Setelah kantor tutup, Yoongi dan Jimin akhirnya pulang ke rumah mewah Yoongi.
" Ah, lelahnya hari ini. Padahal di kantor hanya duduk di depan komputer. " Kata Yoongi.
" Kita lelah karena perjalanan, " Kata Jimin.
" Tapi aku mengendarai mobil, aku tidak jalan kaki ... " Kata Yoongi.
" Ah, kau ini suka sekali menyela orang ... " Kata Jimin.
" Ku rasa karena pikiranku yang lelah. " Kata Yoongi.
" Kau tidak langsung ke kamarmu ? " Tanya Jimin.
" Malas ... " Kata Yoongi sambil merebahkan diri ke sofa.
Baginya kasur adalah tempat paling nyaman, tapi karena kelelahan dia jadi enggan melangkah ke kamarnya yang berada di lantai atas. Rasanya tenaga sudah habis jika harus berjalan menaiki tangga.
" Tuan, bolehkah aku ke kamar ? " Tanya Jimin meminta izin.
Sebenarnya ia sangat lelah, tapi bagaimana bisa ia tinggalkan atasannya tidur di sofa dan dirinya malah tidur enak di dalam kamar.
" Kau temani ibumu saja, istirahatlah. " Kata Yoongi.
Akhirnya, Jimin berlalu ke kamarnya.
🐨🐨🐨🐨🐨🐨
Setelah Namjoon menjelaskan semua pada Taehee, barulah ibu angkat Seokjin itu bisa tenang.
" Kau sudah berjanji untuk menjaganya, kau akan bertanggung jawab kan ? " Tanya Taehee.
" Tentu aku akan menjaganya, " Kata Namjoon meyakinkan Taehee.
Taehee kemudian menggenggam tangan Namjoon dan menyatukannya pada Seokjin.
Namjoon dan Seokjin merasa canggung.
" Eomma, ada apa ? " Tanya Seokjin.
" Dulu, Eomma masih ragu ... dan Eomma merasa bersalah karena tidak merestui kalian, sampai akhirnya Koya hilang dari kita Seokjin. Tapi sekarang Koya kembali, dan sekarang Eomma tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Eomma merestui kalian, apapun yang kalian lakukan, lakukanlah, kebahagiaan kalian lebih penting dari apapun. " Kata Taehee.
Namjoon menyerngitkan kening, dia bingung apakah Taehee benar-benar depresi ? Tapi cara bicaranya seperti orang normal. Namjoon tak bisa membayangkan jika Taehee kemudian sembuh dan mengetahui fakta bahwa dia bukanlah Koya, dan semua hanya sandiwara, apakah Taehee akan baik-baik saja ? Atau apakah Taehee akan membencinya ?
" Eomma, sebenarnya dia bukan Koya, dia - " Kata Seokjin mencoba pelan-pelan menyadarkan Taehee.
" Iya, Eomma tahu. Kau memanggilnya siapa ? Oh, ya Namu ! " Kata Taehee.
Siapa lagi itu Namu ? Namjoon bertanya-tanya.
" Dia Tuan RM, dia bukan - " Kata Seokjin terpotong.
" RM ? Itu panggilan kesayangan barumu ya ? Apa artinya ? Kenapa memilih itu ? " Tanya Taehee tersenyum girang.
Namjoon dan Seokjin saling tatap, dan Namjoon bisa melihat ada binar kesedihan di mata Seokjin.
" Eomma, itu memang namanya. Dia bukan ..." Kata Seokjin lagi-lagi terpotong.
Namun, bukan Taehee yang menyelanya melainkan Namjoon. Namjoon menyuruhnya untuk diam. Mengisyaratkan untuk sedikit lebih bersabar, mungkin mereka harus menunggu waktu yang tepat. Walaupun bagi Namjoon tidak ada waktu yang tepat, kecuali kita sendiri yang menciptakan. Setelah melihat Taehee rasanya ia ingin melanggar prinsip itu, karena tak tega pada Taehee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Kim past (NAMJIN)
RandomWalau takdir merenggut ingatanku dariku tapi namamu, abadi di hatiku. ~ Kim Namjoon