[ Bab 15 ]

72 14 10
                                    

☆ Play music; West Coast by Lana Del Rey.

Zeanya mendengar suara langkah kaki, yang hendak berjalan kearah ruang rekreasi.

Tiba-tiba saja Ron datang memergoki mereka, ia menggosok matanya dan terperanjat. "Hoam, apa yang kalian lakukan di malam hari, huh?" kata Ron protes, menatap Harry sinis.

"None of your business, Ron. Pergilah!" kata Harry, mengusir Ron.

Ron mendelik, "Well, good luck with the Triwizard Tournament! Zeanya, kenapa kau masih ingin menemaninya? Padahal dia curang!" pekik Ron, mengacungkan jarinya kearah Harry.

"Dia tidak curang Ron, Harry bahkan tak tahu apa-apa!"

Terjadi perdebatan antara Ron dan Zeanya, Lyrabelle yang terbangun pun berusaha menenangkan mereka.

"Sudah sudah. Ron, get back to your room! Harry you too. Dan lo, Zeanya, ikut gue" kata Lyrabelle sembari menarik tangan Zeanya.

Harry menggelengkan kepala, melambaikan tangannya lalu masuk ke kamarnya.

Ron berjalan dibelakang Harry, membuntutinya.

BRAKKKK

"Udah gue bilang malem malem jangan cekikikan, ngeyel sih lu" kata Lyrabelle keras, tapi masih berusaha mengecilkan suaranya agar tidak membangunkan yang lain.

"Ya maap, masa iya gue tinggalin bebeb gue yang sedang syedih itu" jawab Zeanya pelan, menunduk kebawah.

Lyrabelle memutar bola matanya malas, "Nye nye, udahlah, tidur sana. Besok ada kelas Prof. Snape mampus lu" kata Lyrabelle mencoba mengalihkan perhatian.

Zeanya mengangguk, mengistirahatkan tubuhnya di ranjangnya, menarik selimut dan tertidur.

Kini giliran Lyrabelle yang belum tidur, "Sial. Padahal tadi lagi ngantuk ngantuknya" keluh Lyrabelle, menendang sisi ranjang miliknya.

Lyrabelle duduk di dekat jendela, memperhatikan langit malam. Suasana seperti ini, membuatnya teringat dengan kekasihnya, Oliver Wood.

Ingin sekali ia menuliskan surat untuknya, tapi apa daya Albert sedang tidak bersamanya. Jadi Lyrabelle hanya bisa menunggu sampai tahun ke-empat selesai.

Laréna yang sedari tadi terbangun akhirnya mendekatinya, "Kenape lu?" tanya Laréna dengan keadaan mengantuk, menggosok matanya.

"Gapapa, kangen Wood doang gue" jawab Lyrabelle menyeringai, masih menatap jendela.

"Cailah Len, nanti juga ketemu! Oh ya, gue masih kepikiran sama kejadian kita yang bareng Draco tadi" kata Laréna, menyentuh bahu Lyrabelle.

FLASHBACK

"What are you guys doing in a girl toilet?!" pekik Lyrabelle, terkejut melihat pemandangan dimana Draco menggenggam tangan Laréna.

"Ih, lo pada mau ngelakuin aneh aneh ya?" tanya Lyrabelle, mencurigai dua sejoli itu.

"Engga anjir, ini si Draco katanya denger suara" Laréna menggelengkan kepala kuat-kuat, mengacungkan jarinya kearah Draco.

Draco mengangguk, kali ini ia tidak berani macam-macam. "Gue denger suara perempuan nangis gitu, jadi gue kepoin"

"Ya ngapain lu kepoin, Drake?" kata Lyrabelle, mendelik tajam.

"Meneketehe, tanya sama hati nurani gue." jawab Draco sinis, masih mencari keberadaan suara itu.

"Bentar.. Suara perempuan nangis? Di toilet perempuan ini?" tanya Lyrabelle kepada dua sejoli itu, dijawab anggukan oleh Draco dan Laréna.

"Mending kabur deh darisini, secepatnya."

[✔] 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃𝐒𝐇𝐈𝐏 𝐈𝐒 𝐌𝐀𝐆𝐈𝐂 | 𝗼. 𝘄𝗼𝗼𝗱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang