah tahu jawabannya pasti tidak akan mau. Tapi jawaban yang Radian kira berbanding terbalik. Ternyata Naka hanya menurut ketika Radian menurunkannya untuk duduk di stroller.

Radian memasangkan sabuk pengaman agar Naka tak terjatuh, lalu atap stroller itu dibuka agar Naka tak kepanasan.

Naka duduk dengan tenang, sedangkan Radian mendorong dan berbincang dengan Rama. Radian dan Rama hanya mendapat tugas untuk membimbing murid ketika di bus, setelahnya pembimbing senior yang akan mengurus ketika acara berlangsung. Jadi, Radian dan Rama mendapat waktu luang dan akan kembali berkerja ketika kepulangan nanti.

Radian dan Rama memutuskan untuk memasuki kawasan kebun binatang saja, mengingat jika mereka membawa bayi. Jika mereka masuk kawasan hutan atau arung jeram, Naka pasti tak berani.

Mereka berjalan cukup lama dan memutuskan untuk beristirahat dan memakan beberapa cemilan. Naka diturunkan dahulu dan diberi kebebasan oleh Radian. Naka tak akan dilarang ketika ingin berlari atau apapun, asalkan masih dalam jangkauannya.

Pada akhirnya Naka yang capek sendiri karena berlarian ke sana kemari. Rama sedikit terkekeh melihat Naka, lalu Rama mendudukkan Naka di pahanya.

"Mau melon gak?"

"Mau!" Naka bertepuk tangan ria ketika Rama menawarkan melon. Naka memasukkan satu persatu melon yang sudah dipotong-potong pada mulutnya.

Waktu tamasya Naka dihabiskan untuk melihat beraneka binatang. Waktu yang mereka habiskan ternyata cukup lama, dan langit mulai menunjukkan sisi jingganya.

Semua murid sudah berkumpul untuk membersihkan dirinya masing-masing. Sama seperti Naka, Naka akan mandi setelah bermain kesana-kemari.

Kamar mandi di tempat ini lumayan juga. Bersih, rapih, luas dan airnya pun jernih. Terdapat beberapa kamar mandi, sehingga semua murid tak perlu mengantri terlalu lama.

Naka tengah mengaca, melihat pantulan tubuhnya yang begitu seksi dan tampan katanya. Lalu melucuti bajunya satu persatu.

Awalnya Rama berinisiatif untuk memandikan Naka, tapi anak itu menolak. Naka sudah dewasa, tak cocok dimandikan. Padahal mah di rumah juga selalu dimandiin Eji.

Naka bertempur dengan alat mandi yang ia gunakan, lalu Naka menutupi tubuhnya dengan handuk. Tubuh yang hanya terbalut handuk itu berjalan keluar, sembari tangan kiri yang memeluk baju kotornya.

Rama yang sedang melihat pantulan kaca dan merapihkan rambutnya terkejut, kala Naka menarik-narik ujung bajunya. Yang Rama lihat dari pandangan matanya yaitu Naka yang sedikit menggigil. Mungkin, jika makin lama Naka berpenampilan seperti itu, maka tubuh itu akan lebih menggigil lagi.

"Sudah?" Pertanyaan Rama hanya mendapat anggukan dari Naka. Lalu, Rama mengangkat Naka untuk membawa ke ruang ganti.

Tubuh Naka dikeringkan dengan lembut, tak lupa rambut yang basah itu digosok menggunakan handuk.

Pertama yang Naka gunakan adalah celana dalam. Rama mengusapkan minyak hangat pada tubuh Naka, lalu Rama memakaikan kaus dalam.

Naka kini sedang mengangkat kedua tangannya, ketiak Naka terekspos. Tak ada bulu sedikitpun. Rama sedikit terkekeh, Rama sedikit menjahili Naka agar mengangkat tangannya sedikit lama. Ujung-ujungnya Rama tak tega, takut Naka masuk angin. Dengan segera, Rama memasangkan pakaian atas pada Naka.

Naka mengangkat kakinya karena suruhan Rama. karena sedikit goyah, Naka memegang pundak Rama agar menjadi pegangannya. Satu persatu lubang celana dimasukkan kaki Naka, dimulai dari kanan lalu ke kiri.

Pohon Permata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang