"Yokkkkk ntar kesiangan." ajak Mark mau nutupin pintu pondok.
"Bentar make parpum dulu biar wangiii." ucap April nyemprotin badannya lebay.
"Ngapain sih lu make segitunya?" tanya Chaka rada sebal.
"Gapapa sih biar ga bau pas dicium sama anak KKN sebelah." centil April sok cantik.
"Dikata bagus kaya begitu." sinis Jendral mendahului yang lain turun kebawah.
"Napa sih dari tadi sensi mulu lu ah." sebal Jaevan kena imbas kesensian Jendral.
"Tau tuh kaya orang pms aja." sambung Juna.
Kedelapan mahasiswa itu pada jalan kaki menuju desa sebelah, soalnya disamping motornya ga cukup, jalan menuju desa itu juga rada rusak. Namun, ada jalan pintas yang diberitahu sama ibu warung disamping pondok.
"Buset terik banget matahari." keluh Haikal.
"Untung aja gua make sunscreen." ucap Jaevan bangga banget sama dirinya sendiri.
Jadi tuh sebelum berangkat April udah siap dengan segala peralatan skincarenya terus diliati sama Jaevan, Jaevannya si modal minta-minta makein skincarenya April, mana boros banget lagi.
"Dih." ketus April kemusuhan mengingat skincarenya terbuang sia-sia.
"Lovyu, neng."
April mendesis sebal lalu berjalan cepat mendahului Jaevan, rada gedeg dia liat wajah glowingnya Jaevan. Jendral yang sedari tadi anteng banget kaget tiba-tiba digandeng sama April.
"Apa?"
April hanya diam menyeret Jendral berjalan cepat meninggalkan rombongnnya, jarak antara desanya dengan desa sebelah tuh kalau lewat jalan pintas yah sekitar 30 menitan. Lumayan deket sih tapi ga bisa dilalui oleh kendaraan soalnya jalannya dipematang sawah.
"Wihh ada jambu kristal." seru Rakha nunjukin pohon jambu yang emang buahnya lagi banyak.
"Mauu!" ucap Juna dan Haikal serempak.
Dan tidak bisa dipungkiri Jaevan, Rakha, Chaka, Juna dan Haikal masuk kedalam kebun punya warga untuk memetik jambu yang diliatnya barusan.
April hanya diam bersama Jendral dan Mark ngeliatin mereka berlima lagi gadoin jambu, mana pohonnya ga begitu tinggi jadi mudah untuk dipetik.
"Mau ga, neng?" tawar Chaka.
April menggeleng soalnya rada takut makan buah jam segini ntar kebelet berak kan ga lucu, sementara Jendral juga ga berminat.
"AKHH BIJINYA NYANGKUT DIGIGI LUBANG GUAAA!!" jerit Juna memegang pipinya.
"Mampus dosa tuh makananin buah orang ga minta pula." ucap Mark.
Setelah melalukan aksi pencurian jambu kristal tersebut, kedelapan mahasiswa ini berjalan bagaikan kereta api yang dipimpin oleh Haikal sebagai warga lokal baru kampung ini, diikuti Mark, Chaka, Juna, Jaevan, April, Rakha dan Jendral sebagai penutup.
"WIHHH ADA ULAR AAAAAAAAA!" jerit Jaevan melihat seekor belut dipematang sawah.
"Ular biji lo tiga, itu belut dodol." sinis Haikal.
Haikal si bocah petualang segala tau jenis belut sawah, soalnya kalau lagi sabtu abis bimbelnya Jaevan, Haikal tuh suka diajakin sama anak didiknya Jaevan buat kesawah nyari belut abis itu dibakar.
"Bukannya itu yah pondoknya?" celutuk Rakha menujuk sebuah rumah panggung yang hampir miriplah dengan pondok mereka.
"Iya kali, tapi kok gaada spanduk penandanya yah?" tanya Mark.
"Samperin aja kalau bukan yah tinggal nanya kewarga sekitar." ucap April disetuju oleh mereka semua.
Setelah berjalan sekitar 15 menit kedelapan mahasiswa tadi telah sampai kepondok anak KKN desa seberang, rumah yang ditunjuk Rakha disampingnya itu baru pondok KKNnya.
"Assalamualaikum pemisyiiiii." teriak Jaevan.
Gaberapa lama ada seorang lelaki sebaya seperti mereka keluar dari arah rumah dengan tampang acak-acakannya seperti baru bangun tidur.
"Eh anak KKN desa sebelah yah? Masuk-masuk."
"Kamu nanyee?"
Setelah disambut mereka naik keatas rumah dan saling berkenalan, basa-basi sembari membicarakan proker mereka yang telah terlaksana.
"Wii solo karir lo jadi betina?" tanya Ayu kearah April.
"Iya mau gimana lagi, kalau kamu bedua doang?"
"Ho'oh hampir samalah dengan nasib lu tapi masih untungan gua." canda Ayu.
"Terus Dewinya mana? Kok ga keliatan?" tanya April celingak-celinguk mencari keberadaan sosok Dewi.
"Lagi ngeproker dia bareng Dio dipuskesmas apa gitu gatau dah gua."
Ketujuh mahasiswa kelompoknya April lagi dibawah rumah memperhatikan hasil karya plang anak kelompok 012 ini, mereka juga ada mau buat plang nama jalan gitu tapi belom sempat kebuat, masih fokus ke proker inti aja tiap individu.
"Pilox gini lo belinya dimana dah?" tanya Mark penasaran.
"Bawa dari Jakarta sih sebagian, sebagiannya lagi dibeli pas ke kota minggu lalu. Beli aja udah murah ini, kalau masih ada lebih gua kasih dah tapi udah abis." ucap Farhan temannya Chaka.
"Okelah bang aman mah soal biaya tapi yang mau ke kota siapa lagi, mana harus nyebrang pula biar bisa dapet mobil." keluh Haikal sedikit trauma ke kota.
"Gapapa lah gas aja terus sekalian beli kebutuhan lo pada biar ga bolak-balek."
---
"Jadi Jaevan, Juna bareng Mark nih fix ke kota?" tanya April saat malam rapat mereka.
Mark yang menjabat sebagai ketua kelompok menangguk mengiyakan pertanyaan April, disamping ia harus bertanggung jawab atas anggotanya selama KKN ia juga sekalian mau beli keperluan pribadinya makanya ngikut.
Kalau Jaevan sama Juna emang maunya beli keperluan proker kaya buku dan lainnya buat bimbelnya Jaevan dan Juna beli bola volly untuk disumbangkan kesekolah tempat ia mengajar.
"Yaudah, nanti aku kasih list barang untuk kalian beli dan Rakha kasih duitnya. Wajib pake nota yah kalau beli barang, awas aja." ucap April mengancam menunjuk Jaevan dan Juna yang suka nilepin lebihnya duit proker.
Contohnya gini kalau giliran mereka untuk kepasar beli bahan masak tuh ditargetin dana habisnya 40 ribu dan dikasih duit 50 ribu, tuh duit kembalian jangan harap buat kembali kedalam kas.
"Iya neng buset nuduh mulu lu ah." sebal Juna.
"Mampus lagian dosa lu nilepin duit kas." sambar Haikal. Walaupun Haikal kadang ngeselinnya naujubillah, anaknya tuh patuh. Kalau disampein gini yah dikerjaiinya gitu tanpa mau lebih-lebihin.
"Dih noh congor lu kaya pantat ayam." seru Jaevan ga terima.
"Biarin dari pada nilepin duit kas wlee."
"Hust." tegur Jendral jengah melihat temannya itu.
"Ada lagi ga yang mau disampein atau ditanyakan?" tanya Mark.
"Gaadaaaaaa."
"Yaudah kita tutup rapat ini, untuk besok prokernya Rakha visit ke puskesmas dan April buat surat permohonan peminjaman aula lagi yah. Sekian dan selamat istirahat." tutup Mark membuat rombongan barongsai itu membubarkan diri dan menuju kasurnya masing-masing.
April kebasin kasurnya menggunakan sapu lidi lalu bersiap buat bersih-bersih soalnya keburu rapat tadi.
"Sebat mulu." celutuk April menegur Mark yang baru saja menyalakan rokoknya dipintu belakang pondok.
"Baru aja buset diomelin mulu." protes Mark.
"Nyenyenye giliran dibilangin ngejawab aja lu." balas April.
April desis sebal lalu membiarkan Mark menikmati sebatang rokoknya ditengah gelapnya malam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of KKN! [TERBIT]
Fiksi PenggemarMenceritakan lika-liku dunia Kuliah Kerja Nyata (KKN). *Non-baku. @Lganrcx.