Jisoo mengikat rambutnya setelah dirasanya pakaian sudah rapih. Menaiki sepeda yang sudah sedikit usang namun masih layak di pakai untuk transpotasi nya. Sebenarnya bisa saja jisoo menaiki bus tapi, rasa rasanya itu harus mengeluarkan uang. Sedangkan jisoo terus melakoni kata hemat dalam fikiran nya, karna ekonomi nya tidak seperti kebanyakan orang.
Di umur 19 tahun seharusnya jisoo seperti anak muda di luaran sana, yang sibuk dengan pendidikan nya. Teman teman nya pasti sibuk mau masuk ke universitas mana, tapi jisoo? Dirinya harus banting tulang karna ibunya bergantung penuh kepadanya.
Jisoo mengoes sepeda nya hingga tak terasa sampai di depan kios kecil. Jisoo bukan ingin membeli tapi hanya ingin menitipkan sepeda nya.
"Paman, aku menitip sepeda ku ya." Sahut jisoo yang di angguki oleh pemilik kios tersebut.
Jisoo berjalan dengan perlahan ke kediaman keluarga kim tapi lewat pintu yang sudah di khusus kan untuk maid. Maid tidak boleh lewat pekarangan di depan karna itu khusus untuk penghuni rumah dan para tamu saja.
Pekerjaan maid adalah pekerjaan yang paling rendah, dan harus siap jika di rendahkan. Jisoo sudah siap dengan semua nya jika semisalnya dirinya di rendahkan, karna setiap pekerjaan ada resiko tersendiri.
Jisoo mulai mengganti baju nya dengan baju pelayan, setelah itu mulai melakukan tugasnya. Jisoo memang jarang berangkat bersama irene, kedua nya akan berangkat bersama jika bertemu di jalan dengan irene menumpang di sepeda nya.
Kebetulan sudah beberapa hari ini, jisoo tidak mendengar kata pecat dari nyonya in-na ataupun si tuan muda itu. Karna mungkin mereka sudah melupakan nya. Ah, semoga saja.
"Para anggota yang lain sudah setuju jika taehyung menjadi penggantimu." Jisoo yang sedang melewati ruang kerja pun terhenti ketika mendengar ucapan di balik pintu.
Brakk!
Jisoo terlonjak ketika mendengar gebrakan di balik pintu itu.
"Aku akan menyetujuinya ketika aku sudah ingin, biarkan anak itu bebas sementara terlebih dahulu."
Sebenarnya jisoo kurang mengerti tentang pembahasan yang di bicarakan karna dirinya tidak mengerti apapun.
Jisoo kembali terlonjak kaget ketika seseorang menepuk pundak nya dari belakang membuatnya langsung menoleh, namun tak berapa lama langsung menunduk ketika tahu anak bungsu keluarga kim ada di sini.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya lisa dengan sedikit ingin tahu.
"A-aku.. aku akan pergi nona, tadi aku sedang bersih bersih di bagian lorong ini."
Lisa sempat terdiam namun tak berapa lama gadis itu mengangguk "Oh, kau bisa pergi."
Jisoo mengangguk, memilih undur diri takut ketahuan untuk yang kedua kalinya.
***
Taehyung berusaha masih menahan senyum nya dan sedikit ramah ketika seseorang bertanya beberapa pertanyaan padanya. Sungguh taehyung sedikit lelah menjadi ramah untuk hari ini, pagi pagi sekali sudah di ajak oleh ibu nya untuk pergi ke panti asuhan untuk memberi sumbangan, lalu pergi ke rumah rekan bisnis ayahnya karna ingin berkenalan dengan taehyung. Hari sudah menjelang siang, sedangkan taehyung masih di rumah orang lain untuk hanya sekedar basa basi.
"Taehyung lulusan S2 di Universitas Harvard." Ujar in-na sembari menyeruput sedikit cangkir yang terisi teh.
"Sangat mengesankan untuk seumuran anak muda seperti mu taehyung. Ayah mu pasti bangga." Ujar salah satu lelaki dengan setelan jas.
"Oh tentu, ayah nya sangat senang ketika taehyung kembali dengan lulusan yang mengesankan." Ujar in-na dengan bangga nya.
"Tidak ada yang terkesan paman, lulusan hanyalah sebuah gelar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vintage 1989 [END]
Teen FictionKata nya derajat manusia itu sama, namun mengapa terkadang kasta yang selalu menjadi tingkat tinggi derajat manusia? Ini kisah antar dua insan yang saling jatuh cinta, tapi dinding kokoh tentang perbedaan kasta menjadi satu penghalang yang sulit di...