2 minggu setelah kematian Aruna, Raja sudah tidak terlalu bersedih dan bisa menerima kenyataan. Ia sadar, menangis tidak akan membuat Aruna kembali, malah akan membuat Aruna tersiksa karena melihat kekasihnya bersedih.
Tapi Raja dibuat bingung, seminggu yang lalu saat Ridho mengunjungi rumahnya. Sekarang ia tidak tampak batang hidung lelaki itu.
Memang sejak Ridho datang ke rumahnya, keesokan harinya ia tidak hadir di sekolah selama seminggu. Entah apa alasannya.
Bahkan saat Raja mengirim pesan pun tidak dibalas oleh lelaki itu. Bisa saja ia mendatangi rumahnya, tetapi ia merasa sungkan kepada ayah Ridho.
Ia teringat, bagaimana jika ia menghubungi nomor Jenna--pacar Ridho. Nomor yang ia dapat dari Ridho sendiri.
Ia melakukan panggilan pada Jenna, tak lama panggilan tersebut tersambung dan terdengar suara di seberang sana.
"Kenapa?," tanya Jenna di seberang telepon.
"Ridho kenapa?, kenapa dia beda ga kaya biasanya?"
"Tanya aja dia sendiri, kalau aku yang bilang bakal jadi fitnah"
Telepon telah terputus, Raja berniat saat pulang sekolah akan mencoba berbicara pada Ridho. Ia masih merasa bingung saat ini.
Tetapi kebingungannya terbayar saat melihat Ridho memasuki kelas dengan pandangan yang tampak kosong.
Saat Ridho mendudukkan dirinya di bangkunya, Raja pun menghampiri. "Dho, kemana aja lo?. Tumben - tumben lo ngilang?."
Ridho tetap diam tak mengeluarkan sepatah katapun. Raja merasa sangat keheranan, kenapa temannya menjadi seperti ini?. Apakah ia berbuat salah?.
"Dho?, lo kenapa sih, anjing?!," tanya Raja dibalas gelengan oleh Ridho.
"Gua gapengen ngomong, Ja. Biarin gua sendiri," dengan muka datar Ridho menelungkupkan kepalanya di atas bangku.
Tangan Raja mengepal, ia merasa marah. Padahal ia rasa tak berbuat kesalahan kepada temannya ini. Kenapa ia dijauhi?.
Tanpa bicara lagi, Raja kembali ke bangku yang ditempatinya.
Sedangkan Ridho, ia masih teringat perkataan ayahnya seminggu yang lalu.
Tangannya ia arahkan pada pundak ayahnya. "Ayah kenapa?," ia hanya menggelengkan kepalanya. Setitik air mata pun jatuh dari matanya. Ridho semakin bingung.
"Yah," panggil Ridho terlihat semakin bingung dengan ayahnya.
"Aruna--keponakanku."
deg
Ia tidak salah dengar, ternyata Aruna adalah keponakan ayahnya. Mata Ari terus saja mengeluarkan air mata. Tidak menyangka keponakannya telah meninggal dunia.
Flashback
Ceklek
Naura--Ibu Lisa dan Aruna, menoleh ke arah pintu, ternyata itu adalah Ari yang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin. Satu hal yang Naura ketahui, Ari mabuk.
Ari terus berjalan ke arah Naura dengan kelimpungan sembari terus menerus menyebut nama Naura. Naura merasa takut melihat tatapan Ari yang menatapnya dengan sangat tajam, sementara di tangannya ada bayi mungil yang sedang tertidur pulas.
Tanpa diduga Ari mencium Naura dengan keras dan kasar tangannya meraba dan meremas dadanya, sementara tangan kanan Naura berusaha melindungi bayinya. "M--mas Ari jangan!".
Ari tak mendengarkan rintihan Naura, dia mulai menggigit leher Naura kalap.
bughh
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Bahagia [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, YANG PLAGIAT SEMOGA KUTILAN❗❗] {Tidak direvisi!} 15+ Story by: loveeemilo &hazelrois_ Cover by: Canva