[ Bab 17 ] pt.2

75 16 6
                                    

Harry kesulitan saat berusaha mengambil sapu terbangnya, ia terjatuh dan untungnya tangannya berhasil meraih sebuah bata merah yang menempel dengan kastil itu.

Ketika ia berhasil mengambil sapu terbangnya, Harry lantas pergi secepat mungkin ke tempat dimana telur emas itu berada.

Dibelakang, Harry dapat melihat naga itu mengejarnya.

Harry sampai di tempat tujuan, penonton bertepuk tangan semakin kencang saat melihat keberadaannya.

Zeanya menghela nafas lega, ia rasa kekasihnya baik-baik saja.

Dengan cepat Harry mengambil telur emas itu. Sorakan penonton semakin kencang, Harry berhasil menyelesaikan tugas pertama turnamen Triwizard.

᯽ ུ ུ ֺ

Terdengar suara ramai dari ruang rekreasi Gryffindor, ternyata murid-murid asrama Gryffindor sedang merayakan kemenangan Harry.

Harry menunjukkan telur itu ke semua murid-murid Gryffindor, tersenyum bangga. Ia melempar telur itu ke Seamus.

Fred dan George mengangkat Harry, “Knew you wouldn't die, Harry. Lose a leg, or an arm. Never!” kata Fred dan George bersamaan, tentunya bangga dengan teman adiknya ini.

Zeanya terkekeh, menyenggol bahu Lyrabelle. Lyrabelle tidak bisa berhenti tertawa saat itu.

Nagasya merasa kegirangan, tapi ia samasekali tidak pernah berhenti menanyakan tentang naga berduri tadi, “Naganya mana Rry? Gak apa-apa kan?” kata Nagasya, sedikit cemas.

Harry mengangguk, terkekeh-kekeh dengan respon Nagasya. Semua orang menertawakan Nagasya, menganggapnya lucu.

Seamus lalu memberikan telur emas itu kepada Harry, semua orang meminta Harry untuk membukanya.

You want me to open it?”

“Yeaa!” Teriak semua murid Gryffindor, tentunya merasa penasaran dengan isi telur emas itu.

Harry perlahan membuka telur emas itu, nyatanya telur itu malah mengeluarkan suara yang nyaring. Membuat semua orang merintih. Termasuk Ron, yang baru saja datang.

Harry akhirnya menutupnya lagi, ternyata itu adalah ide yang buruk.

Bloody hell, what was that?”

Semua orang memperhatikan Ron, mereka semua tahu bahwa Harry dan Ron sedang bertengkar.

Ternyata Ron datang hanya ingin meminta maaf, kini ia sadar bahwa selama ini Harry tidak melakukan kecurangan alias tidak memasukkan namanya ke Piala Api.

Murid-murid Gryffindor dibubarkan oleh Fred dan George, menyuruh mereka semua untuk istirahat.

Tapi tidak dengan Zeanya, ia lebih memilih berduaan dengan Harry di ruang rekreasi. Tentunya Zeanya merasa sangat bangga dengan kekasihnya itu.

Sekaligus ingin menemani Harry, mungkin ia bisa membantu Harry mencari petunjuk.

“Hih greget gua, bucin mulu tu dua orang” kata Laurie mencibir, bibirnya maju layaknya bebek.

“Alah lu juga gitu kan sama Jrot?” jawab Laréna memukul bahu Laurie, yang dipukul hanya meringis.

Nairella terkekeh, “Eh gue pamit dulu ya mau ketemu seseorang” kata Nairella santai, beranjak dari tempat duduknya.

“Aiya mau kemana?” kata Hawa menahan tangan Nairella, memasang wajah memelas.

Nairella melepaskan genggaman Hawa, tersenyum lalu menggelengkan kepala. Ia kemudian pergi meninggalkan ruang rekreasi Gryffindor.

.

.

.

“Kau sudah datang, Aiya?”

Cedric beranjak dari kursi yang berada di menara Astronomi, ternyata ia menunggu keberadaan Nairella.

“Ada apa memanggilku kesini, kak?” tanya Nairella polos, memainkan jemarinya.

Cedric berjalan semakin dekat kearah Nairella, menggenggam tangannya perlahan. “I like you for a long time, Aiya. Gadis cantik yang suka membaca buku, siapa yang tidak tergoda dengan penampilan mu, huh?”

“Jadi, alasanku memanggilmu kesini adalah, maukah kau.. Berkencan denganku, mungkin?” kata Cedric, menatap Nairella penuh makna.

Momen yang sudah ditunggu-tunggu olehnya akhirnya datang di kehidupan Nairella. Nairella menghela nafas pelan, berbalik menatap Cedric.

“Aku juga sudah lama menyukaimu.. Ehh, mungkin jawaban ku, iya?” Nairella tidak bisa menyembunyikan pipinya yang memerah saat itu. Yang ia yakini sekarang pipinya seperti tomat.

Cedric tersenyum lebar, mengangkat tubuh Nairella dan memutarnya. Lalu memeluknya erat, “Thankyou, thankyou Aiya. I love you so much.”

Nairella membalas pelukan laki-laki yang sudah ber-status sebagai kekasihnya itu, tersipu sekaligus pusing karena tadi Cedric memutarnya badannya.

I love you too,”

᯽ ུ ུ ֺ

"Aku minta maaf." Laurie menatap George, sang kekasih.

George menaikan alisnya, "Hm? Untuk apa Lori sayang?" jawab George, merangkul Laurie.

"Maaf sudah membuatmu cemburu."

Pria jangkung itu menyeringai saat mendengar ucapan maaf dari gadis pujaan hatinya, ia lalu menatapnya intens.

"Jadi kau sudah menyadari ya? It's okay, aku juga minta maaf sudah mencium mu di perpustakaan. Masih sakit bibirmu?"

Pipi Laurie memerah, ia memukul bahu George. "Diamlah! Teman-teman ku ada disamping!"

Lyrabelle yang sedari tadi disamping Laurie hanya bisa menggelengkan kepala, dua sejoli ini memang tidak memperhatikan sekitar.

Begitupun dengan Laréna, memutar bola matanya malas. Jujur saja, ia ingin sekali mengajak Malfoy kesini.

"Yang namanya bucin tolol ya begini Len, Na! Biarin aje dah." Zeanya terbahak-bahak, meringis sembari menepuk perutnya.

"Eh, gue punya kejutan buat lo semua." Tiba-tiba Nagasya terperanjat, seperti baru teringat sesuatu.

"Apaan tuh?"

Tbc
aw, kembali lagi dengan pay xixi

[✔] 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃𝐒𝐇𝐈𝐏 𝐈𝐒 𝐌𝐀𝐆𝐈𝐂 | 𝗼. 𝘄𝗼𝗼𝗱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang