Wonsik ingin menuju dapur kantor. Tapi urungkan setelah ia mendengar bisik-bisik para office boy dan office girl sedang membicarakan putranya.
' Kenapa tidak jujur saja pada Tuan Wonsik? '
' Aku takut Mr.RM marah, aku masih ingin bekerja '
' Tuan Wonsik pasti menjamin keamananmu '
' Aku kan bekerja di sini, bukan di kantor Tuan Wonsik '
Jujur saja Wonsik terusik dengan percakapan mereka. Apa yang terjadi pada Namjoon ? Apa yang akan membuatnya marah ?
" Ada apa ini ? Apa yang kalian bicarakan ? "
Wonsik tiba-tiba masuk mengejutkan mereka.
" Sa- sajangnim..." Kata salah seorang office girl terkejut.
" Ada apa ? Kenapa kalian menatapku begitu ? " Tanya Wonsik.
Bukannya menjawab, mereka justru menggerutu berbisik dan saling dorong untuk berani bicara.
" Ada apa ? Apa ada masalah ? Katakan padaku, jangan kalian takut karena Namjoon. Jika Namjoon berbuat salah, katakan saja ! Aku akan menghargai kalian karena mau jujur..." Kata Wonsik.
" Sa- sajangnim... Se- sebenarnya... emm..." Akhirnya dengan terbata dan rasa takut seorang office girl mulai bicara.
Wonsik menatap tajam karyawannya itu.
" Cepat katakan ! " Titah Wonsik masih lembut.
" Mr. RM... Dia ... " Kata office girl itu memberanikan diri.
" Katakan cepat ! Ada apa dengan Namjoon ?!" Kata Wonsik sedikit membentak.
" TADI MALAM TUAN RM DAN SEKRETARISNYA... MEREKA..."
Dengan nada cepat terengah, akhirnya office girl itu menceritakan apa yang ia dengar semalam saat di depan pintu ruangan Namjoon.
🐨🐨🐨🐨🐨🐨
" Jangan seenaknya menyimpulkan, yang dilihat belum tentu benar. Yang di dengar juga belum pasti itu yang terjadi ... " Kata Namjoon.
Dia baru saja menjalani introgasi dadakan - tidak, apa kata yang tepat untuk menggambarkannya?
Lagi-lagi Namjoon meletakkan ponselnya sembarangan. Dan saat ponselnya berbunyi, Seokjin tidak sengaja melihat wallpaper ponselnya yang lupa belum ia ganti.
" Foto itu bukan Jimin, tapi adik kembar Jimin. Namanya Chimmy, lihat baik-baik... mereka hanya bisa di bedakan lewat rambutnya. Jimin itu sifatnya agak tomboy, rambutnya pendek. Dan Chimmy, dia manis dan suka memanjangkan rambutnya..." Kata Namjoon mengingat Chimmy dulu.
" Kau merindukannya? Maksudku... merindukan Chimmy? " Tanya Seokjin iba.
" Entahlah, aku sendiri bingung dengan hatiku..." Jawab Namjoon.
Namjoon masih ragu dengan perasaannya, setelah Chimmy tiada Namjoon pikir ia akan bersedih seperti pujangga di luar sana yang merana ditinggalkan kekasih. Tapi nyatanya, Namjoon tidak merasakan apapun. Mungkin dia sedih, tapi itu hanya saat awalan saja. Bahkan keesokan harinya, dia menjalani kehidupannya seperti tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Kim past (NAMJIN)
बेतरतीबWalau takdir merenggut ingatanku dariku tapi namamu, abadi di hatiku. ~ Kim Namjoon