DISCLAIMER:
TANDAIN KALAU ADA KESALAHAN YA, KALAU MAU KASIH SARAN JUGA BOLEH
.
.
.Reno menarik tangan mungil Vera lagi dan menempelkannya di luka perutnya. Vera pun tidak menolak, ia elus lembut perut keras Reno, membuat Reno menahan napas sembari merapatkan pejaman matanya.
Elusan lembut Vera berpindah pada dada bidang nan keras Reno, terdapat lebam berwarna biru kehitaman disana.
"I hate you, Ren. "
"I love you more, Ver. "
Vera berdesis menatap luka di dada Reno. Pasti perih sekali rasanya, apa lagi Reno menerima luka ini dari ayahnya sendiri. Berbeda dengan Reno yang napasnya sudah mulai menderu.
"Duduk. Gue obatin. " Vera menarik tangannya menjauhi Reno, berjalan mengambil kotak obat di atas lemari. Reno patuh, ia mendudukkan dirinya di atas kasur empuk bernuansa abu-putih Vera. Aroma sang gadis memang sudah tercium sejak ia memasuki kamar Vera, namun duduk di kasur Vera rasanya tercium sepuluh kali lipat lebih pekat dan memabukkan Reno.
"Geez, this girl. " Ucap Reno sembari menghirup dalam selimut tebal Vera. Selain harum perfume Vera, rasanya ada aroma 'khas' dari sang gadis yang membuat Reno candu.
"Bisa duduk yang bener? mau di obatin gak sih? "
Reno terkekeh, Vera jadi serba marah-marah sejak menegetahui masa lalu kelam Reno. Gemas melihat Vera mengomel kesal.
Vera mulai mengobati leluka di badan Reno. Lengan atas, perut, dada, hingga tempat sensitif seperti yang saat ini Vera sedang obati. Paha Reno.
"Sss.. ah.. "
"Bisa gak sih gak usah desah? " Vera geram. Ia merasa seperti perempuan genit yang menyentuh nakal laki-laki yang bahkan bukan pacarnya. Reno hanya terkekeh.
"Kan sakit. "
"Dari tadi lo gak desah, ya! sengaja banget sih. " Vera kembali mengobati paha bagian dalam Reno, kali ini lebih hati-hati.
"ngh.. "
"Reno!! " Vera kembali kesal mendengar desahan tertahan Reno.
"I can't help it! i love your touches.. there.."
Muka Reno memerah, ia memang tidak bisa menahan desahannya. Padahal sentuhan yang diberi Vera tidak vulgar sama sekali. Bahkan jauh dari bagian sensitif Reno. Hanya kapasnya yang menyentuh kulit Reno. Tetapi Reno tak kuasa menahan gairahnya, ia rindu disentuh Vera.
"Yaudah, obatin aja sendiri. " Vera melempar kapasnya ke atas paha Reno, bangkit dari duduknya dan hendak meninggalkan lelaki itu.
"No, please Vera.. touch me more.. "
Matanya sayu, menarik lengan Vera. Tak ingin ditinggal gadis dengan baju piyama kuning itu.
Mata Vera terbuka kaget. Dari mana keberanian itu datang dan meminta Vera untuk menyentuhnya?.
"Ren. You better go ho-"
"Gakk.. gamau pulangg.. mau sama kamu ajaa"
Reno merengek dan menarik Vera untuk memeluk perut gadis itu. Dengan posisi Reno yang masih terduduk, Reno dapat menenggelamkan wajahnya di dada Vera. Menemukan titik yang nyaman.
"Reno! "
Reno menggeleng di dada Vera. Mengeratkan kuncian tangannya memeluk perut sang gadis.
Rasanya Vera melemah, ia ingin memeluk Reno balik. Tetapi fakta bahwa Reno masih merahasiakan sesuatu darinya masih tak bisa Vera terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERENO
Romance"Lo gak ganti baju? seragam lo basah semua gitu" "Daritadi gue ngurusin lo. Mana sempet" "Beha lo ngejeplak" "RENO BNGSAT"