[story 2]
Build sudah mencintai sahabat kecilnya lebih dari 7 tahun tapi sahabat kecilnya yang bernama Bible itu tidak perna sekalipun melihatnya dan malah terus mengejar Jeff Satur. Sedangkan, jeff satur sendiri menyukai Build.
Akankah Bible menci...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hah, lo suka gue?" jeda Jeff tak percaya, bibirnya senyum sedikit rasa ingin menampol mulut Bible karena ucapakan ia tadi, "bacot sumpah Bib, lo ga ada tampang-tampang suka gue sat, ga usah boong!"
"Gue serius!"
"Coba lo jelasin kenapa lo bisa suka gue?" tanya Jeff penasaran, membuat lelaki yang kini dihadapanya jadi berfikir keras.
"Lo ganteng, baik dan jago dalam bidang seni. Ditamba lo paling jago gitar gue suka," jelas Bible membuat Jeff mengangguk paham.
"Lo cuma nganggumi gue doang, karena lo ga ganteng, lo jahat dan ga bisa apa-apa?"
Bible melotot, ntah kenapa dirinya jadi merasa dihina oleh crush yang ada didepanya, "gue ganteng bangsat, gue juga baik ya dan siapa bilang gue ga bisa apa-apa, gini-gini gue bisa nyalahin petasan sama korek api ya."
"Lah emang petasan dinyalahinya sama korek air?" kata Jeff sedikit ketawa.
"Gue serius anjing, gue suka lo benaran, ga boong!"
"Bib, lo cuma salah paham tentang perasaan lo itu," Bible mengerutkan keningnya tak paham dengan ucapan Jeff, "Bib rasa suka itu banyak bentuknya, ada yang suka dalam bentuk mengaggumi dan ada juga suka dalam bentuk cinta. walaupun kelihatanya beda tipis, tapi keduanya tuh beda!"
"Lo yang salah paham Jeff!"
"Satu sekolahpun tau siapa orang yang lo cinta. Aneh kalau lo sendiri ga tau tentang perasaan lo."
Bible melotot mendengar ucapan dari Jeff. Sebentar, satu sekolah tau tentang dirinya suka sama siapa? Memang Bible suka sama siapa lagi selain ke Jeff.
"Hah?"
"Coba pikirin baik-baik, apa yang lo rasain tentang Biu?"
Bible melengos dengan wajah emosi, ia tau jika dirinya telah ditolak hari ini oleh Jeff dan dia berfikir bahwa alasan Jeff menolaknya adalah Biu.
"Biu lagi Biu lagi, kenapa kita harus bahas bocah sialan itu disaat suasana penting kaya gini?"
"Bukanya lo suka banget ceritain dia disaat kita ngumpul berdua, kenapa sekarang sewot," kata Jeff melihat kearah Bible yang kini dipenuhi dengan wajah emosionalnya.
"Kalau emang ga suka bilang aja, ga usah jadiin Biu alasan. Pemikiran lo bodoh kalau lo ngangep gue suka sama sih bangsat itu," jeda Bible berdiri dari duduknya, "gue cabut dulu, males gue lama-lama kalau bahas Biu mulu."
--
Bible berjalan, menatap trotoan jalanan yang lumayan sepi. Matanya menatap kosan Biu yang kini tak jauh dari pandanganya, ternyata bocah itu sudah ada diambang pintu ntah lagi ngapain. Tapi, matanya melirik sekilas kearah orang yang akan hendak pergi dari hadapan Biu.
Bible sekarang memang kacau. Ia benar-benar kesal dengan Biu yang membohonginya. Apa ngga bilang saja kalau dia pergi untuk berkencan dengan Tong. Kenapa harus bilang ada urusan penting, atau memang urusan penting itu adalah tong? Dan ia benar-benar tergantikan oleh kakak kelas itu.
"Bib, lo pulang kekosan juga?" suara itu benar-benar terdengar oleh Bible? Rasanya ingin memukul dan menghabisinya dengan satu kali pukulan, kenapa juga Biu harus menyapanya sih, bikin males aja.
"Lo gapapa?" tanya Biu lagi ketika ia melihat wajah Bible yang kini menandakan jika wajahnya tak baik-baik saja.
"Masih inget juga lo sama gue!"
Biu mengerutkan keningnya dengan heran, perasaan ia tak berbuat apa-apa pada Bible deh. Namun, kenapa sekarang dia seperti marah pada Biu.
"Maksud lo?"
"Ngga jadi, ga usah pura-pura perduli," kata Bible dengan suara tinggi sedangkan Biu hanya melihat Bible berlalu lalang menjauh darinya. Ia ingin menghentikan Bible dan menanyakan kenapa denganya hari ini, namun ia ingat jika dirinya harus menjauhi anak itu untuk beberapa waktu.
"Biu, jangan goyah, lo harus menjauh untuk sementara waktu darinya, inget itu!" batin Biu meneguhkan dirinya untuk tahan supaya dirinya tidak menghentikan Bible.
"Lo ga hentiin gue?" Biu menoleh kembali, menatap Bible yang sedang dipenuhi wajah emosi.
"Gue ga akan hentiin lo kalau lo emang mau pergi!"
"Oh karena ada Phi Tong, makanya sekarang lo ga takut persahabatan kita putus?" jeda Bible kembali mendekat kearah Biu, "lo bilang gue orang yang akan selalu penting buat lo, tapi kenapa sekarang lo beda!"
"Lo emang penting Bib untuk sekarang dan seterusnya!" Biu tak mengerti dengan emosi yang melandahi Bible sekarang, kenapa tiba-tiba seperti ini, "gue ngalakuin apa, kenapa lo bicara kaya gitu?"
Bible tersenyum sinis, melangka mendekati Biu yang kini menatapnya polos, "seharusnya gue ga usah temenan sama lo dari dulu, gue benar-benar nyesel perna kenal lo!"
Setelah Bible mengatakan itu, ia langsung pergi dari hadapan Biu yang kini memantung tanpa ekpresi.
Biu tak berkutik dari tempatnya untuk beberapa saat, ia hanya melihat Bible yang sudah hilang dari pandanganya.
"Lo ngomong sama siapa Bi?" Nattawin, menoleh menatap Biu yang kini telah tersenyum kearahnya. Apo bisa melihat wajah palsu itu, wajahnya memang tersenyum tapi benar-benar palsu.
"Ayo masuk, ga baik diluar!" kata Apo lagi menuntun Biu untuk memasuki kosan itu.
--
Didalam kosan, Biu dan kedua temanya berkumpul bersama. Apo dan Win menatap Biu yang kini sedang dalam keadaan tak baik baik saja, ntah karena apa dan siapa.
"Biu lo ga mau cerita?" tanya Apo penasaran.
"Tanpa gue ceritapun kalian pasti sudah menebak siapa pelakunya."
"Dia bilang apa sama lo?" kini yang bertanya bukanlah Apo, melainkan Win.
"Dia bilang kalau dia nyesel kenal gue dan itu benar-benar buat hati gue sakit!"
"Sekarang lo taukan apa yang harus lo lakuin?" jeda Win mulai serius, "lo harus nurutin apa kata bokap lo!"
"Gue ga mau, kalau gue pergi dari negri ini, gue juga ga akan ketemu sama kalian. Bagaimanapun kalian juga penting buat gue!"
"Lo juga penting buat kita Biu, kita ga mau lihat lo sedih mulu, lo juga berhak bahagia dan kalau ada kesempatan gue sama Win juga bakal cari beasiswa disana," Biu menghela nafas, ntah rencana bagus apa tidak. Tapi apa yang dikatakan Apo memang benar, Biu juga berhak bahagia.
"Gue bakal pikirin rencana itu!"
Bersambung.
Plis ini gaje banget sumpah, rada sbwnsjssjwmsj gitu loh.