Plakk
Plakk
Dua kali taehyung mendapat tamparan keras di pipinya. Linu menyertai pipi kirinya.
Setelah pergi nya park dan-hee beserta anak gadisnya itu. Daejoo langsung menampar taehyung, bukti tentang yang di lakukan taehyung dalam dua bulan kemarin sudah dirinya lihat.
"Aku mendidik mu hingga ke negri orang, tapi selera mu kini gadis rendahan?!!"
"Jawab aku sialan!!"
Bugh!
Satu bogeman taehyung dapatkan membuatnya tersungkur. Di ruang tamu daejoo tanpa malu menganiyaya anaknya sendiri, bahkan lisa dan in-na pun tidak mampu menolong.
"Bawa maid bernama jisoo itu ke sini." Titah daejoo pada dua lelaki yang saat itu dirinya suruh untuk memata matai taehyung. Anggota badan keamanan yang juga bekerja pada daejoo.
Mingyu dan namjoon pergi dengan di antar bibi han, karna bibi han tahu dimana jisoo sekarang. Tak lama, pekikan terdengar mingyu dan namjoon datang dengan memegang satu satu tangan jisoo menariknya paksa ke hadapan daejoo.
Plakk
Jisoo menatap tajam pada daejoo ketika pipi nya mendapat tamparan keras. Terlihat taehyung pun bangkit dari duduknya setelah jatuh tersungkur itu.
"Jisoo tidak salah, aku yang salah. Aku yang pertama--"
"Bagiku keduanya salah!!"
"Mau kau atau manusia rendahan ini, kalian berdua tetap salah!!"
"Aku memang miskin tuan, tapi aku juga punya harga diri." Ujar jisoo membuat daejoo menatap tajam padanya. Jisoo terpekik ketika daejoo mencengkram dagu nya kuat.
"Bukan kah miskin sama seperti manusia rendahan? Kau hanya maid, putra ku adalah anak kalangan atas."
Daejoo melepas cengkraman itu dengan kasar.
"Bawa dia." Ujarnya yang di angguki oleh kedua lelaki itu.
"Lepaskan, tidak boleh ada yang membawa nya pergi." Taehyung berusaha melepaskan begitupun jisoo yang meronta.
Taehyung yang belum siap harus menerima bogeman kembali dari daejoo ketika daejoo menariknya. Jisoo pun meronta ingin menolong taehyung dari siksaan ayahnya namun sayangnya tenaga kedua lelaki itu sama besar nya, entah kemana jisoo akan di bawa namun kini dirinya di paksa untuk menaiki mobil dengan kedua orang suruhan daejoo.
"Suamiku sudah, taehyung kesakitan." Ujar in-na berusaha memisahkan nya. Teriris hatinya ketika melihat taehyung babak belur akibat siksaan ayahnya. Tidak pandang bulu entah itu perempuan atau lelaki dan anaknya atau bukan jika seseorang yang sudah membuatnya tersurut emosi seperti ini bukan hal yang tak mungkin semuanya akan kena imbasnya.
"Sudah cukup taehyung ku kesakitan." Raung in-na menaruh kepala anak lelakinya di pangkuan nya. Bogeman hingga tendangan ketika sudah tumbang taehyung dapatkan tak ada balasan dari taehyung karna selain lemas, taehyung juga masih memandang nya seorang ayah.
"Kurung dia di kamarnya." Setelahnya daejoo pergi ke ruangan nya. Meninggalkan in-na dan lisa yang menangis melihat kondisi taehyung.
"Jisoo, jisoo dibawa pergi kemana?" Lirih nya.
"Sudah tidak perlu memikirkan perempuan itu. Kau kesakitan taehyung." Ujar in-na sembari menghapus air matanya. Di bantu jay - asisten taehyung, taehyung di bawa dengan cara di papah oleh jay menuju lantai atas ruangan nya dan di bantu juga oleh lisa.
In-na mengobatinya, namun nama jisoo masih di gumamkan taehyung hingga rasanya hati nya sakit ketika kesakitan pun yang taehyung ingat adalah jisoo bukan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vintage 1989 [END]
Teen FictionKata nya derajat manusia itu sama, namun mengapa terkadang kasta yang selalu menjadi tingkat tinggi derajat manusia? Ini kisah antar dua insan yang saling jatuh cinta, tapi dinding kokoh tentang perbedaan kasta menjadi satu penghalang yang sulit di...