23. [7] masih dirumah sakit

394 47 5
                                    

Bible Pov

Gue males banget hampir seharian diruangan ini, mana yang bolak balik sih bocil itu lagi. Males gue beneran.

Muka muka kaya gitu sok-sokan mau bersaingan sama gue, tapi... Emang dia ganteng sih.

"Lo ga ada kerjaan lain apa Cil?"

"Gemini."

"Minikan artinya kecil," ejek gue sambil ngelirik mata sinis.

"Yang kaya bocil disini siapa sih? Gue apa lo?" tanya dia nyolot sambil lipetin tanganya keatas dada, benar benar ngajak ribut.

"Apa lo bilang?" gue yang tadi tiduran langsung duduk seketika.

"Lah katanya pala lo sakit sampe ga bisa duduk, kok sekarang langsung duduk dengan entengnya?" kata dia yang buat gue langsung syok 

Pura-pura sakit kepala gagal total.

"Aw-aw sakit, bantuin pea tadi itu replek lo sih!" kata gue yang langsung dibantu dia buat tiduran lagi.

"Jangan banyak tingkah makanya, jadi pasien blagu banget, kalau lo ga sembuh-sembuh gue juga yang repot!" kata dia ngomel lagi, ini kenapa gue jadi kaku buat ngomong sih, berasa dimarahin emak anjr.

"Dengerin, jangan banyak gerak istirahat yang bener. Jadi orang cuma bisa repotin orang doang lo," kata dia yang bikin gue naik darah lagi.

"Ck, gue banyak blagu juga gara-gara lo!" kata gue diperlihatkan tatapan jijik sama gemini.

"Lo caper kegue, iuh najis pisan euih."

"Gue juga najis anjing sama pikiran lo,  ngapain gue caper ke lo. Gue kaya gini karena lo ngejar Biu."

Plis ini orang kegeeranya ga bisa dikurangi apa, walaupun gue gay. Gue juga punya tipe kali dan tipe gue bukan kaya dia anjing.

"Ngejar?" tanya dia bingung, "lo nyangka kalau gue saingan lo?"

"Oh lo ga ngejar Biu, berarti ga ada hubungan apa-apa?"

"Yoi santai, gue cuma pacaran doang kok sama dia. Ga usah dipikirin. "

"Iya ga kok."

Tunggu!

Barusan dia bilang kalau ga ada hubungan apa apa kan?

Tapi dia bilang pacaran?

Iyakan pacaran?

Ga ada hubungan apa apa tapi pacaran tuh gimana konsepnya?

"Lo bilang apa barusan?"

"Males gue ngulanginya!" jawab dia santai terus megangin hpnya lagi.

Gue kesel, terus gue langsung duduk. Bodoh amat bangsat, kalaupun gue ketauan pura-pura. Gue ga perduli.

"Lo pacaran sama Biu gue?" gue raih kerah baju dia, yah sekarang gue berdiri dihadapan dia yang membuat dia juga ikutan berdiri karena gue nariknya kenceng banget. Emosi gue.

Gue harus terlihat sangar walaupun kaki gue mincang-mincang karena sakit.

"Lah lo bisa—"

Bruk, "aw Bib paan sih anjing."

Gue dorong tubuh dia ampe mentok ketembok, sampai gue ga kerasa infus guepun copot total.

"Gue tanya sekali lagi, lo pacaran sama dia?" kata gue yang kini dihadapan dia dengan jarak wajah yang lumayan dekat.

"Infus lo lepas anjir!"

"Lo lebih merduliin infus dari pada gue?"

Kreot, "kalian lagi ngapain?"

Sret, gue didorong sama Gemini untuk menjauh, "ini ga seperti yang lo pikirin sayang."

"Hah?" jeda Biu menoleh kearah gue yang kini lagi natap dia, "nong lo udah boleh pergi," lanjut biu.

Gue langsung auto diam dan tidur dengan angunly.

"Aneh phi, kita emang harus banget jaga dia hampir 24 jam?" tanya gemini yang bisa gue denger dengan keras.

ya haruslah guekan pasien elit.

"Ga tau gue cuma nurutin perintah atasan doang, oh iya makan malam buat lo udah gue bawahin kekantor noh. Makan dulu gih, jangan langsung bertugas lagi!"

"Hm iya Phi, hati hati sama orang mesum ya Phi."

Gemini anjing, kenapa ngomong orang mesumnya ngelirik gue.

"Iya,"

Setelah itu gemini langsung pergi dari ruangan itu.

"Gimana keadaan lo?"

"Perduli juga lo sama gue?"

Build ngehela nafas, "Bib sekarang gue udah kesini kan, jadi stop ngajak gue ribut oke," kata dia duduk dikursi dekat Bible.

"Oh jadi sebenarnya lo ga mau kesini, jadi lo maunya nemeni Gemini makan terus suapin dia dengan mesrah?"

"Ini orang kenapa sih," batin Build.

"Apa lihat lihat?"

Gue bisa lihat mata Biu kini melihat kearah tangan gue.

Gue lupa kalau infus gue copot terus gue langsung umpetin tangan gue.

"Siniin tangan lo!" suruh dia tegas.

"Mau ngapain?"

"Infus lo copotkan?" tanya dia mengambil jarum diatas perlalatan medisnya, "gue pasang lagi sini!"

"Biarin kaya gini aja!"

"Bib, lo mau bikin gue marah?"

"Gue takut jarum, lo ga lupa-kan?"

"Gue lupa dan gue ga perduli juga, cepetan siniin tanganya!" kata dia ulurin tangan dia kearah gue.

Gue geleng, gue kesel sama kata-kata dia barusan. Ga perduli? Oke fine

"Nanti gue suapin lo kalau lo nurut buat diinfus lagi."

"Beneran disuapin?" tanya gue langsung senyum.

"Iya, gue janji bakal suapin lo sampe sembuh," kata dia yang langsung buat gue ulurin tangan buat diinfus lagi.

"Kalau gini gue ga mau sembuh," lirih gue pelan kemudian gue kembali diinfus.

"Ga sakit kan?"

"Iya nggak, cuma rasanya kaya hampir dibunuh aja," jawab gue setelah infusanya dah selesai dipasang.

"Lebay banget."

"Jadi ga suapinya?"

"Nggak, gue cuma kibulin lo, siapa suruh gampang dibodohin."

Gue langsung pegabg infusan, "gue tarik lagi nih infusnya!"

"Ehh -ehhh jangan bego, yaudah sini gue suapin," kata dia langsung ngambil alat makan diatas meja tadi.

Gue baru sadar, kalau Biu udah kaya dulu lagi, dia ga cuek kegue.

Bukanya ada kemajuan?

Bersambung....

Just Friend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang