Chapter 23

232 12 6
                                    

Rae Won membuka matanya tatkala ia memimpikan masa lalunya. Ini semua salahnya. Dia merasa hidup ini adalah karma.

Dulu, dia sempat terlena dan berpaling dari istrinya. Sekarang dia harus kehilangan istri keduanya.

Dulu, dia terlalu cemburu pada anak semata wayangnya. Sekarang, anak itu pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Dulu, dia memisahkan ibu dari anaknya. Sekarang Tuhan sendiri yang menghukumnya dengan mengambil satu-satunya harta berharganya juga istri keduanya di vonis mandul, pada akhirnya ia tak mendapat apa-apa...

Rae Won bahkan tak memiliki pewaris untuk meneruskan rumah sakitnya.

Hidupnya bagai penebusan dosa.

Dunia ini seperti siksaan untuknya, di tengah gemerlap dan huru-hara, dirinya justru kesepian dan merana.

Tidak !

Bukan dunia yang salah, tapi memang dirinya yang terlalu sombong membenarkan diri sendiri seakan dirinya yang paling tersakiti.

Tempatnya sudah benar, bumi yang ia pijaki ini sudah sempurna penciptaannya oleh Tuhan. Hanya saja, orangnya salah.

Dia kemudian membuka laci nakas paling bawah. Diam-diam dia masih menyimpan foto pernikahannya dengan Tae Hee.

Aneh memang, dia bahkan tidak memanjang foto mendiang istri keduanya.

Atau mungkin, karena Tae Hee lah harapan satu-satunya.

" Mianhae...Jinjja mianhae... "

Hanya kata itu yang bisa lolos dari mulutnya. Dia seakan sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

🐨🐨🐨🐨🐨🐨🐨

KNJ Corporation...

Hari ini, setelah ulang tahun Namjoon kemarin. Semua sudah berjalan dengan baik. Beberapa karyawan juga sudah meminta maaf pada Seokjin tentang kesalahpahaman tentang hubungannya dengan Namjoon.

Semua mulai berjalan seperti biasa. Tak ada kendala sejauh ini masih baik-baik saja.

" Seokjin- "

Seseorang membuyarkan lamunan Seokjin tatkala dirinya sedang sejenak menenangkan diri.

Rupanya Namjoon menemuinya.

Yah, Namjoon...

Orang ini punya tempat berbeda di hati Seokjin. Entah, apa karena dia begitu mirip dengan sahabatnya dulu ? Atau karena Seokjin memang sudah nyaman dengan Namjoon dan melupakan Namu nya ? Apakah Namjoon hanya pelariannya saja ? Bolehkah ia anggap bahwa Namjoon adalah koya kesayangannya ?

Tidak ! Mereka jelas berbeda !

Bagaimana mungkin disamakan ? Seperti berbeda tubuh tapi satu jiwa.

" Aku ingin meminta berkas akumulasi kredit dan debit. Bukankah ada padamu ? Aku menemui bendahara tapi ia tak memegangnya. Hanya uangnya saja. Datanya ada padamu. " kata Namjoon.

Saat Namjoon bicara pun, Seokjin merasa bahwa ia sedang mendengarkan suara Namu. Apakah suara Namu seindah ini ? Seserak ini ? Atau lebih indah dari ini ?

Ini salah...

Perasaannya salah...

Ada apa dengannya ?

Mr Kim past (NAMJIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang