43/\

1.5K 147 4
                                    

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Huekk

Huekk

Mark dan Minhyung mengernyitkan bingung, mereka membuka mata mereka mendengar suara muntahan dari kamar mandi.

Huekk

Benarkan?

Mark menoleh ke samping saat tak menemukan Haechan di samping mereka.

Huekk

Minhyung bergegas berdiri menuju Kamar Mandi.

Terlihat Haechan yang sudah lemas berpegangan pada Wastafel dengan wajahnya yang pucat.

"Haechan" Minhyung dengan lembut membasuh wajah Haechan yang sedikit terkena Utahannya.

"Minhyung" Lirih Haechan, ia mulai menangis sesenggukan.

Minhyung membawa Haechan ke pelukannya.

"Shhh Don't Cry Babe"

Mark dengan tergesa-gesa datang dengan membawa Minyak kayu putih untuk Haechan.

"Haechan masuk angin?"

Mark mengoleskan dengan lembut minyak tersebut ke area Perut Haechan.

"Mark" Lirihan Haechan, Minhyung yang mengerti memindahkan Haechan ke pelukan Mark.

"Ada apa Hmm?"

Haechan menggeleng, Ia kembali menguap pertanda ia mengantuk.

"Kau Mengantuk, tidurlah"

Haechan mengangguk, Ia melingkarkan tangannya ke Leher Mark.

Pukul 04:23 Pagi.

Huekk

Huekk

Haechan bangun dari tidurnya mengernyit bingung mendengar suara bising di kamar mandi.

Haechan melirik kanan kirinya, tidak ada.

kemana perginya kedua suaminya?

Huekk

Huekk

Suara itu, Haechan bergegas menuju Kamar mandi, melihat Minhyung yang sudah lemas di lantai dan Mark yang masih memutahkan sesuatu.

"Astaga kalian kenapa?" Haechan memanggil beberapa bodyguard untuk memindahkan Minhyung dan Memapah Mark menuju Ranjang.

"Terimakasih kalian bisa kembali bekerja"

Haechan kembali menatap kedua Suaminya yang merebahkan diri lemas di atas kasur.

"Apa kalian salah makan?" Haechan mengecek suhu keduanya lumayan panas.

Ia Buru² Ke dapur membawa Baskom berisi air Hangat dan juga 2 Handuk kering.

"Huft Kalian tiba-tiba sakit pagi ini" Haechan selesai dengan mengkompres keduanya.

Kini ia mengambil Ponselnya untuk ia hubungi Sang sekertaris, untuk mengatasi masalah di kantor nanti.

"Mama"

Ah ia melupakan anaknya.

"Chenle" Haechan menggendong Chenle yang sudah merangkak di depan pintu kamarnya.

"Papa Dada Akit?" Tanya Chenle dengan suara Khas bayinya.

"Iya sayang" Jawab Haechan.

"Chenle sama Bibi Nam dulu ya, Mama Mau telfon dokter oke?".

//𝚆𝚒𝚝𝚑 𝚢𝚘𝚞 \/\/\/\/ 𝙼𝚊𝚛𝚔𝚑𝚢𝚞𝚌𝚔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang