01. Author Pov [Bersekolah]

1.2K 71 0
                                    

"Lo udah ngerjain PR pak tawan kan?" tanya seorang pria yang bernama Build Jakapan Puttha kepada temen sebangku kantinya yaitu Bibel Sumettikul.

"Shia gue benar benar lupa."

Lelaki tampan itu menepuk jidadnya sendiri, ia benar benar lupa dengan PR itu. Namun, Bagaimana bisa dia melewatkan makan paginya hanya untuk mengerjakan PR? Tidak ini tidak boleh terjadi. Ia melirik kearah build dengan mata indahnya.

"Kerjain PR gue dong biu," jedanya mengambil tangan build dan mengengamnya dengan erat, "gue belum makan, kalau lambung gue kambu gimana?"

Build melirik dengan sinis ketika bibel menatapnya dengan tatapan yang benar benar membuatnya tidak bisa menolak, ia menghela nafas dengan panjang lalu mengaggukan kepalanya dengan pelan.

"Yes," jedanya mengelurkan buku catatanya dari dalam tas, "PR nya cuma 10 kok, love you biu muach," kata bibel mencium sekilas pipi sahabatnya itu.

"Bagsat. Lo bisa ga sih hilangin kebiasaan lo nyium-nyium gue Met, iler lo nemplok banyak nih ih," kata Build menghapus kecupan kecil yang diberikan oleh bibel pada pipi kirinya tadi.

"Lo gemesin sih," jeda Bibel yang membuat Build terdiam menatap bibel dari samping, "udah cepet kerjain, gue mau makan dulu ya biu sayangkuh."

Build mengalihkan pandanganya yang tadinya memandang bibel, kini pandangan beralih kearah buku. Ia mulai membuat pulpen itu menari indah diatas kertas.

Build dan bibel memang dalam satu angkatan. Namun, tahun ini keduanya berada dikelas yang berbeda. Kalau kalian ingin tau, kenapa build bisa tau kalau sih bibel ada PR hari ini padahal jelas kelas mereka beda? jawabanya adalah karena bibel selalu menceritakan semua PR yang dia dapet dari sekolah. Katanya sih biar sih build mengingatkan dia kalau ada PR disetiap harinya.

Bibel sumettikul, cowok populer disekolah karena wajah tampanya. Ia sangat mahir dibidang olehraga. Tidak hanya itu, ia juga orang yang sangat tampan, baik hati, bahkan sangat sopan kepada para gadis dan guru. Tidak heran jika bibel sangat di-idamkan untuk dijadikan pacar. Bibel bukalah manusia sempurna, ia juga memiliki beberapa kekurangan. Seperti kecerobohnya, mudah lupa dengan sesuatu yang baru dia taruh. Bahkan dia perna lupa membeli sesuatu jika ibunya menyuruhnya kewarung.

Sedangkan Build jakapan puttha yang biasa dipanggil biu itu. Dia juga sangat populer disekolah. Bukan hanya wajahnya yang bercampur antara keimutan dan keganteng. Tetapi, senyumanya juga bikin orang- orang yang melihatnya pun jadi ikutan senyum.

Build mengliat badanya kekanan dan kekiri ketika PR yang tadi ia kerjakan telah selesai, "nih udah selesai."

Bibel yang tadinya memainkan ponselnya, langsung mengambil buku miliknya dengan senyuman, "makasih sayangku."

"Udah cepetan sana masuk kelas," ujar Build, melihat kearah jam tanganya, "bentar lagi masuk."

"Laksanakan pak jaka," jawab Bibel langsung berdiri dari duduknya. Ia melihat kesekeliling kantin itu dengan bingung.

"Eh btw, tumben kedua ekor lo ga keliatan," kata bibel lagi ketika ia tidak melihat Win dan Apo. Biasanya kedua orang itu menganggu waktu bibelbuild ketika bersama.

"Udah gue suruh duluan ke kelas, kenapa emang?"

Bibel mengelengkan kepalanya pelan, "ga papa, gue mau kekelas dulu ya bro."

Build mengangguk, memandang punggung bibel yang semakin jauh dengan jaranknya sekarang. Ia mulai berdiri dan membereskan piring yang tadi bibel makan untuk dikembalikan keibu kantin.

"Lelah letih lesuh gue" lirihnya pelan, berjalan melwati lorong lorong sekolah untuk menuju kelasnya.

"Sumpah anjing, gue seriusan" itu triakan Win yang sedang beradu mulut dengan Apo. Yah, sudah jadi makanan sehari hari untuk build melihat keduanya tidak mau diam dan selalu berisik.

"Masih pagi kalian gibah mulu njing, ga bosen bosen apa gibahin itu itu mulu," kata Build duduk disalah satu meja dekat Apo.

"Kata siapa kita gibahin hal yang sama," sih Apo langsung menganti Posisi duduknya menghadap kearah Build, "ini tentang sih off jumpol."

"Pak off yaallah, ga ada sopan sopanya lo ama guru Po."

"Kenapa emang sama pak off?" tanya build penasaran dengan kabar berita yang telah didapatkan oleh kedua temanya.

"Kemarin gue ga sengaja liat pak off cifokan sama anak smp," jeda Win Menjelaskan, "mana anak SMPnya laki lagi njg."

"Emang bener sih, buah jatuh ga jauh dari pohonya. Gurunya homo anak muridnya juga ikutan homo," kata Apo, membuat Win ketawa sedikit.

"Lo juga sama sialan, lo kan lagi ngejar kang engkol itu."

"Kang engkol mata lo botak," Apo memukul kepala Win dengan pulpenya.

"Emang mata kan botak, ga ada tuh mata berambut."

"Tolong perhatianya dulu," kata kakak kelas yang baru aja masuk kedalam kelas itu.

"Phi mile kurang perhatian dari Apo ya, sampe minta perhatian segala. ciee," kata Win, langsung kena ulti maut dari tangan Apo.

"Anakan curut, lo ga bisa diam apa hah? Gue ambil juga keperjakaan lo itu," kata Apo, melihat kearah belakang. Karena, Win berada dibangku belakangnya.

"APOo," panggilan bergemuru dari Mile, membuat Apo langsung terdiam dengan rasa malu.

"Iya phi."

"Ada pesan dari pak off untuk kalian," jedanya membuat seisi kelas itu penasaran, "hari ini dia ga masuk dan ga ada tugas juga."

Beberapa kalimat yang cukup panjang itu benar benar mampu membuat seisi kelas itu rame layaknya pasar, mereka kegirangan karena adanya jamkos kan. Di tamba tidak ada tugas sama sekali, udah jadi surgawi untuk para kaum molor ini mah.

"Tapi," jeda mile membuat seisi kelas itu sunyi lagi, "minggu depan katanya ulangan lisan."

"Baru ngerasain gue digosting gini," jeda build suntuk, "udah seneng seneng langsung diulti sama kesengsaraan, dunia tipu tipu."

"Dramatis banget lo bngsat, udah kaya sih paling rajin belajar aja kalau ulangan."

"Kalau ada temen yang bisa dimanfaatin kenapa dianggurin. Ya ga sih po," kata Build, main tos tosan tangan sama Apo.

Setelah itu, jam yang seharusnya diisi oleh off jumpol. Kini dipakai untuk tidur berjamaa dikelas, setelah 3 lebih pelajaran telah usai. Beberapa siswa maupun siswi langsung berhamburan keluar untuk makan siang alias istirahat.

--

"Biuuuu woy sini."

Triakan sih sumettikul sambil melambaikan tanganya kearah build dari salah satu bangku yang ada didalam kantin itu. Biu melambaikan tanganya kembali, lalu segera menghampiri bibel.

"Dari tadi lo disinI?" tanya Build segera duduk disambing Bibel yang sedang memakan makanan kantin.

"Iya, sih tawan tuh ga masuk anjing," jeda Bibel meminum es teh manisnya yang ada didalam gelas, "kalau tau gini kan gue ga usah nyuru lo buat ngerjain tugas punya gue."

"Enak bener jadi lo Met, kalau ada pr tinggal nyuru biu," kata Apo mengiri karena dia ga perna digituin sama Build. Bahkan sih build ga akan nyontekin kalau Apo dan Win minta contekan.

"Ga usah so soan dramatis," jeda biu berdiri dari duduknya, "cepet pesan apa biar gue yang ngitung."

"Gue kira mau bayarin."

"Gue miskin gini mana bisa nraktir lo yang pesenya makanan elit Win."

"Phi bibel," triakan seseorang membuat seisi meja itu langsung menegok kearah sumber suara.

"Nong Love?" jeda Bibel, "kenapa?"

"Phi dipanggil sama guru olahraga tuh, katanya suruh keruangan bapak gurunya phi," jelas Love diberikan anggukan kecil oleh Bibel.

"Makasih nong," kata bibel berdiri dari duduknya, kemudian ia melihat kearah temen temanya, "gue duluan ya bro, makan yang banyak biu."

-bersambung

Just Friend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang