"BANGSAT"
Sarga merasakan pukulan keras tepat di lukanya yang masih bengkak, membuatnya tersungkur ke lantai. Vera yang terkejut langsung mengangkat pandangannya, menemukan Reno yang berjalan mendekatinya, menarik kedua lengan sang gadis.
"Lo gapapa?" wajahnya begitu khawatir, melihat setiap sisi wajah Vera, apa ada luka di sekitarnya. Vera hanya menjawabnya dengan anggukan. Reno kembali pada Sarga lagi, mengangkat kerah sang empu yang masih merintih memegangi lukanya.
"Lo apa-apaan bangsat? maksud lo apa cium Vera begitu? gue liat ya, Vera nolak bibir busuk lo itu." Sarga terkekeh menerima pertanyaan tersebut, membuat Reno melemparkan tatapan tak terima.
Reno membabi butakan pukulannya kepada Sarga, sedangkan Sarga hanya mampu menahan rasa sakitnya karena rasa bahagianya lebih mendominasi dirinya, tak berniat membalas. Ia merasa Reno merasa cemburu padanya.
"Reno stop! " Vera menahan kuat lengan Reno, membuat Reno batal melanjutkan pukulannya.
"Udah, ya? jangan sampai ketahuan guru lagi.." Vera takut jika ayah Reno kembali menyakiti anaknya seperti apa yang dilakukan siang tadi. Tanpa aba-aba, Reno menarik tangan Vera meninggalkan Sarga yang sudah terkapar lemah di lantai.
"Bokap pukul gue lagi" Bibir Reno mengerucut ketika mengatakan itu. Keduanya sudah berada di kamar Vera, duduk di kasur single bed nya. Sebenarnya pukulan yang ia terima kali ini tak begitu mengganggunya, karena tak sesakit yang biasa ia dapatkan. Tetapi ia hanya memanfaatkannya untuk mendapat perhatian Vera.
"Dimana? kok baru bilang? " Pandangan Vera menyapu setiap bagian Reno, mencari letak luka yang Reno terima. Reno mengangkat bajunya, menunjukkan daerah rusuknya yang sedikit membiru.
"Sakit."
"Buka bajunya, biar gue obatin" Vera bangkit dari duduknya, mengambil kotak obat di atas lemarinya.
"Bilang kalau sakit. " Reno tak menjawab dan hanya memandangi wajah sang gadis yang akhir-akhir ini menciptakan semangat hidupnya. Sentuhan Vera begitu lembut saat mengobati Reno, menambah kenyamanan pada Reno saat ini. Sekarang Reno rela mendapat amarah dari ayahnya tiap hari agar diperlakukan seperti ini oleh Vera.
Tatapan Reno terkunci pada bibir Vera. Sedikit bengkak karena perbuatan Sarga sebelumnya, bahkan terdapat luka di bagian ujung bibirnya. Tangan Reno terangkat, membawa jemarinya mengusap lembut bibir merah Vera. Dirinya mendengus, kesal ketika mengingat momen sang gadis dicium lelaki lain. Dirinya tak henti menatap bibir Vera, menahan keinginannya yang menggebu dalam dirinya. Vera juga tak merasa terganggu dan fokus pada luka bengkak pada badan Reno.
"Can i clean your lips? "
"It's already clean. "
KAMU SEDANG MEMBACA
VERENO
Romance"Lo gak ganti baju? seragam lo basah semua gitu" "Daritadi gue ngurusin lo. Mana sempet" "Beha lo ngejeplak" "RENO BNGSAT"