[ Bab 7 ]

87 20 7
                                    

Laréna sedang melamun di dekat kelas ramuan, terduduk diam memikirkan sesuatu. Ayah dan Ibunya belum mengirimkan surat.

Kebetulan, ada Malfoy dan kawan-kawannya disana. Malfoy tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia datang menghampiri Laréna.

"Laréna Chalarin. Sepupu dari Zeanya Jazeera, benarkan?" tanya Malfoy yang mulai duduk di samping Laréna. Sedangkan Crabbe dan Goyle berdiri di sisi-nya.

Laréna sedikit menjauh, menatapnya sinis. "Apa yang kau lakukan, Malfoy?"

"Wow, relax. Aku hanya ingin menemani mu saja, ku lihat-lihat kau kesepian?" kata Malfoy sembari menunjukkan smirk khasnya.

"Menjauhlah Malfoy. Aku sedang tidak ingin bermain-main." kata Laréna keras. Membuang muka.

Malfoy melirik ke-dua temannya, meminta saran. Goyle menyuruhnya untuk langsung mengajak kencan.

Laréna sebenarnya diam-diam menyukai Draco Malfoy. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat dirinya melihat Malfoy di tahun pertamanya. Semenjak saat itu, Malfoy lebih sering menjahilinya, sampai-sampai Laréna kesal dan hampir memukul keras punggung laki-laki itu.

Tapi ia sadar, jika Laréna benar-benar memukulnya, dirinya akan terkena masalah. Lucius Malfoy mungkin akan menghukumnya dengan kutukan crucio. Atau, lebih buruk daripada itu.

"Jadi, pertama-tama aku ingin meminta maaf," kata Draco, lantas Laréna terbelalak dan berbalik menatapnya. Seorang Malfoy, meminta maaf?

"Minta maaf atas perlakuan buruk ku. Aku melakukan ini semua demi dekat dengan mu, Laréna. Maukah kah kau.. Berkencan denganku, mungkin?"

Mata Laréna semakin melebar. Tidak menyangka semua ini terjadi. Seorang Malfoy mengajaknya berkencan? Apakah Laréna bermimpi? Cubit aku, kata Laréna. Saat ia mencubit dirinya, ternyata ini semua bukan mimpi. Benar-benar nyata.

"Tunggu, apa kau serius Malfoy? Kau tidak mempermainkan ku kan?" tanya Laréna memastikan, sampai menaikan alisnya.

"Tentu saja, Laréna. Kali ini aku tidak main-main," kata Malfoy serius.

"Dan tolong panggil aku Draco. Ya, Draco saja." Kali ini Malfoy menjabatkan tangannya dengan Laréna. Saling memperkenalkan diri lagi.

"Baik kalau begitu. Aku menerima ajakanmu. Aku juga menyukaimu, Drake. Saat pertama kali kita bertemu, sangat sombong dirimu itu." ucap Laréna menggelengkan kepala.

"Itu karena aku tidak ingin menunjukkan sifat manis ku, babe. Kalau sekarang mau." Balas Malfoy dengan seutas senyuman.

Laréna memutar bola matanya malas. "Jadi, sekarang kita ingin kemana?" ucap Laréna, melipat tangannya ala-ala Snape.

"Ikut aku." kata Malfoy, dia menggandeng tangan Laréna dan pergi berdua.

Malfoy tidak menyadari bahwa ke-dua temannya masih ada disitu. Memperhatikan mereka dengan tatapan iri, menjadi nyamuk untuk beberapa menit.

᯽ ུ ུ ֺ

Laurie merasa bosan di kamar Zeanya, ia akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri tanpa yang lain. Ingin mencari udara segar, alasannya.

Laurie tidak memakai jubahnya, jadi dia keluar dengan kondisi memakai rompi nya saja.

Laurie tidak memakai jubahnya, jadi dia keluar dengan kondisi memakai rompi nya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi.

Dia duduk di sebuah bangku yang berada di halaman belakang Hogwarts. Aman dan tentram, pikir Laurie. Ia mengeluarkan bukunya.

"Damai syekali." kata Laurie mulai merasa lega. Sedikit-sedikit membaca bukunya.

Tiba-tiba saja si kembar Weasley datang dengan keadaan meriah. Mengganggu ketenangan Laurie.

"Hey Lori, watchu doin there?" sapa Fred, dia datang dan duduk di sebalah Laurie. Begitu pun dengan George.

Laurie menarik nafas pelan, senyum ramah kepada mereka berdua, dan menggelengkan kepala.

"Kau tahu? George membicarakanmu semasa musim panas. Kau tidak akan mempercayainya!" bisik Fred, yang ternyata George dengar.

"Tidak, dia berbohong! Jangan percaya dia, Lori."

"Diamlah kalian berdua, aku ini sedang berusaha menenangkan diri tau!" protes Laurie saat emosinya mulai menjalur, sedikit.

Fred mengedipkan matanya kearah George, memberinya sebuah isyarat.

George mengangguk, lalu menjalankan aksinya.

George mulai menyenderkan kepalanya ke pundak Laurie, mengelus pundaknya layaknya dia seekor hewan.

Bertujuan untuk menghibur Laurie, pujaan hatinya. Sekarang George membunyikan suara kucing. Sedangkan Fred hanya tertawa melihat kembarannya.

Lantas Laurie tertawa terbahak-bahak, jujur dia tidak bisa menahan tawanya. Ia masih ingat saat Fred dan George memakai baju ala-ala pembantu dan menggoyangkan tubuh mereka. Arthur bahkan sampai marah besar.

"Yaampun kalian, cukup. Perutku terasa sakit." ucap Laurie yang masih tertawa. Sepertinya trik George berhasil kali ini.

"Oh ya Lori, sebenarnya kami kesini ingin menyampaikan sesuatu." Begitu Fred selesai bicara, pipi George perlahan mulai memerah seperti tomat.

Laurie memiringkan kepalanya, "Apa tuh?" tanya Laurie, kini ia menatap Fred.

"George, suka pada mu." kata Fred yang mencoba meyakinkan Laurie.

"Apa?" Laurie menjatuhkan buku-bukunya.

Tbc

WOI MET ITU YANG BAGIAN FRED SAMA GEORGE PAKEK BAJU MAID CUMA PIKIRAN AUTHOR DOANG YA BUKAN BENERAN 😭 ntar dikira beneran lagi yaAllah t__t

aw George suka sama Lori ku tercintah, apakah cinta George akan diterima? 😏

[✔] 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃𝐒𝐇𝐈𝐏 𝐈𝐒 𝐌𝐀𝐆𝐈𝐂 | 𝗼. 𝘄𝗼𝗼𝗱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang