chapt twelve

439 44 1
                                    

Sudah seminggu Reno sengaja menghindari Vera, tetapi dia sendiri yang tersiksa. Walaupun tak hadir disetiap mata pelajaran, Reno tetap masuk sekolah agar dapat mengobati rasa rindunya.

"Aaah anjing! " Reno menggusar rambutnya frustasi. Lagi-lagi Sarga menempeli Vera. Terlihat jelas dari atap gedung, dimana Reno berada. Sarga dengan jahilnya merangkul pundak sempit Vera, membuat gadis itu mendorong Sarga kesal.

"Caper banget bangsat. "

Dengan langkah besarnya, Reno meninggalkan atap gedung untuk menghindari pemandangan menyakitkan itu.

"Sinii buruan"

"Apaan sih kak? gamau! " Vera terus menarik tubuhnya berlawanan arah dari tarikan Sarga.

"Ikut atau aku kish? " Dengan menyebalkannya Sarga memasang wajah sok imut yang membuat Vera mual. Karena lelah, akhirnya Vera mengikuti tarikan Sarga.

Ingat warung ilegal belakang sekolah? kesitulah Sarga membawa Vera pergi. Untungnya sudah ada banyak tumpukan meja dan kursi di sana, jadi tak perlu digendong oleh Sarga seperti sebelumnya.

"HAI VERA" Sapa Zafran heboh. Sedangkan Kevin hanya mengangkat alisnya sekilas.

"Kak Rizky mana? " pertanyaan itu sebenarnya hanya basa-basi, Vera tak terlalu peduli.

"Lagi ada masalah dia, sama Pak Anwar. Kenapa? " Jawab Kevin, Sarga yang juga penasaran dengan pertanyaan tiba-tiba  menatap Vera. Gerakannya yang ingin menghisap rokoknya terhenti.

"Nanya doang. Kalian biasanya nempel mulu" Vera yang tak peduli menduduki kursi plastik yang kosong. Ia tak sadar tatapan Sarga yang tak putus dari Vera.

"Kenapa lo sama Rizky? suka? " Sarga sungguh merasa aneh dengan hal ini. Ia merasa ada yang mengganjal diantara sahabat dan gadis kesayangannya.

Kevin dan Zafran mengangkat pandanganya kepada Sarga yang bahkan tak lagi tertarik dengan rokok di genggamannya. Ia lebih memilih meletakkannya lagi dan jongkok di depan kaki Vera.

"Jawab." Vera tentu heran, ia sudah menjelaskan alasannya tentang pertanyaan singkatnya. Tetapi mengapa reaksi Sarga berlebihan?.

"jawab anjing. " Dahi Vera mengkerut. Separah itukah? Sarga tak pernah berkata kasar pada Vera. Bahkan sebisa mungkin saat dirinya berada di dekat Vera, ia lebih memilih kata-kata yang baik.

"Ga. Lo kenapa? Vera cuman nanya doang anjir. " Kevin menegakkan badannya, jaga-jaga jika Sarga melakukan sesuatu.

"Pacar juga bukan, udah over protective aja lo. " Ucap Zafran yang masih terbaring malas di kursi panjang warung, tetapi matanya sigap menatap sahabatnya yang bisa beraksi kapanpun.

"Gue gak nanya kalian bangsat!

Ver, jawab. " Tangannya mencekram lutut Vera yang masih terbungkus seragam dengan kencang.

"Gak ada maksud apa pun kak. Aku cuma basa-basi. "

Hening. Tak ada jawaban dari Sarga. Ia hanya menatap lurus mata Vera dengan tajam. Seakan mencari kebenaran di dalamnya, Sebelum akhirnya Sarga bangkit dan menghembuskan napasnya.

"Jangan deket-deket sama Rizky lagi. Reno udah gue singkirin jangan malah Rizky yang ganggu kita. " Ucap Sarga sebelum membaringkan kepalanya di paha Vera.

Suasana menjadi hening dan canggung bagi Zafran, Kevin, dan Vera. Tiba-tiba Zafran terkekeh seperti orang bodoh.

"Gue punya tebak-tebakan" Ucapnya lalu mendudukkan badannya. Ia ingin mengembalikan suasana yang ada sebelum Sarga emosi.

"Coba" Tantang Kevin, sedangkan Sarga tak tertarik sama sekali dan memilih untuk tidur di pangkuan Vera.

" Organ, organ apa yang lambung- GOBLOK ENGGA GITU"

VERENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang