"T-terima kasih." Jisoo menerima uang yang di berikan taehyung.
"Aku belum tahu nama mu." Ujar taehyung kembali.
"Taehyung." Taehyung mengulurkan tangan nya membuat jisoo terdiam dan menatap sebentar taehyung tapi langsung menggeleng.
"Jisoo."
"Kenapa tidak menjabat tangan ku?"
"Tangan mu bersih tuan, aku takut tangan mu ternodai. Tangan ku sedikit kotor." Ujar jisoo sembari mengelap telapak tangan nya pada baju seragam maid nya.
Taehyung tidak suka ketika orang orang menatap nya seperti itu, taehyung tidak suka ketika orang merendah padanya. Kasta bukanlah benteng untuk menjadi penghalang antar manusia.
"Oh jika begitu, senang bertemu dengan mu jisoo."
Jisoo menjawab nya iya, dan taehyung di selimuti rasa canggung. Agar caggung nya tidak terlalu dirinya berniat untuk minum ssbentar air dingin, tapi atensi nya tidak lepas dari jisoo yang akhirnya membuang makanan makanan itu ke plastik.
"Pekerjaan ku sudah selesai, aku permisi." Pamit jisoo sembari membawa plastik berisi sampah nya keluar dari dapur melewati pintu khusus belakang untuk para maid.
Kenapa rasanya sangat singkat ketika bertemu namun begitu lama dalam fikiran. Sungguh aneh bagi taehyung.
***
Jisoo berfikir untuk tidak akan pergi dulu bekerja ke cafe bar karna untuk hari ini dirinya begitu lelah dan juga jisoo baru makan tadi pagi itupun sedikit. Alhasil kini badan nya lemas saat pulang dari rumah kediaman kim. Jisoo menghitung uang nya yanh jumlah nya tidak lah sedikit, uang yang di berikan taehyung jumlah biyaya hidupnya selama dua minggu.
Jisoo berjalan menuju kios tempat dirinya menitipkan sepeda nya. Jisoo tidak berniat langsung pulang karna dirinya akan membeli beberapa makanan di kios tersebut.
Jisoo tentu nya tidak memakai semua uang nya, hanya beberapa hanya satu lembar won dengan pecahan yang besar saja membuat nya sudah kenyang.
"Oh iya, sepeda mu sedikit ada kerusakan." Jisoo langsung menghentikan kunyahan nya ketika mendengar sepeda nya di sebut oleh si pemilik kios. Jisoo menatap dengan tatapan bertanya.
"Ban nya bocor karna tadi di mainkan oleh anak anak nakal. Aku kurang memperhatikan karna kios ku tadi sedang ramai." Si pemilik itu kembali masuk ke dapurnya meninggalkan jisoo di meja nya dengan tatapan tidak percaya. Kira kira siapa anak anak nakal itu, bisa bisanya membuat ban sepeda nya bocor. Setelah menghabiskan makanan nya jisoo berjalan menghampiri sepedanya dengan murung, untung jisoo sudah mengisi energi nya kembali membuatnya ada tenaga untuk mendorong sepeda usang nya.
Sepeda ini hasil kerja keras jisoo, dirinya membelinya saat gaji pertama di cafe bar. Saat itu jisoo melihat sepeda usang ini di tukang rongsok, walaupun terlihat sudah usang tapi bagi jisoo ini terlihat masih bagus. Apalagi nanti jisoo bisa berhemat uang tidak perlu naik kendaraan transpotasi cukup dengan bangun di awal pagi dan mengoes nya saja.
Saat sampai di rumah nya jisoo membuka sepatu nya dan langsung menidurkan tubuhnya di kasur kecil nya. Hanya ada satu ruangan, ruang tamu dan kamar menjadi satu. Lagipula jisoo tidak pernah menerima tamu.
***
Taehyung membuka lembaran demi lembaran buku yang berada di tangan nya. Di pagi hari yang indah dengan tatapan langsung tertuju pada taman, taehyung duduk di bangku pekarangan rumah nya sambil membaca buku tebal tentang pelajaran masa kuliah nya dulu.
Rasanya taehyung rindu fokus akan kuliah mengejar gelar agar segera cepat lulus dan pulang ke negaranya. Tapi kenapa ketika sudah tercapai rasanya sedikit hampa dan bosan seakan tidak ada lagi rasa semangat ketika sudah mencapai apa yang di mau nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vintage 1989 [END]
Teen FictionKata nya derajat manusia itu sama, namun mengapa terkadang kasta yang selalu menjadi tingkat tinggi derajat manusia? Ini kisah antar dua insan yang saling jatuh cinta, tapi dinding kokoh tentang perbedaan kasta menjadi satu penghalang yang sulit di...