24/\

2.5K 172 1
                                    

⋆ ˚。⋆୨୧˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚୨୧⋆。˚ ⋆
.
.
.
.
.
.
.

 

Hari ini Haechan bangun dengan keadaan yang kurang baik, muka pucat, badan yang lemas, dan juga kepalanya yang pusing.

bahkan Haechan belum bangun padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Chanie" Mark datang dari dapur untuk membangunkan Haechan.
mengguncang tubuh Haechan pelan sampai ia bangun.

Haechan tertidur di mobilnya dan Minhyung Memang sengaja membelokkan jalan ke Rumahnya.

"Eughh" Haechan melengguh ringan ketika badannya terpaksa bangun dari alam mimpinya.

"bangun dulu ya, sarapan" ujar Mark.

Haechan mengangguk lemas, dengan di bantu oleh Mark, ia mendudukkan diri di tempat tidur milik si kembar dengan Dashboard kasur menjadi sandarannya.

//Ceklek

"Chanie~"

Taeyong datang dengan Minhyung yang berada di belakang nya membawa nampan berisikan Bubur dan Air Putih, ah jangan lupa obatnya.

"Bangun sebentar ya, makan lalu minum obatnya" titah Taeyong.

Haechan menggeleng kepalanya Rasa-rasa ingin meledak sekarang juga di tambah dengan badan nya juga lemas.

"Makan dikit ya nanti minum obat"

kali ini Haechan menurut ia duduk dengan Dashboard kasur menjadi sandaran dan mulai memakan sarapannya dengan di suapi Taeyong.

"sudah Bubu" Haechan menolak suapan ke 4 Dari Taeyong karna ia merasa kekenyangan.

Taeyong mengangguk ia memberikan air putih dan Obat untuk Haechan minum, Yang di Terima baik oleh Haechan.

"sudah tidur lagi ya" Haechan merebahkan badannya dengan Tangan Taeyong yang membelai Surai nya lembut. Haechan mulai memejamkan matanya, dan Taeyong yang tetap membelai surai coklat Haechan.

"Haechan akan sembuh sebentar lagi kalian jangan khawatir" Taeyong bisa melihat bahwa kedua anak kembar nya menatap Haechan khawatir.

"Haechan anak yang baik, dan juga manis, Bubu selalu ingin memiliki menantu sepertinya nanti" Ucapan Taeyong melirih di kalimat akhir.

"Bubu menyukai Haechan?" Tanya Minhyung yang di jawab anggukan oleh Taeyong.

"Haechan anak yang kuat, dia tetap bertahan sampai saat ini"

Taeyong memandang Haechan sendu.

"Bubu ke kantor daddy kalian dulu ya" Taeyong keluar dari kamar si kembar. "Jaga Haechan Boy's"

Minhyung dan Mark mengangguk dan mengantarkan Taeyong keluar kamar.

Mark mengunci pintu sedangkan Minhyung membenarkan selimut Haechan.

"Cepat sembuh" Minhyung mengecup singkat kening Haechan di lakukan lagi oleh Mark.

Minhyung berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya sedangkan Mark duduk di Pinggiran ranjang memandang sendu wajah pucat Haechan.

Drtt
Drtt
Drtt

Ponsel Haechan berbunyi, Mark mengambil ponsel milik Haechan.

Unknown number
************

Nomor tak di kenal menelfon Haechan, Mark memutuskan untuk mengankatnya.

"Halo" Suara seseorang yang Mark kenali.
"Haechan"

"Ini Daddy"

"Oh Uncle John"

"Ini siapa?"

"Mark" Jawab Mark.

"dimana Haechan?"

"dia bersamaku"  jawab Mark enteng.

"Bersamamu?"

"Hmm"

"Bagaimana sekarang Haechan?"

"dia masih hidup"

"Aishh Mark"
"Haechan-"

"dia sakit" Mark memotong ucapan Johnny.

"Sakit?"

"dia demam"

"Kau ada di kediaman Jung?"

"Tidak" Mark membantah

"Jawab yang serius Mark"

"Hmm" Mark hanya berdehem.

"Haechan demam?"

"Hmm" kembali Berdehem.

"aku akan segera kesana"

"Perbaiki saja keluarga anda, Haechan biar bersama Saya dan Minhyung" Walau terkesan tak sopan, Mark sangat kesal dengan Johnny karna membuat Haechan hidup sendiri di rumah yang seram itu.

Mark memutuskan sambungan telepon.
"padahal musuh Camer" Gumam Mark.

//𝚆𝚒𝚝𝚑 𝚢𝚘𝚞 \/\/\/\/ 𝙼𝚊𝚛𝚔𝚑𝚢𝚞𝚌𝚔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang