EPILOGUE

37 5 0
                                    

Senyumnya yang candu, seketika hatiku mulai hangat ketika melihatnya. Tak pernah aku melihat ia merenung. Disetiap aku melihat wajahnya, aku mengira ia adalah orang yang bahkan tidak mempunyai masalah.
Ia, seseorang yang begitu aku sayangi. Seseorang pernah berkata, Ia begitu manis. Tapi mengapa manusia semanis dia begitu dibenci oleh orang yang begitu ia sayangi?.

-Rajash Bimantara.

Jika kamu tidak bisa menahannya, tidak apa - apa menangis. Kamu sudah lebih dari cukup untuk dicintai.

-Min Yoongi people pt.2

......

Surabaya, 9 Juli 2019.

Jenna mengetahui Ridho--pacarnya berjalan berdua bersama perempuan lain menuju rooftop, ia mulai mengikutinya. Ia mencoba untuk memotret kegiatan mereka berdua dengan ponselnya.

Dirabanya saku bajunya ternyata ia tidak menemukan ponselnya. Ia teringat bahwa ponselnya tertinggal di dalam toilet.

Saat ia mulai berbalik, terdengar suara derap kaki menuju ke rooftop. Itu Aruna, sedang apa dia kesana?.

Tak menghiraukan ponselnya, ia berbalik. Kakinya perlahan mengikuti arah Aruna, ia mengintip dibalik pintu rooftop.

Di sana, ia melihat sahabatnya disiksa oleh pacarnya. Jenna terkejut. Saat ingin menghampiri, keburu pintu rooftop terkunci rapat dari dalam sana. Ia tidak bisa melihat apa yang terjadi selanjutnya.

Tak menyerah, ia mencoba untuk menguping pembicaraan mereka. Samar - samar ia mendengar jeritan dari sahabatnya.

Ketika sudah tidak mendengar apapun, Jenna berlari menjauh dengan wajah yang sangat ketakutan. Ia sudah tau bagaimana sahabatnya saat ini.

....

Raja pulang dalam keadaan marah dan frustrasi. Tidak menyangka, seseorang yang dekat dengannya, dan sudah dianggap keluarga ternyata mengkhianati dirinya.

Sana dan Nina yang sedang asyik menonton film bersama pun terkejut saat melihat kepulangan Raja dengan mata yang sembab.

"Raja, kamu habis nangis, nak?." Sana menghampiri putranya lalu mengelus kepala putranya dengan sayang. Sana merasa khawatir melihat mata putranya yang sembab akibat terlalu banyak menangis.

Raja menepis tangan ibunya, "Perempuan kesayangan mama ternyata pembunuh!, itu yang diajarin sama mama?!, itu anak yang dibanggakan sama mama?!, PEMBUNUH?!. Dia membunuh Aruna, Ma?!." Sana terlonjak kaget mendengar ucapan yang dilontarkan putranya.

Sana menolehkan pandangan ke Nina yang juga terkejut, "Bener apa yang dikatakan Raja, Nin?." Nina menggelengkan kepalanya seraya menangis.

"E--enggakk ma, itu semua bohong!".

"Jujur apa susahnya sih, bangsat?!." Raja terlampau emosi.

"Iya--gua yang bunuh Aruna?!." Sana menangis, tidak menyangka anak yang ditinggal oleh kedua orang tuanya, dan ia susah menganggap dirinya sebagai anak sendiri. Sudah, Sana tidak akan percaya pada siapapun selain putranya.

"Dari awal gua sama Ridho bersekongkol untuk ngebunuh Aruna. Kenapa?. karena pertama, Ridho ga terima kalau ayahnya dihardik sama ayah Aruna. Kedua, gua sayang sama lo, Ja.

Gua ga terima Aruna bisa ngedapetin lo?, secara gua dari kecil udah punya rasa sama lo?!. Jadi apa yang gua lakuin sama Ridho itu, impas."

Sana berjalan dengan cepat ke arah Nina lalu menamparnya. Dipegangnya pipi kirinya yang telah ditampar oleh Sana. Tertawa, Nina hanya tertawa. Sangat tidak tau diri!.

"Cara lo ngedapetin gua itu salah, Lo ga bakalan bisa ngedapetin hal yang memang dari awal ga bisa lo dapetin?!. Ingat itu!".

Sana sadar, tak semua orang yang bersikap baik, seterusnya akan berperilaku baik juga. Ada kalanya hati seseorang berubah. Entah kapan?.

Sebaliknya, seseorang yang dianggapnya jahat, belum tentu dia tidak mempunyai sisi baiknya.

Tentang Aruna, semua orang hanya tau namanya, tapi tidak dengan kisah hidupnya.

........

Kamar Raja yang terasa sunyi, dengan lampu kamar yang sengaja tidak dinyalakan olehnya. Kini, Raja menelungkupkan kepala di atas kedua lututnya. Badannya ia sandarkan pada sisi ranjang.

Semuanya terungkap, merasa hidupnya terasa hampa. Semua sudah ia lalui selama ini. Berpura - pura bahagia, bahkan ditinggal pergi oleh seorang yang begitu ia sayangi.

Berat, sangat berat.

Bagaimana pun juga, itu adalah takdir. Tuhan, menakar hidupnya seperti ini.

Hawa sekitar terasa sangat dingin. Tiba - tiba seorang perempuan datang dihadapannya, "Aku cinta sama kamu, Raja". Raja segera mendongakkan kepalanya, suara itu lagi.

Raja menghembuskan napas kasar. "Kenapa?," tanya perempuan itu.

"Iya aku tau kamu sayang sama aku, tapi pleasee jangan bilang kaya gini tiap hari!!, aku udah cape," perempuan itu mendudukkan dirinya di depan Raja.

"Kok kamu marah, sih?," tanya perempuan itu dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Apa susahnya bilang sayang aku juga, kenapa sih 1 tahun ini kamu jadi berubah?," lanjutnya.

"Dulu dan sekarang beda, 1 tahun yang lalu kamu masih hidup," perempuan di hadapannya seketika menghilang. Raja menjambak rambutnya frustrasi, ia berkhayal lagi.

Menangis, perlahan ia menutup matanya. Tidak ada lagi perempuan kesayangannya, Aruna.

Berdamailah pada cerita yang telah usai.

END

haiii, aku tifany cristia. terima kasih buat yang udah baca dari awal, udah dukung dari awal. cerita ini aku buat untuk pembelajaran, jadi kalau ada salah penulisan atau kata, mohon dimaklumi yaaa.

aku juga berterima kasih dengan temanku IntanAprilia884 yang udah ngebantu buat jalan ceritanya, juga bantu buat ngerangkai setiap kalimat.

aku harap kedepannya bisa belajar terus buat cerita selanjutnya. terima kasihhh.

salam, loveeemilo💌🐳

Cerita Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang