Napas Vera tercekat dikala merasakan tangan Reno mengelus area sensitifnya dari luar dalaman. Ingin menarik tangannya keluar, namun rasanya terlalu enak untuk menolak.
"eumhn.. Ren.. "
Tepat setelah desahan tertahan Vera keluar, Reno menarik tangannya dari celana gadis itu, membuat Vera mendengus kecewa. Lelaki itu tersenyum.
"Kenapa? Kan katanya gak mau? " Vera terdiam, ia malu karena faktanya ia sekarang menginginkannya. Rasanya area kewanitaannya berkedut meminta untuk dimanja. Melupakan harga dirinya, ia mulai memasang muka melas.
"too late, you already touched it. " Mukanya kesal, namun matanya sedikit sayu dan sensual, terlihat haus akan sentuhan. Reno mengangkat sebelah alisnya, ingin sekali menggoda Vera yang sudah terpancing dan menjadi horny.
"So? what do you want? "
"Pegang lagi.. " Ucap Vera malu-malu.
"Pegang apa? " Rasanya harga dirinya seperti diinjak-injak dan dipermainkan, namun ia tak peduli, ia hanya ingin merasakan belaian Reno kembali.
"My wet p**sy.. " Reno menelan salivanya susah payah mendengar suara menggoda Vera. Rasanya ia dapat c*m hanya dengan mendengar suara lembut itu. Tak ingin bermain-main lagi, sekarang rasanya lelaki itu yang haus akan tubuh indah Vera.
Reno menyelipkan jarinya ke vagina Vera, menggosoknya ke atas dan ke bawah lalu bergerak memutar. Desahan kecil gadis itu mulai terdengar yang membuat Reno menggila. Suaranya terdengar manis, dan dia ingin mendengar lebih.
Reno menarik badan Vera sampai menempel sempurna pada tubuh kekar Reno. "Spread your legs." Perintah Reno pelan.
Vera tentu melakukan apa yang Reno perintah. Ia membuka kakinya lebih lebar dan membiarkan lelaki itu mengambil alih tubuhnya.
she look helpless, dan menurut Reno ia terlihat tambah cantik seperti ini. Nafas Reno terdengar bergetar setelah menatap wajah Vera. Mulut gadis itu menganga, serta matanya yang terpejam nikmat. Oh, this could be the death of him.
"Seenak itu sampai gak bisa ngomong? "
Tanpa menunggu lebih lama, Reno menenggelamkan jari tengahnya, membuat sang empu merinding hingga bergetar. Reno mengelus mengecup pelipis basah Vera, mencoba membuat tubuh Vera lebih rileks.
Reno mulai menggerakkan jarinya keluar dan kedalam dengan pelan, sementara jari jempolnya bergerak memutar pada klitoris Vera.
"hah-" Erangan kecil yang gadis itu keluarkan terdengar seperti dukungan untuk melakukan lebih bagi Reno. Ia mulai memasukkan jari kedua dan erangan yang lebih keras kembali terdengar.
Gerakan Reno bertambah cepat dan lebih dalam dari sebelumnya. Ia dapat melihat dada polos Vera bergerak mengikuti tempo gerakannya dari dalam baju Vera. Ia pun tak kuasa dan mengeluarkan erangan seakan ia yang sedang dipuasi. Dalam hitungan beberapa menit, tubuh Vera bergetar dan mengeluarkan cairan bening pada jari Reno.
Sadar sang gadis telah mengeluarkan cairannya untuk pertama kali, Reno bangkit sebelum menempatkan kepalanya di antara paha Vera, mengecup bibir basah itu dan siap menikmati hasil permainannya.
"Goodjob, pretty. "
.
.
.Vera terbangun dari tidur pulasnya. Menghadap ke kiri, dan tak menemukan apapun disana. Reno sudah pulang entah sejak kapan. Terbayang kembali kejadian semalam, ia menenggelamkan wajahnya pada bantal tebalnya malu, ia berteriak disana.
"Nanti gue gimana natepnya.. " Ucapnya pada angin. Semalam ia benar-benar lemas setelah keluar kedua kalinya karena pergerakan organ tak bertulang milik Reno di bibir bagian bawahnya. Sehingga Reno dengan senang hati membantunya membersihkan diri serta mengganti sprei Vera. Setelahnya Vera ingat Reno membantunya untuk tidur dengan mengelus lembut punggung Vera, hingga ia terlelap dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERENO
Romance"Lo gak ganti baju? seragam lo basah semua gitu" "Daritadi gue ngurusin lo. Mana sempet" "Beha lo ngejeplak" "RENO BNGSAT"