11. Rencana

15 7 0
                                    

Nina yang melihat dari kejauhan, interaksi Raja dengan Aruna tampak mengerutkan wajah. Ia sangat tidak menyukai Aruna dari awal Aruna meminjam gelang. Dia bersedekap dada dan tampak berpikir.

Nina tidak akan membiarkan Aruna merebut Raja darinya. Maka dari itu, ia tau apa yang harus ia lakukan kedepannya.

Tak ingin lagi melihat mereka berdua, lantas ia pergi menuju tempat Ridho menidurkan dirinya.

Saat ingin masuk ke dalam UKS, ia berpapasan dengan Ridho yang rupanya dirinya sudah lebih enakan.

Nina menarik tangan Ridho agar duduk di bangku depan UKS. Lalu memajukan wajahnya akan berbisik kepada Ridho.

"Lo tau ngga sih?, Aruna tadi--''

"Ga ah, gua gamau ngomong tentang cewek itu lagi. Udah kapok gua babak belur. Nih liat nih." Ridho menunjuk pipi kirinya yang terlihat memar. Nina yang melihat itupun langsung meringis.

"Tapi gua gedek, Dho, sama tuh cewek"

"Udah lah, Nin. Buang jauh - jauh pemikiran jahat lo itu. Selagi Raja bahagia sama tuh cewek, kita ga boleh ngerusak kebahagiaan orang lain, Nin."

"Tapi kan, Dho--"

"Udah, lo mau ikut gua ke kantin?. Gua traktir lo sepuasnya, mau?."

......

"Kepanasan aja kamu cantik," teriakan Raja yang di dengar oleh Aruna membuat bibir Aruna melengkung membentuk senyuman.

"Aaa senyumnya cantik bangettt," lanjutnya.

"Kaya cewek tauu." Raja hanya tertawa mendengar ucapan Aruna. Gadis itu begitu lucu menurutnya.

Hukuman yang dilakukan Aruna telah selesai. Ia pun bergegas menghampiri Raja dan duduk di bangku yang ada di belakang Raja.

Ia mengisyaratkan Raja untuk duduk di sebelahnya.

"Raja kamuu--," belum sempat Aruna melanjutkan ucapannya, Raja dengan santainya mengelap keringat yang menetes di dahi Aruna hingga membuat detak jantung Aruna berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Amal apa yang gua lakuin sampai nemu bidadari semanis ini?." Raja menatap Aruna dengan tatapan dalam.

Pipi Aruna bersemu merah, "Dasar buaya kamu!"

"Arunaaa, siapa suruh kamu duduk?. Hukuman kamu belum selesai lohh," tak ada angin, tiba - tiba Bu Iin muncul di hadapan mereka berdua.

"Bu Iin ganggu orang pacaran nih?," tanya Raja yang dibalas pelototan oleh Bu Iin.

"Kalo iya kenapa?." Bu Iin berkacak pinggang seakan menantang Raja.

"Emm ibu pilih biru apa merah?"

"Manfaatnya apa ibu jawab pertanyaan kamu?"

Tanpa basa - basi, Raja mengeluarkan dua lembar uang 50 ribu dan 100 ribu. Ia sodorkan benda tersebut kepada Bu Iin. Bu Iin yang melihat surga dunia itupun terkejut dan tangannya bergerak untuk mengambil benda itu.

"Eitt, ibu mau apa?." Raja menyembunyikan uang itu ke belakang punggungnya.

"Ada syarat!, kalau ibu mau uang, jangan ganggu kita pacaran," lanjutnya.

Semua guru hendaknya dihormati oleh para murid, terkecuali Bu Iin. Menurut murid SMA Garuda Bangsa ini, Bu Iin adalah guru yang menjengkelkan dan manja. Tapi tidak apa - apa, guru yang ini termasuk guru yang paling langka ditemukan.

"Deall, ibu terima"

"Oke, deal." Raja menerima jabatan tangan dari Bu Iin lalu menyerahkan dua lembar uangnya.

Cerita Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang