Airport

299 36 1
                                    

Dua orang kakak beradik tengah sibuk mengangkat koper kedalam mobil. Mungkin lebih tepatnya, hanya kakaknya saja yang sibuk. Sedangkan sang adik hanya mengamati saja tanpa membantunya.

"Kakak cepatlah"

"Dari pada kau menyuruhku untuk cepat-cepat lebih baik kau membantuku memindahkan semua koper ini ke mobil!!" dumel Lisa sembari mengangkat koper kedalam mobil.

Kenapa adiknya itu membawa banyak sekali barang dari rumah?. Sepertinya Chiquita benar-benar akan pindah rumah ke desa itu.

"Chiquita bantu kakak mu memindahkan koper itu" mendengar perkataan ibunya mau tak mau Chiquita harus melakukan perintah tersebut. Ia menyeret kakinya malas mendekati kakaknya.

"Kalian sudah siap?. Kalau begitu ayo kita berangkat ke bandara" Lisa dan Chiquita masuk kedalam mobil mengikuti perkataan ayahnya. Lalu mereka berempat pun pergi menuju bandara.

ᏐᏐᏐ

Tak berselang lama mereka tiba di bandara. Di sana sudah terdapat para teman-teman mereka yang sedang menunggu.

"Kalian berhati-hatilah dalam perjalanan. Jaga sikap kalian selama di sana mengerti?" nasihat ibu.

"Benar apa yang mama kalian katakan. Jangan membuat masalah!. Dan untukmu gadis kecil, turuti apa yang kakakmu katakan, mengerti?" peringat ayah mereka.

Chiquita tampak menghembuskan nafasnya pelan kemudian mengangguk malas. Kedua gadis berponi itu pun memeluk orang tuanya satu persatu dan menghampiri teman-tamannya yang sudah menunggu.

"Kenapa kalian lama sekali? Kami sudah lama menunggu" omel Rora pada kedua kakak beradik itu.

"Tanyakan saja pada temanmu itu" Lisa melirik adiknya sinis.

"Baiklah kita semua sudah berkumpul bukan, kalau begitu mari kita bersiap-siap, 10 menit lagi pesawat akan take off" Hyunsuk memberi aba-aba.

Di saat mereka tengah berjalan, salah satu diantara mereka berhenti.

"Kau kenapa Rami?. Ada masalah?" Ahyeon bertanya melihat perilaku Rami yang terlihat seperti seseorang yang sedang menahan sesuatu.

"Kalian pergi terlebih dahulu saja. Aku harus pergi ke toilet sebentar. Ahyeon aku titip koper dan tasku" Ahyeon mengangguk mengerti. Dengan terburu-buru Rami pergi ke toilet karena ia sudah tidak tahan lagi.

ᏐᏐᏐ

Rami pun masuk kedalam toilet wanita. Rami melihat salah satu bilik toilet itu sedang diperbaiki. Jadi gadis itu memutuskan untuk memakai toilet disebelahnya.

Saat Rami sedang melakukan kewajibannya. Entah mengapa atmosfer di toilet itu menjadi berubah dan membuat tubuhnya meremang.

"Don't go there" bisikan halus itu terdengar dengan sangat jelas ditelinganya.

Seketika tubuh Rami menegang. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Pikirannya sudah dipenuhi oleh hal-hal negatif.

Tapi Rami mencoba tenang dan menghapus pikiran negatif di kepalanya. Ia yakin, itu pasti perbuatan seseorang di bilik sebelahnya sedang usil dan mencoba menjahilinya.

Rami tersentak karena mendengar dinding kamar mandi sebelah kiri yang sedang ia gunakan diketuk dengan sangat keras.

Rami pun keluar dari bilik tersebut. Keadaan di toilet sangat lah sepi. Ia menolehkan kepalanya dan terkejut bukan main saat melihat bilik disebelahnya tengah diperbaiki. Kenapa ia bisa lupa akan hal itu?.

"Halo, apakah ada orang didalam?" tidak ada yang menjawab. Rami mengulangi kalimatnya mencoba memastikan lagi.

"Hei. Ada orang didalam?" nihil tidak ada tanda-tanda orang akan menjawab pertanyaannya. Rami menelan ludahnya dengan susah payah.

Dengan memberanikan diri Rami mencoba untuk membuka pintu kamar mandi itu. Dan setelah dibuka seketika kaki Rami melemas. Tidak ada orang satu pun didalamnya. Gadis itu yakin, seseorang yang mengetuk dinding kamar mandi nya ada di bilik ini. Ia menoleh ke sekelilingnya mencoba memastikan.

"Dengarkan aku gadis cantik"

Suara itu muncul kembali. Rami mulai bergetar ketakutan.

"Jangan pergi ke sana atau-"

"Halo, siapa itu. Apa disini ada orang?. Perlihatkan dirimu" ia memotong ucapan sosok itu dengan wajah takut juga bibir yang bergetar.

"SUDAH KU BILANG JANGAN PERGI KE SANA!!" makhluk yang ia tak tau apa itu membentak nya dengan suara yang nyaring sehingga membuat Rami menutup kedua telinganya. Ia menangis sesenggukan.

Rami bisa melihat sosok yang ternyata perempuan itu mulai merangkak mendekatinya. Tubuh perempuan itu sangat lah kurus hingga tulang-tulangnya bisa tercetak dengan jelas di tubuhnya.

Rambut yang panjang menutupi wajah tirusnya, jari-jari tangan perempuan itu pun tak kalah panjangnya dan juga mempunyai kuku yang tajam, mata wanita itu merah dengan gigi runcing juga bibir yang menyeringai tajam. Wanita itu menatap bengis kearah Rami.

Tau dirinya dalam keadaan bahaya, Rami dengan tubuh bergetarnya berdiri dengan sempoyongan menggapai handle pintu toilet kemudian berlari sekencang-kencangnya untuk kembali menemui teman-temannya.

ᏐᏐᏐ

Rami menghampiri para teman-temannya yang sudah menunggu.

"Kau baik-baik saja Rami?" Lisa bertanya karena melihat Rami yang terlihat baru saja habis menangis. Pertanyaan Lisa mengundang perhatian dari mereka semua. Sontak mereka menatap ke arah Rami.

"Kau menangis Rami?" tanya Chiquita melihat ada bekas air mata di pipi Rami.

"Uh um, aku tidak apa-apa. Tadi ada serangga yang masuk kedalam mataku" elaknya mencoba menutupi kebohongannya.

"Are you sure?" Rora memastikan.

"Yeah I'm sure" balas Rami sembari tersenyum. Berusaha menenangkan teman-temannya.

Tidak mungkin bukan Rami menceritakan apa yang baru saja dirinya alami saat di toilet tadi. Bisa-bisa liburan yang mereka susun gagal dan teman-temannya pasti akan kecewa. Jadi ia memilih untuk tidak menceritakan hal tersebut kepada mereka.

Ya memang benar. Rami termasuk orang yang sensitif dengan sesuatu hal yang berbau mistis. Oleh karena itu ia sangat peka daripada teman-temannya yang lain. Rami berharap mereka semua diberi perlindungan dan semoga tidak terjadi hal-hal buruk yang akan menimpa mereka.

6 Juli 2023

Note:

Kurang serem ya?. Sebenarnya aku ga mau buat yang terlalu seram juga sih. Dari awal pengen buat cerita horor yang ada komedinya. Jadi maaf kalo ga sesuai ekspektasi kalian. Kalo ad hal yang pengen disampein komen aja. Hope u guys like it.

Cannibal Village In The Forest [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang