Hari ini adalah hari persidangan ketiga mereka, seperti sudah yang di jelaskan oleh kak Riko semalam kalau sampai pihak tersangka kembali tak menghadiri persidangan mereka, mereka sudah di pastikan menang.
Keempat mahasiswa KKN ini setelah melakukan ritual paginya sebelum berangkat ke pengadilan mereka menyempatkan mencomot jambu air yang berada di halaman rumah pak Ilham. Terlihat Haikal sibuk berpegangan di sisi dahan pohon mengambil buah jambu itu.
Yap, Haikal sedang berada di atas pohon jambu bersama Jendral sementara Mark bareng April nungguin di bawah membentangkan sarung guna menangkap hasil petikan kedua pemuda itu agar tidak jatuh ke tanah.
Sebelum Haikal dan Jendral memutuskan untuk memanjat pohon jambu besar itu mereka mengambil jambunya menggunakan galah yang sudah tersedia di sana namun hasilnya mengecewakan, banyakan jambunya jatuh ke tanah maka dari itu kedua pemuda ini berinisiatif untuk manjat.
"BEGESER WOI GUE MAU LEMPAR INI." teriak Haikal kepada Mark dan April.
"LEMPAR AJA SIH." balas Mark berusaha menjejerkan posisinya dengan Haikal.
"GESER KE KANAN DIKIT." intruksi Haikal lalu melempar beberapa jambu biji yang sudah ia petik.
"ANJING!" pekik Jendral kepalanya menjadi korban lemparan Haikal, memang posisi Jendral berada di bawah ranting yang di tempati Haikal.
"SORRY WKWKWKKWKWK."
April memindahkan hasil tangkapan mereka ke atas baskom yang di simpan di bale, jambu yang mereka petik udah hampir memenuhi baskom itu.
"Udah mau full nih, masih mau di tambah?" tanya April ke Mark.
"Dikit lagi kali? Soalnya banyak yang pengen makan juga."
April kembali ke posisinya memegang sarung bareng Mark karena dapat intruksi dari Jendral, namun sebelum Jendral melempar buah yang ia petik tiba-tiba ada suara teriakan dari arah rumah mengagetkan mereka.
"ASTAGFIRULLAH! HEH KELEN PADA NGAPAIN?!" teriak pak Ilham berdecak pinggang menatap keempat mahasiswanya.
"Mampus." beo Haikal.
"TURUN GA?!" omel pak Ilham mengambil sapu ijuk menunjuk Jendral dan Haikal yang masih nangkring di atas pohon.
"IYE IYE PAK SABAR." panik Haikal berusaha turun mengikuti jejak Jendral.
April dan Mark tertawa lalu membawa sebaskom jambu airnya ke dalam rumah untuk di cuci lalu mengambil bahan rujak. Mereka sedang membagi tugas, ada Jendral dan Haikal mencuci jambunya, ada April mengulek bumbu rujak dan ada Mark yang sibuk mengajak kak Riko dan para Dekan untuk ngerujak bareng.
"Ya Allah kalian dapet di mana?" tanya pak Baskoro duduk di sebelah Haikal.
"Di luar, pak. Seger nih soalnya baru di petik." jawab Jendral.
"Gaada tobat kau yah kuliat-liat, ga di tempat KKN ga di sini demen manjatin pohon ckckck, mau apa kau kalau jatoh?" kembali pak Ilham mengomel sembari mengunyah jambunya.
"Kaga jatuh atuh, jago nih aku loh." pamer Haikal memamerkan ototnya.
"Heleh, sudah di bilang pohon di luar itu licin banyak semutnya masih bandel aja di manjatin."
"Kan udah make sopel kita sebelom naik hehehehe." cengir Haikal.
"Ada-ada aja ide kalian yah." celutuk kak Riko.
"Dari semalem tau kak kepengen banget ngemil ini tapi ga kelihatan makanya sebelom di duluanin bocil kita ambil duluan." ujar Mark lalu di angguki oleh April.
"Mantep kan kak?" tanya April lalu di beri jempol oleh kak Riko.
"Ohiya sidangnya di mulai jam 10 yah, jam 9 kita udah berangkat biar ga keburu waktu, semoga persidangan ini menjadi sidang terakhir kalian." ucap pak Jafar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of KKN! [TERBIT]
FanfictionMenceritakan lika-liku dunia Kuliah Kerja Nyata (KKN). *Non-baku. @Lganrcx.