Rajash Bimantara merasa sangat bosan berada di kelas. Akhirnya ia memilih melakukan hobinya saat ini. Raja mencari bola untuk ia mainkan.
Beruntungnya, saat ini semua murid berada di kelasnya masing-masing. Hingga lapangan sekolah terasa sepi, tak ada siapa-siapa selain dirinya.
Fokus Raja buyar kala seorang gadis menghampirinya, "Permisi, kak aku boleh pinjam gelang kamu? aku lupa ga bawa ikat rambut," entah dari mana asal mula gadis ini datang.
Raja melepaskan lalu memberikan gelangnya karena terpaksa melihat muka melas gadis itu.
"Makasih, emm-Rajash?," gadis tersebut kebingungan membaca name tag milik Raja.
"Raja," gadis itu membulatkan mulutnya. Tanpa sadar Raja menyunggingkan senyum manis di bibirnya yang tipis.
Sontak hal itu membuat gadis itu melengkungkan bibirnya. "Senyum kamu manis," sial, gadis ini berhasil membuat hati Raja berdetak tak karuan.
"Ehm," deham Raja menetralkan kegugupannya.
Gadis itu terperanjat kaget, "Eh, ma--makasi Raja. Aku kembalikan besok, janji," lalu ia bergegas meninggalkan Raja.
.......
Raja kepikiran gadis tadi yang meminjam gelang hitam miliknya. Raja berpikir kalau perempuan tadi tidak terlalu buruk dari masalalunya. Jadi, Raja berniat akan mendekati gadis manis itu.
Raja berada di kelas saat ini. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membuatnya mengantuk. Raja bilang, melihat Guru Bahasa Indonesia akan membuatnya mual.
Raja menelungkupkan Tangan dan kepalanya di atas meja. Tidak peduli guru di depannya.
brakk
"Raja?!, ga sopan ya. Orang gurunya lagi menjelaskan kamu malah enak-enakan tidur. Kamu yang keluar atau saya yang keluar?," sentak Bu Iin.
Raja mengangkat kepalanya, "Yaudah, ibu aja yang keluar!"
"Raja?!!, Nilai kamu saya kurangi loh!, udah kelas 11 kok masih aja ngga menaati peraturan," geram Bu Iin dengan suara cemprengnya.
Raja malas berdebat dengan manusia berisik itu. Akhirnya ia lebih memilih keluar kelas daripada mendengar omongan guru itu yang membuat telinga Raja berdengung.
Ia berdiri dan mulai meninggalkan kelas.
"Eh eh mau kemana kamu?," cegah bu Iin.
"Kamu nanya?"
"Punya murid gini amat." Bu Iin menoleh ke arah bangku paling pojok sebelah kanan. Bu Iin pun menghampiri.
"Ehem, Dodooo." Ridho terpaksa mengadahkan kepalanya karena mendengar suara cempreng itu.
"Enak ya, tidurnya?," lanjut Bu Iin dengan senyum manisnya.
"Apa bu? mau tidur juga?." Ridho memutar bola matanya malas.
"Ibu sudah tidur kok. Kamu semalam ngga tidur? kok waktunya sekolah tidur?"
"Cerewet amat, mending saya tidur daripada rame kayak sebelah. Noh liat noh," cibir Ridho dengan kesal.
"Kamu tetep di sini apa ikut keluar, kaya Raja?"
Ridho hanya melirik, lalu kembali menelungkupkan kepalanya. Berniat untuk tidur lagi.
"Dodoo kok tidur lagi, sih"
"Ih yaudah kalau gamau nurut sama saya." Bu Iin terlampau kesal, hingga ia memilih untuk tidak menghiraukan murid yang satu itu.
.......
Raja berada di area kantin saat ini. Ia sendiri, tak ada siapapun yang berada di kantin selain dia dan penjual kantin. Ia rasa mulutnya terlalu hambar. Akhirnya ia mengeluarkan sebatang rokok di saku celana miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Bahagia [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, YANG PLAGIAT SEMOGA KUTILAN❗❗] {Tidak direvisi!} 15+ Story by: loveeemilo &hazelrois_ Cover by: Canva