14. Cintanya aku

17 8 0
                                    

Setelah istirahat selesai, semua murid SMA Garuda Bangsa diperintahkan untuk berkumpul di halaman sekolah. Pengumuman pemenang classmeet akan dilakukan setelah ini.

Raja dan Ridho yang awalnya sama - sama tertidur di kelas segera membereskan tasnya, termasuk memasukkan peralatan sekolah. Mereka berdua berjalan menuju halaman sekolah.

Semua murid diharapkan baris sesuai dengan kelas masing - masing. Nina yang barisan kelasnya di samping kelas Raja pun tentu dapat melihat Raja dalam barisan dengan jelas.

Nina menghampiri Raja yag sedang berbincang dengan Ridho. "Rajaa, maafin aku ya kemarin marahin kamu"

Raja yang sudah terlampau muak dengan perempuan ini pun menatapnya dengan malas.

"Ihhh, kamu kok diem aja sihh"

"Rajaa, kamu denger aku ngga sihhh," cerocos Nina membuat Raja menghela napas kasar.

"Pergi!," perintah Raja.

"Yaudahh ihh." Nina menghentak - hentakkan kakinya lalu pergi begitu saja.

Terlihat di depan sana ada Bapak kepala sekolah dan jajaran para guru. Kepala sekolah mengumumkan bahwa pemenang Classmeet dimenangkan oleh kelas 10 Mipa 3. Karena kelas mereka memenangkan banyak perlombaan.

Tepukan dan sorakan terdengar meriah. Perwakilan dari kelas 10 Mipa 3 diharapkan maju ke depan untuk penyerahan hadiah.

Setelah penyerahan selesai, para murid dipersilakan meninggalkan sekolah alias pulang.

"Ja, gua pulang dulu ya. Gua nitip cewe gue, gua ada urusan sama ebes. Ati - ati ya," ujar Ridho lalu segera berlari meninggalkan Raja.

Raja celingukan mencari keberadaan aruna. Tak terasa air hujan tiba - tiba turun sangat deras. Raja berlari sambil mencari Aruna. Ternyata Aruna berada di emperan kelas bersama dengan murid lainnya yang sedang meneduh.

Ia menghampiri Aruna dengan keadaan badan yang setengah basah.

"Aruna," panggil Raja.

Aruna yang melihat rambut Raja yang basah segera mengusap kening Raja yang juga basah.

"Kita tunggu di sini dulu ya, kamu gapapa kan nunggu sebentar?." Raja menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.

"Ja, Ridho kemana ya?," tanya Jenna yang ada di samping Aruna.

"Pulang dia,"

"Kok dia ga nunggu aku sih?," kesal Jenna tak mau menghadap Raja lagi.

"Pacar lo ada urusan sama ayahnya." Jenna tiba - tiba menolehkan kepalanya.

"Kok kamu ngerti kalo aku pacarnya Ridho?. Jangan - jangan kamu dukun ya?," tuduh Jenna sambil menunjuk - nunjuk Raja.

"Lain kali ga usah pakek privat - privatan. Ridho orangnya ga suka hubungan tertutup"

"Iya--iya lagian kalian semua udah tau kok kalau aku pacarnya Ridho".

Akhirnya mereka bertiga memilih diam tak membuka obrolan lagi.

Hujan sampai sekarang masih belum juga reda. Hujan masih betah menitikkan air. Entah bagaimana Raja dan Aruna akan kembali ke rumah.

Emperan kelas lantai 1 saat ini menjadi payung teduh beberapa murid SMA Garuda Bangsa. Dan ada beberapa murid yang sudah meninggalkan area sekolah.

Tak ada pertanda hujan akan reda, akhirnya beberapa murid terpaksa berlarian meninggalkan sekolah. Kecuali Raja, Aruna dan Jenna.

Hening, hanya terdengar suara hujan. Kedinginan menyelimuti mereka bertiga.

"Aku mau pulang, ga guna juga aku di sini." Jenna memasang muka masamnya.

"Kenapa? jadi nyamuk? sadar juga akhirnya," mak jleb. Ketika Raja sudah berbicara, siapkan mentalmu karena ucapannya akan membuat mentalmu terombang-ambing.

"Bismillah ya Allah, jatuhkanlah penyelamatku dari langit. Aku ingin pulang, huaaaa." Jenna terisak karena ucapan nyelekit Raja. Tapi Jenna juga tidak berharap doanya terkabulkan. Mustahil, orang mintanya di luar Nurul.

"Jennaaaa," tapi siapa sangka, penyelamatnya Jenna datang juga. Hati Jenna berdesir hangat. Pujaan hatinya telah datang. Tuhan mengabulkan doanya, terima kasih Ya Allah.

Ridho, nah dia tersangkanya. Datang membawa payung dengan berlarian sampai payungnya hampir terbawa angin. Untung saja payungnya tidak terbalik.

Ia menghampiri Jenna yang berada di samping Aruna. Ia meletakkan payungnya di sebelah Raja, tak menghiraukan siapapun yang terpenting ia bisa memeluk Jenna saat ini.

Siapa yang iri sekarang? Raja sendiri kan?. Raja memutar bola matanya malas. Sial, kenapa sekarang dia yang kepanasan. Padahal sekarang masih hujan.

Ridho melepaskan pelukannya lalu digandengnya tangan Jenna. Ia mengambil payung yang berada di sebelah Raja. Lalu tangan kanannya ia sampirkan ke pundak Jenna.

Ridho dan Jenna membalikkan badan, "Oh ya, gua kan cuma bawa 1 payung. Jadi cuma muat 2 orang. Kalau gua angkut semuanya jadinya 5-2"

Raja menarik rambutnya frustasi, " Bisa mtk ga sih, lo?. Lo kira Indonesia sama Thailand, 5-2?. Ketemu cinta ya gini nih, makin goblok kan lu."

Ridho menarik napasnya panjang. "Oh, ya maap. Udahlah, gua kalo ngurusin lo ga bisa cinta-cintaan. Gua balik dulu. Jangan lupa pulang, kalian cuma berdua."

Ridho dan Jenna membalikkan badannya bersiap pergi meninggalkan area sekolah.

"Ehh Dho!," tiba-tiba Raja memanggilnya. Mereka membalikkan badannya lagi.

"Apa lagi?"

"Lo pulang jalan kaki, gitu?"

"Buta lo? mata lo?," matanya mengarahkan ke arah gerbang sekolah. Sebuah mobil Pajero terparkir di luar gerbang.

Raja menahan tawanya, "Gua yakin itu mobil bapak lo"

Raja menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal itu, "Iya juga sih,"

Setelah itu Ridho dan Jenna meninggalkan mereka. Akhirnya mereka pulang. Beban Raja sudah tidak ada, Raja bisa bernapas lega.

Ia lirik gadis di sampingnya. "Aruna, tumben diem?"

Aruna tak memandang wajah Raja sedikitpun, "Ayo pulang, Raja. Aku lapar."

"Pulang gimana? orang masih hujan gini."

Tiba-tiba Aruna berlari menuju lapangan sekolah, "Aruna, hujann! nanti kamu sakit," ekspresi Raja sangat cemas saat ini.

"Gamauuu." Aruna memutar-mutar badannya. tak menghiraukan omongan Raja.

Tak lama, Raja menghampiri Aruna, terpaksa. "Raja, seru kan?"

"Seru gundulmu!"

Aruna berlari menuju keluar gerbang. Dengan terpaksa Raja mengikuti arah gadis itu.

"Kamu mau kemana, Aruna?"

Aruna terus berlari dan menggandeng tangan Raja. Kini telah sampai tempat yang dituju oleh Aruna, halte.

"Kenapa kesini?"

"Nunggu bis lah," dilepasnya genggaman tangannya pada tangan Raja. Lalu menghadapkan dirinya ke hadapan Raja.

"Raja, kamu tau?"

"Em, gatau"

"Kamu itu kaya lagu Tiara Andini." Raja mengernyit bingung.

"Kenapa bisa gitu?"

"Karena, Kau bukan cinta pertamaku, namun aku berharap. Mulai hari ini, saat ini, engkau cintanya aku."

Pernyataan Aruna dengan lagu itu membuat hati Raja berdesir hangat. Ditatapnya wanita di depannya, ternyata wanita setia itu ada. Meskipun Raja tak pernah memberikan kepastian kepada Aruna, tetapi Aruna masih setia dengannya saat ini.

Ia masih merasa bersalah kepada Aruna karena sifat ibunya kemarin. Raja tau jika ibunya tidak menyukai kehadiran Aruna. Mungkin karena hasutan dari Nina. Tetapi Raja terus berusaha agar ibunya dapat menerima Aruna di kehidupan Raja.

.....

Cerita Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang