Escape

170 20 3
                                    

Seorang pria bertubuh kurus berdiri tak jauh dari tempat mereka. Memergoki mereka yang bersiap melarikan diri. Tubuh mereka sama-sama menegang saat tatapan mereka bertiga bersibobrok dengan pria kanibal itu

Tak lama kemudian pria itu berteriak dengan keras. Membangunkan para penduduk yang kekenyangan akibat berpesta daging. Kepala suku tersentak dan bangun dari tidurnya. Merasa posisi mereka terpojok. Jeongwoo, Hyunsuk, Chiquita, dan Ahyeon keluar dari persembunyian.

Satu persatu penduduk desa mulai memiliki kesadaran kembali. kemudian menatap mereka semua dengan tajam. Langsung saja aksi baku hantam pun terjadi.

Haruto melemparkan tombak ke arah mereka yang ingin mendekat. Tentu saja hal tersebut membuat mereka murka. Mereka membalas secara brutal.

Jeongwoo menahan serangan yang hampir mengenai Rora dengan sebilah bambu. Chiquita memukul para penduduk dengan tongkat ditangannya dengan semangat berapi-api. Ia melampiaskan segala emosinya melalui pukulan. Gadis berponi itu masih fokus dengan apa yang sedang dilakukannya. Tanpa menyadari bahaya yang akan terjadi padanya.

"CANNY AWAS!!"

Teriakan Ahyeon membuat Chiquita tersentak.

"BUGH"

Pria itu tumbang karena Lisa memukulnya dengan keras hingga kepalanya mengeluarkan darah. Chiquita membalikan tubuhnya dan menatap Lisa.

"Fokus"

Chiquita mengangguk dan kembali pada tugasnya menghabisi hama-hama menjijikan.

Sudah lewat 45 menit mereka melakukan aksi buku hantam itu. Tenaga mereka mulai berkurang. Akan tetapi para penduduk itu tidak. Entah bagaimana energi mereka seperti tidak ada habisnya. Chiquita mulai kewalahan dengan serangan yang bertubi-tubi. Begitu juga Ahyeon yang berada di sayap kanan. Energi mereka hampir habis.

"Sebaiknya kita lari dari sini. Jika melawan percuma saja. Mereka kuat sekali"

Lisa dan yang lainnya menyetujui perkataan Hyunsuk. Mereka mulai berlari saat serangan penduduk mulai lengah.

Berlari di tengah hutan belantara yang gelap. Suara talapak kaki saling berkejaran mengisi sunyinya hutan bersama nyanyian para serangga malam.

"Jangan lari kalian!"

Suara milik kepala suku menggelegar marah. Para penduduk pun ikut melempari mereka dengan tombaknya yang panjang dan runcing.

Haruto menghindar saat salah satu orang itu melempari tombak kearahnya. Begitu pula dengan Lisa yang hampir terkena tusukan dari tombak yang dilemparkan oleh salah satu penduduk. Mereka harus ekstra hati-hati agar tidak terkena tombak.

Hari sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari kira-kira. Dan aksi kejar-kejaran masih berlanjut. Juga stamina mereka yang semakin berkurang.

"Lisa, kita harus keman" Pertanyaan Hyunsuk terlontar dari bibirnya yang ngos-ngosan. Lisa berpikir dengan cepat mencari solusi yang tepat.

"Kita kearah kiri" Titahnya dan dituruti oleh yang lain.

Namun sayang sekali keputusan tersebut sangat tidak tepat. Karena bukannya mendapatkan jalan ke luar, mereka malah mendapatkan jurang yang sangat dalam dengan sungai di bawahnya.

"Dasar bodoh" Cemoohan itu keluar dari mulut kepala suku dan disambut gelak tawa penduduk kanibal. Chiquita dan yang lainnya membalikkan tubuh melihat para penduduk sudah mengepung mereka.

"Sekarang kemana kalian akan pergi babi kecil?"

Benar-Benar sial sekali. Posisi mereka jadi serba salah sekarang. Ingin maju tidak bisa, ingin mundur pun tidak bisa. Jika mereka maju, mereka harus menghadapi penduduk itu lagi. Yang mana itu akan semakin menguras tenaga mereka. Jika mundur mereka akan jatuh turun ke jurang dan say goodbye to the world.

Panik melanda, mereka bingung harus bagaimana. Sementara itu para penduduk mulai berjalan mendekat kearah mereka.

Kerikil-kerikil mulai berjatuhan karena tak sanggup menahan bobot mereka bertujuh.

"Serahkan diri kalian sekarang juga!" Kepala suku itu berkata tegas dengan tatapan tajam.

"Bagaimana ini sekarang? Kita terpojok" Ucap Ahyeon panik.

Sedangkan manusia kanibal itu menatap mereka dengan senyum menyeringai yang lebar. Senang akan raut wajah ketakutan mereka.

"Sudahlah. Lebih baik kalian menyerah saja" Ucap kepala suku yang juga semakin dekat kearah mereka.

Saat para manusia kanibal itu semakin mendekat, Jeongwoo dengan cepat menarik tangan Ahyeon dan Chiquita untuk terjun ke jurang. Lelaki itu tidak peduli akan resiko yang akan mereka tanggung ke depannya. Dari pada mati menjadi santapan para kanibal. Lebih baik mereka mati karena terjun ke jurang untuk menyelamatkan diri.

Para penduduk itu tentu terkejut akan aksi yang nekat tersebut. Buru-buru Lisa juga ikut menarik tangan Hyunsuk untuk terjun ke jurang bersamanya. Tinggalah Rora dan Haruto sekarang.

Saat Haruto hendak menarik tangan Rora untuk ikut terjun ke jurang seperti yang lainnya. Rora malah sibuk merogoh kantong celananya mencari sesuatu.

"Hei apa yang sedang kau lakukan?. Ayo segara susul yang lainnya" Bisik Haruto kesal sekaligus panik. Bagaimana tidak, sekarang sisa mereka berdua di sana. Jika manusia kanibal itu sadar dari rasa terkejutnya habis sudah nyawa mereka.

Haruto menatap kesal pada gadis di sampingnya tersebut.

"Dapat" Senyum cerah terbit dibibir Rora. Segera saja ia memutar tubuhnya dan mengangkat tangannya tinggi kemudian...

"SEMUANYA KATAKAN CISSSS"

"CEKREK"

Haruto terbelalak melihat apa yang dilakukan oleh Rora. Belum sembuh dari rasa terkejutnya, Rora sudah lebih dulu menarik tangannya untuk terjun ke jurang.

"SENANG BERTEMU DENGAN KALIAN"

Ucapan terakhir Rora kepada para manusia kanibal itu. Tentu saja itu mematik kemarahan mereka. Terutama kepala suku yang wajahnya sudah merah padam.

"DASAR TIDAK BERGUNA"

Teriakan kemarahan kepala suku menggelegar di tengah hutan itu. Membuat para burung berterbangan karena ulahnya. Ia tak menyangka kalau hal ini bisa terjadi. Dan selanjutnya kepala suku itu berbalik badan kemudian meninggalkan tempat tersebut diikuti yang lainnya dengan muka merah padam menahan amarah.

16 Juni 2024

Note:

Happy reading!!!🙌🙌

Cannibal Village In The Forest [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang