13. Bible Pov [?]

431 50 4
                                    

Bible Pov

"Lo serius Biu cium lo?" tanya Bright kaget yang buat gue cuma ngangguk ngangguk doang. Jangankan lo bright gue aja kagetnya minta ampun.

Sekarang ini gue ada diruangan uks, tempat yang paling aman buat gibah dan kebetulan ini dokter sekolah sama anak PMR lagi lomba diluar, makanya ini uks sepi. Gue disini lagi ceritain soal kejadian pas kemarin dihari minggu yang dimana sih Biu cium bibir gue itu, plis first kiss gue ama cowok.

"Dia suka lo itu," kata Mile ikut bicara,  gue juga ngira gitu tapi rada ga percaya aja.

"Mustahil sih."

"Kalau bener gimana?"

"Jiji anjing. Kalau dia bakal suka sama gue ngapai kita temenan segala, ngerusak persahabatan yang udah dibuat puluhan taun tau ga," kata gue fakta.

Memang bener kan? Kalau dua orang temenan dan yang satu nya suka pasti rada gimana gitu. Mau cerita tentang orang yang gue suka juga harus mikir panjang dulukan takut dia patah hati.

"Caranya cukup satu, lo pacarin dia biar langgeng."

"Ga anjing Biu bukan tipe gue banget," jeda gue mau napas sebentar, "gue masih butuh dia makanya gue masih nemenin tuh bocah."

"Butuh apaan? Perasaan lo punya segalanya."

"Biu itu penurut, apapun yang gue mau pasti dia turutin. Itulah manfaatnya biu, paling gue suruh dia ngelonte pasti mau dah. "

Bugh, gue langsung natap kearah pintu dengan kaget, tanpa basa basi gue langsung berjalan ngehampirin tuh pintu. Gue takut aja ada yang nguping pembicaraan gue sama dua temen gue itu, eh pas gue liat ternyata kucing garong.

Setelah emang ga ada orang, gue langsung duduk lagi sama mile dan bright, mau bicarain sesuatu yang ketunda tadi.

"Lo seharusnya ga boleh kaya gitu Bib, beri kesempatkan kek buat dia," kata Mile sok dewasa.

"Orang gila," gue berdiri dari duduk terus berjalan kearah pintu, "gue duluan kekelas, mau ngajak Biu makan siang."

"Biu!" gue ngehampirin Biu yang lagi senderin mukanya kemeja, muka dia ditutupin sama tangan gitu. Kayanya dia kecapean kali yaw.

"Lo ga makan?"

Biu cuma geleng geleng dengan posisi yang ga berubah, gue heran natap Biu yang ntah lagi ngapain. Ini Biu kenapa sih anjing? Apa dia masih malu sama kejadian kemarin.

"Bib duluan aja gue lagi males kekantin," dia benerin posisi terus natap gue dengan senyuman. Tapi jujur senyuman kli ini rada-rada serem soalnya dia juga kaya banyak masalah gitu.

"Lo habis nagis?" tanya gue karena liat bercikan air disudut mata dia.

Dia geleng-geleng buat jawab pertanyaan gue terus, "gue habis bangun tidur makanya muka gue ancur gini."

"Mau nitip?"

"Ga ah, lagian ini masih jam pelajaran juga," kata dia membaringkan kepalanya lagi. Terua habis itu gue langsung pergi dari kelas Biu.

Gue bisa liat senyuman Biu dari jarak yang lumayan jauh, perasaan dulu setiap istirahat dia selalu ngelempar senyuman itu kegue. Tapi sekarang kenapa dia ga datang kekelas gue ya?

Ah dari pada gue gelisa gini mendinggue samperin tuh bocah deh.

"Hm?" gue sekarang lagi natap Biu yang ada didepan gue. Dia hari ini rada berantakan banget, terus jarang banget ngomong.

"Lo ada masalah Bi?"

"Ga ada, gue cuma capek aja hari ini," jawab dia sambil melihat orang-orang yang ada dilapangan, "tumben ga main basket sama mereka?"

"Gue pengen sama lo disini," jeda gues natap Biu dari damping, "biu!"

Dia cuma berdehem doang dengan posisi tang tak berubah, "tentang yang kemarin..."

Perkataan gue terpotong ketika Biu langsung menyelah perkataan uang hampir gue katakan tadi, "gue ga berharap apa-apa tentang kemarin, gue emang suka lo tapi gue ga akan maksa buat lo suka gue balik. Jadi ga usah dibahas kalau jawaban lo bikin gue kecewe."

Gue cuma senyum doang terus ngerangkul pundak Biu dengan bahagia. Gue syukur banget sih kalau dia bisa berpikir gitu.

"Makasih, gue kira hubungan kita bakal sampai disini bi. Gue benar-benar takut itu Terjadi."

"Ngaklah santai," biu natap gue sebentar terus ngalihin pandangan lagi.

"Bi gue boleh tanya?"

"Hm?"

"Apa yang lo suka dari gue."

Ntah kenapa dia ngehela nafas gitu dengan mata yang tak jauh-jauh dari lapangan Terus dia natap gue.

"Karena itu lo," gue cuma ngerutin dahi heran, yang bener aja jawabanya anjing.

"Serius dong."

"Gue udah serius, gue suka lo karena ya lo adalah Bible bukan orang lain," setelah ia natap gue terus dia natap keara lapanhan lagi, "lagin emang ada alasan buat orang untuk jatuh cinta?"

Gue diam, kayanya gue ngerti apa yang dimaksud Biu. Tapi kenapa perasaan gue keJeff ada alasanya ya? Ah bodohlah gue ga mau pusing.

"Lo tau ga bi?" dia cuma negok doang, "gara-gara lo suka sama gue, kepercayaan diri gue menaik untuk deketin Jeff, lo aja bisa suka sama gue kenapa dia ngk ya kan."

Biu cuma diam terus dia nepuk bahu gue dengan pelan, "jangan sia-siain waktu yang ada Bib, confes sana!"

"Makasih."

Bersambung

Just Friend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang