7. Rebutan

16 7 0
                                    

10 menit telah berlalu. Babak kedua segera dimulai. Raja  berjalan santai ke arah lapangan. Ia melihat lawannya ada yang menatapnya dengan sinis, lalu berjalan ke arahnya.

"Siapa yang menang, Aruna taruhannya."

Raja tersenyum miring, "DEAL, Gua terima tantangan lo?!," dengan tatapan sinisnya, Raja meninggalkan Dika yang masih bergeming.

Pritt

Babak kedua dimulai. Tim-Raja dan Tim-Dika mulai fokus dengan permainan mereka masing - masing.

Tak butuh waktu lama, Dika sudah mendapat bolanya, ia giring hingga ke depan gawang lawan. Ia menembak bola, hampir saja bola masuk ke dalam gawang. Ternyata bola tersebut tertangkap oleh kiper.

Terdengar helaan napas dari beberapa orang. Tidak apa - apa, masih ada kesempatan sekali lagi.

Kiper melemparkan bola ke arah tim-nya. Lalu Ridho yang berasal dari tim Raja menggiring bola hampir ke depan gawang, ia melihat Raja berada di depan gawang. Akhirnya ia mengoper bolanya ke arah Raja. Raja dengan telaten menggiring bola lalu ia menembak bola ke gawang lawan, dan GOALLL.

Point lagi untuk tim Raja, 2-0. Beberapa menit lagi pertandingan akan selesai. Dika merasa sudah tidak akan bisa memenangkan pertandingan.

Sorakan yang gemuruh terdengar lagi atas keunggulan dari tim Raja. Ada juga beberapa yang menghela napas karena tim jagoan mereka tertinggal oleh point.

priitt pritt

Peluit berbunyi tanda pertandingan telah berakhir. Tim Raja akan masuk ke babak semifinal. Dan itu akan berlanjut nanti, setelah pertandingan selanjutnya selesai.

Raja menuju ke tempat yang diduduki oleh Nina. Segerombolan beberapa teman sekelas-nya berada di sana. Ia mengambil botol yang diberikan oleh Nina lalu ia membuka dan diminumnya sampai habis.

Nina dengan senyum bahagianya mengelap dahi Raja yang penuh dengan keringat. Raja mencegah tangan Nina yang mengelap keringatnya, membuat Nina mengerutkan dahinya.

"Kenapa?." Nina menurunkan tangannya.

"Gua bisa sendiri," ujar Raja lalu mendudukkan dirinya di samping Nina. Dada Raja terasa panas melihat pemandangan jauh di depannya.

.....

Dika menghampiri Aruna dengan raut lesu. Ia langsung mendudukkan dirinya di samping Aruna.

"Aku kalah, Na." Aruna tersenyum lalu mengelap dahi Dika yang penuh keringat dengan tangannya.

"Gapapa, beli es krim mau?." Dika menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Kan aku kalah, Na. Gabisa dapat hadiah."

Aruna terkekeh mendengar ucapan sahabatnya yang satu ini.
"Ini cuma permainan, Dik. Kalah menang udah biasa, yang penting kamu udah berusaha."

"Nanti dateng ke rumah, dicariin sama bapak," pinta Aruna.

"Kalau sempet, aku bakal dateng."

Jauh di depannya, Aruna merasa ada yang memerhatikan dirinya dan Dika. Aruna sadar ternyata itu adalah Raja. Kenapa lelaki itu memperhatikannya?.

Dika mengikuti arah pandang Aruna yang menatap jauh ke depan. Dika tau, ternyata ada yang memperhatikan mereka. Siapa lagi kalau bukan Raja?.

Aruna lalu memutus pandangannya pada Raja, Dika yang sadar akan hal itu pun langsung mengelus tangan kanan Aruna dengan lembut.

Terlihat di depan sana, Raja mengepalkan tangannya dan menatap mereka dengan tajam.

Panas kan lu?-- batin Dika.

Cerita Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang