Hiruk pikuk bandara menemani anggota kelompok 007 yang sedang menunggu announcement keberangkatan kembali ke lokasi KKN mereka. Keempat mahasiswa itu sedang duduk diam tak ada mengeluarkan sepata kata sedikit pun, begitu pula dengan pak Ilham, pengacara dan dua Dekan yang ikut bersama mereka.
Jendral, April, Mark dan Haikal merapikan almamater mereka saat pak Ilham mengajak mereka menuju pesawat saat mendengar announcement keberangkatan pesawat mereka, langkah yang terasa berat menyertai mereka saat ini.
Bohong jika mereka merasa baik-baik saja, banyak hal yang mengganjal membuat mereka takut menghadapi kenyataan yang akan mereka lalui.
Jendral menyimpan ransel April di kabin agar gadis itu duduk dengan nyaman selama perjalanan. Posisi duduk mereka ada Mark, pak Ilham dan sang pengacara. Di seat sebelahnya jajaran Dekan. Di belakang seat Mark ada April, Jendral dan Haikal.
Pengacara yang menemani mereka adalah pengacara tersohor lulusan dari kampus mereka, jam terbangnya sudah tidak di ragukan lagi, banyak kasus yang sudah beliau selesaikan dengan baik. Saat mendengar kasus April dan Juna beliau ini seketika bergerak bahkan tidak meminta bayar sedikit pun. Ohiya kakak pengacaranya kita panggil kak Riko.
Penerbangan mereka sempat transit di Makassar selama sejam tak selama saat mereka pulang kemarin. Saat tiba di bandara mereka kembali di jemput oleh pak Saiful, kerabat dari pak Ilham.
"Mata lo capek banget kelihatan." celutuk Haikal menunjuk April yang sedang menguap.
"Heum semalem ga bisa tidur hehehe, kelihatan banget yah?" kekeh April mengucek matanya.
"Iya, kaya panda."
Jendral menatap dalam gadis itu yang tengah mengobrol santai dengan Haikal, emang sih semalam Jendral denger suara berisik dari kamar gadis itu sampai ikutan ga bisa tidur dan memutuskan rebahan di sofa depan tv hingga pagi.
"Kalian lapar ga?" tanya pak Ilham.
"Akhirnya bapak nanya juga huhuhu udah dari tadi loh pak perut aku ini keroncongan." rengek Haikal lalu di toyor sebal sama Mark.
"Makan aja dulu aja, pak." usul kak Riko.
"Yaudah ayo."
---
Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam mereka telah tiba di rumah keluarga pak Ilham yang akan mereka tempati selama mereka ada di sini. Jendral duduk selojoran di teras rumah meluruskan kakinya, pegel banget duduk mana jalanan ga begitu bagus.
"Kalian istirahat aja dulu sana, magriban kita jamaah." ucap salah satu Dekan yang ikut bersama mereka, pak Surya.
"Siyap bapak."
"Kau Piona kamar kau di lantai atas yah pintu yang ada gantungan berbinya, sebelahan sama kamar mereka." ujar pak Ilham.
"Berbi anyink." bisik Haikal lalu di toyor sama Jendral.
"Iya pak, duluan."
April menaiki tangga menuju lantai dua rumah budhe pak Ilham, rumahnya cukup luas dengan masing-masing 3 kamar di tiap lantainya, halaman rumahnya juga luas. Bisa di bilang keluarga pak Ilham di sini cukup berada.
"Neng mau aa temenin tidur ga?" goda Haikal saat ingin memasuki kamarnya.
TIba-tiba Jendral dengan rasa tak manusiawi menggeret Haikal masuk ke dalam kamar lalu membantingnya ke atas kasur, melihat itu Mark dan April menganga syok melihat adegan kekerasan yang di lakukan oleh Jendral.
"Jendral babiiiiii."pekik Haikal merasakan punggungnya nyeri.
"Hukuman untuk lelaki mesum seperti lo." sinis Jendral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of KKN! [TERBIT]
FanfictionMenceritakan lika-liku dunia Kuliah Kerja Nyata (KKN). *Non-baku. @Lganrcx.