chapter ten

464 44 3
                                    

"Maaf ya, Vera sayang.. " Ucap ayah Vera di sela suapannya. Pasalnya, malam ini ayah Vera mengatakan bahwa dirinya akan pergi keluar kota untuk mengisi acara seminar. Bukan untuk yang pertama kalinya, Vera hanya mengangguk santai.

"Ajak aja temen kamu nginep. Nanti ayah tinggalin satu kartu ayah buat kalian. "

Bahkan bukan Ceca ataupun Sekar yang muncul di kepalanya, tetapi lelaki yang sudah dua kali menginap dirumahnya. Vera menggeleng ketika ingatannya kemarin muncul lagi. Reno sialan.

Selesai makan malam, Vera kembali ke kamar dan membaringkan badan di ranjang empuknya sebelum akhirnya mengambil ponsel untuk mengisi waktu malam ini.

Ia tediam menatap notifikasi dari Sarga. Setelah apa yang Sarga lakukan padanya, baru kali ini Sarga mulai menghubunginya lagi.

Vera mendengus pelan, ia berfikir bahwa kejadian kemarin bukan hanya kesalahan Sarga, dimana ia juga menikmati ciumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vera mendengus pelan, ia berfikir bahwa kejadian kemarin bukan hanya kesalahan Sarga, dimana ia juga menikmati ciumannya. Tetapi ketika Sarga menolak tolakannya, hal itu bukan lagi kesalahan keduanya.

Bingung mencari jawaban yang tepat, Vera hanya menjawab dengan singkat bahwa ia telah memaafkannya.

---

"Anjir Ver. Kok bisa dapet sembilan tiga sih?. " Sore ini Bu Tri membagikan langsung hasil quis yang baru saja kita kerjakan tadi pagi. Ceca dan Sekar heran bagaimana bisa sahabat tolol mereka ini mendapat nilai tinggi ketika mereka berdua tak memberikan contekan?.

Sedangkan Vera hanya melamun memikirkan Reno yang tak ia lihat sejak pagi ini. Apa yang terjadi?.

"Vera? lo dicariin kak Sarga" ucap seorang murid menyadarkan Vera dari lamunannya. Vera mengangguk menanggapi. Sebenarnya ia sedikit ragu, tetapi jika menolak panggilannya, masalahnya malah jadi berabe.

Lima menit lagi istirahat berakhir, lorong kelas sudah mulai sepi dan Vera melangkahkan kakinya keluar kelas mendapati Sarga yang senderan menatap ponsel. "Kak."

Sarga menoleh dan langsung memasukkan ponselnya pada kantong celana. "Ver, how's your day? " Basa basi, Sarga melemparkan senyuman manisnya. Sebenarnya pemandangan Sarga yang tersenyum dan berbicara lembut sangat jarang terjadi. Vera malah merasa awkward dengan keadaan ini.

"great. Ada apa kak? "

"just another apologize. Gak sreg rasanya kalau minta maaf dari chat. cupu" Ia terkekeh dengan kalimatnya sendiri. Vera mengangguk, ia tak sanggup membalas tatapan Sarga.

"Iya, udah gue maafin kak. " Vera tak henti memandang kakinya yang tak bisa diam menanggapi kecanggungan ini.

"Tapi bukan itu doang, Ver. " Vera mengangkat pandangannya mendengar suara Sarga yang berubah serius. Seakan paham dengan ekspresi Vera, Sarga menarik lengan gadis itu mendekatinya. Ia menghela napasnya dan memijat pelipisnya pelan.

VERENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang