Bonfire

244 29 0
                                    

Hari sudah menjelang malam dan sebentar lagi acara api unggun akan segera dimulai. Tapi sepertinya itu akan sedikit terlambat.

"CANNY KEMBALIKAN PARFUM MILIKKU!!"

"WHAT THE HELL!. AKU HANYA INGIN MEMINTANYA SEDIKIT"

Dua gadis remaja itu meneriaki satu sama lain. Rora tengah mengejar Chiquita yang sedang mengambil parfum miliknya. Hal itu membuat rumah menjadi kacau, barang-barang berserakan dimana-mana akibat ulah mereka berdua.

Lisa keluar dari kamarnya dan terlonjak kaget karena ada seseorang yang berlari kencang melintas tepat didepannya.

"C'mon girls. Stop it!" tampak Ahyeon menghela nafasnya melihat tingkah mereka berdua. Ini sudah kesekian kalinya ia mengatakan itu tetapi kedua hadis itu tidak mau menggubris ucapannya.

"HEI IDIOT KEMBALIKAN!!. ITU MILIKKU!"

"WHAT??. IDIOT??. SIAPA YANG IDIOT??. BUKANKAH ITU KAU??. DASAR SINTING!!"

Mereka masih mengejar satu sama lain tanpa menghiraukan perkataan Ahyeon yang menyuruh mereka berhenti.

"CUKUPPPP!!"

Teriakan menggelegar itu berhasil menghentikan aksi kejar-kejaran yang dilakukan oleh Chiquita dan Rora.

Chiquita tersentak kaget mendengar suara menggelegar itu dan menghentikan aksi lari-lariannya. Chiquita berhenti secara mendadak, membuat Rora yang masih berlari belum sempat mengerem dan mengakibatkan ia menabrak tubuh Chiquita. Mereka berdua pun terjatuh dengan Rora yang menindih tubuh Chiquita.

Lisa menghampiri mereka dengan emosi yang meluap-luap.

"BISAKAH KALIAN BERSIKAP SEDIKIT LEBIH DEWASA?. LIHATLAH KEKACAUAN APA YANG KALIAN LAKUKAN!. KALIAN MEMANG SANGAT MEMALUKAN. DAN KAU CANNY BUKANKAH KAU SUDAH BERJANJI TIDAK AKAN MEMBUAT MASALAH DISINI?!"

Teriak Lisa menggelegar dengan napas yang terengah-engah.

"Sorry" ucap Chiquita dan Rora sembari menundukkan wajah mereka.

"Sudahi pertikaian kalian. Sebentar lagi acara api unggun akan segera dimulai. Jagalah sikap kalian dari sekarang" ucap Rami dewasa kepada mereka berdua.

Setelah pertikaian itu mereka pun bersiap-siap dan pergi ke acara api unggun. Walaupun sedikit telat karena keributan yang dibuat Chiquita dan Rora.

ᏐᏐᏐ

Acara api unggun sudah dimulai. Banyak para penduduk desa yang menghadiri acara tersebut. Mereka duduk secara melingkar dengan api unggun ditengah-tengahnya.

"Dimana mereka berlima. Kenapa tidak datang-datang juga" dumel seorang pemuda yang tak lain adalah Junghwan.

"Kau ini seperti tidak tahu saja berapa lama para gadis berdandan" balas Jeongwoo yang tengah membawa segelas makanan ditangannya.

"Well. Itu mereka" tunjuk Hyunsuk kepada segerombolan gadis yang menuju kearah mereka.

"Dari mana saja kalian, kenapa datang terlambat" omel Junghwan seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya.

Haram, Ahyeon, dan Lisa sontak memberikan tatapan bombastic kepada Chiquita dan Rora. Sedangkan yang ditatap hanya mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Ohh kalian sudah sampai. Kalian melewatkan acara api unggunya" ucap Kai yang tak sengaja melihat mereka.

"Yeah itu tidak akan terjadi jika kedua tuyul itu tidak membuat keributan dan mengacaukan seisi rumah" sindir Lisa dengan mata sinis menatap Chiquita dan Rora.

Sementara kedua gadis yang disindir hanya bisa meringis pelan sekaligus malu.

"Tidak apa-apa, mari duduk dan bergabung dengan kami" ucap Kai ramah.

Mereka berlima kemudian duduk secara melingkar bersama warga desa dan berbincang satu sama lain. Warga disini sangat ramah, oleh karena itu mereka dengan mudah bergaul dengan warga desa.

BRUK

Haruto yang baru bangkit dari duduknya terjatuh dengan posisi badan terlungkup dan gelas berisi minuman ditangannya tumpah di tanah. Hal tersebut membuat teman-teman nya kaget dan membantu Haruto untuk bangkit.

Pemuda itu tampak membersihkan bajunya yang terdapat tanah. Kemudian pemuda itu menatap Jeongwoo dengan tajam.

"Bisakah sekali saja kau tidak berbuat jahil?!" sentak Haruto marah.

Sentakan dari Haruto mengundang perhatian dari warga desa. Mereka semua memandang kearah pemuda itu.

Jeongwoo yang tidak tahu dimana letak kesalahannya pun menatap Haruto bingung.

"Aku tidak melakukan apa-"

"Haruto kakimu berdarah!" ucap Rora histeris.

Sebelum Jeongwoo membela diri, Rora sudah lebih dulu berteriak histeris sembari menunjuk kearah kaki Haruto.

Sontak Haruto mengalihkan pandangan menatap kakinya. Terdapat cakaran kuku yang sangat dalam hingga menembus dagingnya, darah bercucuran dari kaki Haruto.

Mengapa itu bisa terjadi?. Padahal Haruto tidak merasakan apa-apa saat terjatuh tadi?. Mengapa tiba-tiba ada cakaran?. Bagaimana Jeongwoo bisa mencakar kakinya sedalam itu?. Itu sangatlah tidak mungkin!. Berbagai pertanyaan memenuhi kepala pemuda itu. Haruto terdiam dengan wajah kosong.

Para warga yang melihat kejadian langsung memberikan pertolongan pertama pada kaki Haruto.

Setelah kaki Haruto diperban, Minho langsung menyuruh kawan-kawannya mengantar Haruto pulang untuk beristirahat dan acara api unggun pun selesai pada saat itu juga.

ᏐᏐᏐ

Sesampainya di rumah mereka membawa Haruto masuk ke kamar dengan Hyunsuk yang memapahnya. Haruto duduk di kasur masih dengan pikiran berkelana.

Baru saja para teman-temannya akan meninggalkan kamar untuk memberi ruang agar Haruto beristirahat.
Pemuda itu sudah lebih dulu melontarkan pertanyaan yang mana membuat mereka menghentikan langkah mereka.

"Bagaimana kau bisa mencakar kaki ku dengan sedalam itu Jeongwoo?"

Haruto menatap Jeongwoo meminta penjelasan. Tampak Junghwan menghela nafasnya, ia tidak mencakar kaki Haruto sama sekali. Pemuda itu sibuk dengan makanannya dan tidak menghiraukan sekitar. Jadi bagaimana ia bisa mencakar kaki haruto?. Dan untuk apa pula ia melakukannya?. Meskipun dirinya itu memang orang yang jahil, tapi ia tidak akan berbuat diluar nalar dengan mencelakai orang.

"Aku tidak melakukan apapun sedari tadi. Aku hanya fokus dengan makanan ku saja. Dan untuk apa pula aku mencakar kakimu?"

Para pemuda dan gadis itu terdiam mendengar perkataan Jeongwoo. Jika bukan Jeongwoo siapa yang mencakar kaki Haruto?.

Merasa keadaan semakin membingungkan. Lisa selaku yang paling tua menginstrupsi mereka untuk segera beristirahat karena hari sudah malam. Dan melanjutkan membahas kejadian tadi besok saja.

Satu persatu dari mereka mulai meninggalkan kamar Haruto. Hanya tersisa mereka bertiga saja sekarang. Haruto, Hyunsuk, dan Rami.

Hyunsuk mengernyit "Kau tak pulang Rami?"

Rami hanya terdiam mendapat pertanyaan dari Hyunsuk. Gadis itu hanya menatap lurus kearah Haruto.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan Rami?" tanya pemuda itu pada Rami. Ia sadar sedari tadi saat mereka berada di acara api unggun, Rami terus menatap dirinya lekat-lekat.

"Take care. Bukan Jungwoo yang melakukannya"

Kemudian gadis itu pergi kembali ke rumah. Dan memberikan segudang pertanyaan pada benak Haruto. Apa Rami tau siapa pelakunya?.

8 Juli 2023

Note:

Makasih yang udah mau baca cerita aku. Don't forget to voment.

Cannibal Village In The Forest [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang