[three shot] - Teman Tapi Menikah? EXTRA 🔥

2.8K 118 32
                                    


Warning!!!Chapter mengandung adegan dewasa, bagi yang tidak berkenan ataupun tidak nyaman bisa di skip ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!!
Chapter mengandung adegan dewasa, bagi yang tidak berkenan ataupun tidak nyaman bisa di skip ya.

Bagi yg memilih untu lanjut, silahkan menikmati 🔥🔥🔥




*





Malam pertama mereka tidak terjadi di malam pengantin.

Mereka terlalu lelah malam itu,
Tapi malam pertama mereka juga tidak terjadi dimalam-malam setelahnya, bahkan saat mereka berdua sedang berbulan madu, Zee sama sekali tidak menyentuhnya lebih dari kecupan di kening ataupun di sudut bibirnya saja.
Nunew menjadi sempat terfikir jika dia mungkin tidak menarik di mata suaminya itu.

Tapi, Zee membuktikan jika pikiran Nunew salah.

Pria itu sering kali menatapinya dengan panas ketika Zee berfikir Nunew tidak menyadari tatapannya.

Dan tatapan itu? Memberikan sensasi sendiri untuk Nunew

Penuh antisipasi

Kadang, saat malam sebelum tidur, jantung Nunew berdetak tidak karuan saat berbaring disamping Zee, berfikir jika mungkin malam itu adalah malam Zee akan menyentuhnya lebih.

Tetapi tidak,

Zee hanya memeluknya dari belakang, mengecup lehernya sekilas sambil mengucapkan selamat mimpi indah, dan pria itu langsung memejamkan matanya, tertidur.

Dan Nunew dibuat salah tingkah sendiri oleh pria itu.

Nunew merasa jantungnya tidak aman setiap saat, merasa jika setiap saat Zee bisa saja menyentuhnya lebih dari kilasan-kilasan sekilas yang di dapatkannya dari tatapan panas pria itu.

Tapi yang membuat Nunew heran, Zee tidak pernah menyentuhnya lebih, hanya sedikit belaian disini dan disana, kecupan manis dan sentuhan hangat pada jemarinya.

Dan Nunew hampir gila dibuatnya.

Hari ini Nunew tidak memiliki bimbingan skripsi, dan Zee juga sudah berangkat kerja sejak jam 7 pagi, meninggalkan Nunew sendirian di rumah mereka. Nunew berencana untuk menghabiskan waktunya dengan menonton drama di netflix sambil menunggu Zee pulang, dan mereka bisa makan malam bersama, menonton bersama sambil bertukar cerita, sebelum akhirnya tidur berpelukan seperti malam-malam sebelumnya.

Nunew menggigit bibir bawahnya, menatapi pilihan baju yang akan dikenakannya hari ini. Masih dalam balutan bathrobe satin setelah selesai mandi.

Nunew baru saja akan meraih salah satu kaus polosnya ketika pintu kamar terbuka dan Zee yang seharusnya berada di kantor melangkah masuk.

“Loh? Nggak jadi kerja kak?” tanya Nunew heran.

Kepala Zee menggeleng, walaupun matanya tidak terlepas dari dada Nunew yang sedikit terlihat dari bukaan bathrobe.

“kliennya nggak jadi datang hari ini. Dari pada nganggur di kantor mending di rumah aja nemenin kamu.” Ujar Zee sambil melangkah mendekati Nunew.

Nunew sedikit tersipu, lalu berbalik memunggungi Zee, menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.

Sadar jika dari tadi Zee menatapi dadanya yang terbuka.

Perlahan, Nunew bisa merasakan hangat tubuh Zee dipunggungnya. Suaminya itu lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Nunew, sambil mengendus leher Nunew, menyentuhkan ujung hidungnya di kulit tipis leher dan belakang telinga Nunew, menciumi wangi sabun dan shampoo Nunew sambil memejamkan matanya.

“Mmm... wangi.” Ujar Zee sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Nunew.

“Kakkk..” bisik Nunew, sambil berusaha melepaskan pelukan Zee. Wajahnya terus  memerah, malu karena tubuh polosnya yang hanya ditutupi bathrobe sedang dipeluk erat oleh Zee.

Nunew bisa merasakan hangat tubuh Zee dengan jelas seperti ini, kulitnya hanya ditutupi oleh selembar kain satin yang sedikit tipis.

Nunew yakin lekukan tubuhnya bisa dirasakan jelas oleh Zee.

“Cuma peluk bentar sayang, aku nggak bakal ngapa-ngapain kok.” Bisik Zee di belakang telinga Nunew.

Nunew bergidik, geli, dan mungkin sedikit merasa ‘panas’.

“Kamu kan memang nggak pernah ngapa-ngapain aku.” Celetuk Nunew dengan sedikit nada kesal, kelepasan.

“Hmm? Ooh... jadi kamu mau di apa-apain nih ceritanya?” Tanya Zee, jahil.

Tapi Nunew memilih tidak menanggapi, dan hanya diam.

Zee yang tidak mendapatkan jawaban, memperhatikan wajah Nunew dari samping. “sayang?”

Nunew memalingkan wajahnya menjauhi Zee, tidak ingin suaminya itu melihat jika ya, Nunew sedikit terganggu dengan Zee yang tidak pernah menyentuhnya ‘lebih’ setelah 2 bulan menikah.

“Nunew, kamu jangan salah faham. Aku nggak pernah menyentuh kamu lebih dari biasanya, karena kak Zee mau kamu membiasakan diri dulu sama kakak. Kan kita menikah karena dijodohkan, kak Zee takut kalau kakak menyentuh kamu begitu saja kamu akan kaget, dan illfeel sama kakak.”

Mereka berdua terdiam, tetapi Zee menolak untuk melonggarkan pelukannya, masih mendekap tubuh Nunew erat dengan kedua lengan kekarnya.

“Tau dari mana kak Zee kalau aku bakal illfeel?” tanya Nunew dengan suara pelan. “aku malah mikirnya, kak Zee nggak tertarik sama tubuhku.”  Tambahnya, dengan suara berbisik. Tapi masih bisa didengar jelas oleh Zee.

Zee mengerang pelang, lalu mengeratkan pelukannya lebih kuat lagi, membawa bagian belakang Nunew menempel dengan permukaan badannya.

“nu... kalau kak Zee nggak tertarik sama tubuh kamu. Kak Zee nggak akan begini Cuma karena ngeliat kamu pakai bathrobe ini aja.” Ujar Zee sambil mendorong pinggangnya agar lebih menempel di bagian belakang Nunew.

Memperjelas maksud ucapannya dengan membiarkan Nunew merasakan jika dia sudah setengah ‘keras’.

Wajah Nunew kian memanas, dan sekarang jantungnya mulai berdegup kencang.

Benda Zee menempel tepat ditengah belahan pantatnya.

Nunew sedikit menggerakkan pantatnya, sebenarnya ingin sedikit mencoba untuk menjauhkan benda itu dari bagian belakangnya, karena malu. Tapi malah berakhir menggesekkan bongkahannya pada permukaan milik Zee karena pelukan Zee yang terlalu erat.

Zee menggigit bibir bawahnya, menahan erangan yang mengancam untuk keluar.

“Nunew....” ujarnya, sebelum melepaskan perlawanannya pada nafsunya sendiri.

Zee kemudian membenamkan wajahnya pada ceruk leher Nunew, mengendus dan menciumi permukaan kulit putih dan tipis itu.

“Kak... masih siang...” bisik Nunew, memberikan sedikit perlawanan, walaupun Nunew sendiri tidak bisa menyangkal kalau tindakan ini sudah lama ditunggunya.

Tapi melakukannya di siang hari seperti ini? Saat cahaya matahari masih terang di luar jendela? Nunew malu.

“Memangnya kenapa kalau masih siang? Kan di rumah ini Cuma ada kita berdua.”

Timpal Zee sambil memajukan pinggangnya, membuat Nunew merasakan kejantanannya yang sudah semakin mengeras.

“Kak....”

Zee tiba-tiba melepaskan pelukannya. Tetapi belum sempat Nunew merasa lega ataupun kecewa, Zee sudah menggendongnya bridal style dan menjatuhkan tubuh Nunew diatas ranjang mereka.

Nunew menumpukan badannya pada satu siku, matanya sibuk memperhatikan Zee yang dengan cepat melepaskan dasi dan blazernya, tangan berotot pria itu dengan cepat melepaskan kancing dan ikat pinggangnya. Tapi sepertinya suaminya itu sudah kehilangan kesabaran, sehingga langsung menindihi Nunew masih dengan memakai kemeja yang setengah terkancing dan celana yang belum terlepas.

“Nunew...” bisiknya, sesaat sebelum kembali membenamkan wajahnya di leher jenjang Nunew, menciumi setiap permukaan kulit yang dilewatinya.

“eemmm...” Nunew menggigiti bibir bawahnya dengan erat, malu mengeluarkan suara yang merespon tindakan Zee.

Tangan Zee dengan lihai menyelip maasuk kedalam bathrobe yang dikenakan Nunew, mengelus permukaan kulit halus Nunew, jemarinya bermain lihai menarik desahan dari Nunew. Sesekali jemari itu menyentuh puting Nunew yang mulai mengeras, berisi.

“Kak Zee... jangan... engg!!” baru saja Nunew akan meminta Zee untuk menunda kegiatan mereka ini sampai nanti malam, tapi ucapan Nunew terhenti begitu saja demi menahan desahan yang lebih nyaring untuk keluar ketika Zee melepaskan kulit lehernya dan malah berpindah ke puting pink Nunew.

Awalnya Zee hanya menciumi cherry pink itu dengan lembut, tetapi mendengar desahan tertahan Nunew membuat gairahnya semakin membesar. Perlahan, Zee mengisap puting Nunew, memainkan cherry itu dengan lidah lihainya.

Tangan Nunew yang tadinya hanya bisa terkulai pasrah langsung dengan cepat mengenggam helaian rambut Zee, meremasnya dengan jemari yang terasa melemah karena perbuatan Zee pada tubuhnya.

“angghhh.... kakk” akhirnya, Nunew pasrah, lelah menahan desahannya yang terus tertahan. Dan melepaskannya, membiarkan kamar tidur mereka dipenuhi oleh suara-suara desahan manjanya.

Zee terus mengisap puting Nunew, memainkan kedua cherry pink itu bergantian tanpa henti, sama sekali tidak merasa bosan. Sesekali bibirnya berpindah ke kulit disekitar puting Nunew, menghisap kulit lembut Nunew dengan kuat, menciptakan bercak-bercak merah yang menandakan kepemilikannya. Sedangkan Nunew yang terus merasakan rangsangan-rangsangan dari mulut Zee yang terus menciumi dan mengisap bagian dadanya hanya bisa mengerang dan mendesah, menikmati sentuhan suaminya.

Beberapa saat kemudian, Zee melepaskan emutannya dengan suara basah.

Wajah Nunew memerah, menahan malu, tapi Nunew juga tidak bisa membantah jika dia ingin lebih.

Dari Zee.

Suaminya.

Zee memandangi hasil karyanya yang mewarnai dada putih mulus Nunew dengan tanda-tanda. Lalu Zee mengalihkan pandangannya pada wajah memerah Nunew yang juga menatapi wajahnya, walaupun Nunew menghindari mata Zee, malu.

Perhatian Zee teralihkan pada dua ‘beauty mark’ yang berada di sisi leher Nunew. Dua titik hitam yang memang sedari dulu selalu mengalihkan perhatiannya setiap kali Nunew menunjukkan lehernya pada Zee.

Zee kembali mendekatkan wajah mereka, dan Nunew yang mengira Zee akan menciumnya menutup matanya erat, penuh antisipasi hanya untuk merasakan isapan kuat pada lehernya.

“Eengg!!!” desah Nunew, satu tangannya kembali terbenam dalam helaian rambut hitam Zee, sedangkan satu tangannya lagi mengalung di bahu Zee, membawa tubuh pria itu lebih dekat dengannya.

Zee terus mengisap kuat kulit leher Nunew yang memiliki titik hitam itu, mencoba meninggalkan tandanya sendiri diatas tanda pemberian tuhan pada Nunew.

“eengg.... kak, jangh... jangan kuat-kuat... nanti berbekassshh” desah Nunew.
“ya nggak papa kan. Biar orang-orang tau kalau Nunew punya kak Zee.”  Sahut Zee cuek, walaupun ada kilatan nakal di mata pria itu.

Nunew memukul pundak Zee pelan, wajahnya belum juga kehilangan semu merahnya. Tetapi sesaat kemudian Nunew sedikit terpekik, karena Zee dengan tiba-tiba membuka lebar kedua kakinya, menunjukkan bagian bawah polos Nunew yang tadinya hanya ditutupi oleh lipatan bathrobe.

“Kak!!!” pekiknya, tapi Zee sama sekali tidak terlihat peduli, pria itu menatapi keintiman Nunew dengan lapar.

Zee menelan ludahnya kasar, lalu menyentuh keintiman pink Nunew dengan lembut, menggerakkan tangannya keatas dan kebawah dengan gerakan pelan, menggoda Nunew.

“Aaanghhh... emmm”

Nunew terus mendesah, pingganggnya terangkat, tubuhnya melengkung, dan kedua tangannya menggenggam erat surai hitamnya sendiri, menahan rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuhnya.

Membakar setiap sel tubuhnya dengan api nafsu.

Zee memainkan tangannya lebih cepat lagi, semakin cepat, menarik desahan dan erangan terus keluar dari belahan bibir ranum Nunew yang membengkak merah karena gigitan kuatnya beberapa saat yang lalu.

“Ahh!!! Ahhh!!” Nunew merasakannya, sensasi familir yang menandakan dirinya sedikit lagi keluar. Ketika Zee menghentikan gerakannya.

Nunew langsung memfokuskan perhatiannya pada wajah Zee, heran kenapa Zee menghentikan tindakannya ketika kedua bola mata gelapnya menangkap tatapan lapar Zee yang diarahkan pada bagian bawahnya.
Zee menjilati bibirnya, lapar. Lalu mempertemukan pandangannya dengan Nunew.

Nunew bisa melihat dengan jelas tatapan penuh nafsu itu, mata gelap itu, hasrat membuncah yang terus bergulir dibalik mata gelap Zee. Hasrat yang ditujukan Zee untuknya.

Untuk Nunew,

Dan hanya Nunew.

“Boleh ya sayang?” tanya Zee, satu jarinya bermain di permukaan lubang Nunew, menggoda.

Nunew menelan ludahnya kasar.

Lalu menutupi matanya walaupun kepalanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Zee.

“Nu?” tegur Zee.

“uummm.... kak udah, lakukan aja. Jangan nanya terus, aku malu.” Sahut Nunew, masih dengan kedua telapak tangannya yang menutupi matanya, menyembunyikan malu.

Zee terkekeh sesaat.

Lalu Nunew yang masih belum bisa melihat apa yang Zee lakukan merasakan ranjang bergerak sedikit dan kehangatan tubuh Zee yang menjauhinya.

Nunew sedikit mengintip dibalik jemarinya, dan melihat Zee yang merogoh nakas mereka, mencari sesuatu.

Beberapa saat kemudian, Zee kembali mendudukkan dirinya diantara kedua kaki Nunew yang terbuka lebar, kali ini dengan sebotol lube yang dengan cepat dibukanya.

Tidak lama kemudian, Nunew merasakan satu jari Zee yang menelusup masuk kedalam lubang keintimannya dengan mudah.

“Enghhh!!!”

Tanpa Nunew sangka sedikitpun, satu jari itu mampu mengantarkan Nunew keujung kenikmatannya. Mendorong Nunew melepaskan cairannya.

Nunew terengah lelah, tidak menyangka hanya satu jari itu mampu mengantarkannya ke puncak orgasmenya.

Nunew menekan kedua tangannya kewajahnya, menutupi malu dan menahan agar erangan nyaring yang mengancam untuk keluar tidak terlepas.

Zee tersenyum melihat Nunew yang sedikit melemas setelah meraih kenikmatannya. Tapi pria itu sama sekali tidak menghentikan tindakannya.

Zee memainkan jemarinya didalam dinding basah Nunew, lihai. Zee menggerakkan jemarinya lambat, cepat, lalu kembali melambat, bermain-main dengan Nunew, mencoba menggoda lebih banyak desahan untuk terus keluar dari belahan bibir merah Nunew.

Sesaat kemudian, Nunew yang terlena dengan permainan Zee bahkan tidak sadar jika jari yang berada didalam keintimannya bukan lagi satu, melainkan tiga. Tiga jari yang terus bergerak, mempermainkannya agar benda milik Zee kemudian bisa masuk lebih leluasa kedalam keintiman Nunew.

“Haaa.... haaaa....”

Nunew terus menggeliat, bathrobe yang tadinya mampu menutupi sebagian besar tubuh polos Nunew bahkan sudah tidak bisa dikatakan menutupi lagi. Kain tipis itu sudah terbuka lebar dan hanya bertahan di tubuh Nunew karena ikatan di pinggang yang masih utuh dan bagian lengan yang masih belum terlepas dari kedua lengan Nunew, selebihnya? Tubuh Nunew polos untuk dinikmati Zee.

Zee mengangkat sebelah kaki Nunew untuk bertumpu di bahunya, sambil menciumi kulit paha yang terdekat dengan wajahnya.

Meninggalkan jejak-jejaknya juga di kulit putih itu.

Merasa jahil, Zee memainkan jemarinya lambat, sambil terus memanggil nama Nunew.

“nu... nu.... sayang... sayangnya kak Zee.... liat sini dong...”

“kak!” bentak Nunew manja, masih dengan kedua matanya yang tertutup rapat dengan telapak tangannya.

“nu... sayang kalo kamu nggak liat sini, kak Zee berenti nih ya.”

Nunew terisak, menahan malu.

“Kak... udah...” manjanya, tapi Zee malah menghentikan gerakan tangannya, dan mengeluarkan jemarinya perlahan dari lubang basah Nunew.

“kenapa sih nggak mau buka mata? Emm?”

“aku maluuu...” rengek Nunew.

“malu kenapa? Sama suami sendiri kok malu.”

“ya aku malu aja. Kak Zee ngeliat aku polosan gini.” Sahut Nunew.

Zee terkekeh, lalu menarik pelan kedua tangan Nunew yang menutupi wajahnya.

Awalnya Nunew sedikit memberontak, tapi akhirnya Zee berhasil melepaskan tangan Nunew yang menutupi wajah indahnya.

Akhirnya kedua pandangan mereka bertemu, dan Zee terus memandangi Nunew dengan takjub. Dan Nunew yang awalnya malu, akhirnya menatapi Zee dengan pandangan sayu.

“Nunew, kamu cantik.... god, kamu benar-benar cantik.” Gumam Zee sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya dengan Nunew. Dan akhirnya mengecup bibir ranum Nunew.

Sebenarnya ini bukan ciuman pertama mereka, Zee sudah pernah mengecup bibir Nunew sebelumnya. Tapi hanya kecupan tipis Yang terasa seperti sentuhan kupu-kupu.

Kali ini, kecupan Zee terasa berbeda. Penuh hasrat dan panas.

Zee terus mengulum bibir atas dan bawah Nunew bergantian, sesekali memainkan lidahnya diatas permukaan empuk itu, sampai akhirnya Nunew sedikit membuka mulutnya, mengijinkan Zee masuk lebih dalam.

Zee memainkan lidahnya didalam rongga mulut Nunew dengan liar, mengisap dan membungkam setiap desahan yang keluar dari dalam Nunew.

Beberapa saat, hanya ada suara kecupan basah dan desahan didalam ruangan itu.

Suara-suara kecupan basah yang semakin menggoda hasrat Zee.

Akhirnya, Zee melepaskan ciuman basah mereka dengan suara nyaring. Satu kecupan manis didaratkannya di bibir bawah Nunew sejenak sebelum menjauhkan dirinya dari tubuh Nunew yang terbaring pasrah dibawahnya.

Zee membalikkan tubuh Nunew dengan lembut, lalu kembali menempelkan bagian depan tubuhnya lekat pada punggung Nunew yang setengah tertutupi oleh bathrobe tipisnya.

Zee menciumi salah satu pundak Nunew yang tidak tertutupi kain tipis bathrobe. Menjalankan ciuman lembut itu perlahan, menusuri permukaan kulit halus dan hangat Nunew dengan bibirnya hingga bibirnya sampai di daun telinga Nunew.

“kalau kak Zee mainnya dari belakang gini. Sayang malu nggak?” tanya Zee dengan sedikit godaan.

Selalu dengan godaan, karena menggoda Nunew adalah kesenangan tersendiri untuk Zee.

“emm....masih malu.” Sahut Nunew, tapi kemudian Nunew menggerakkan pinggulnya perlahan, mendekatkan kedua bongkahan pantatnya sampai menyentuh kejantanan Zee.

Nafas Zee serasa terhenti.

“Tapi nggak papa kak. Buat kak Zee... semua punya Nunew buat kak Zee....” bisik Nunew. Suara si manis pelan sebenarnya, tapi suara pelan itu terdengar begitu nyaring di telinga Zee.

Perkataan Nunew dikatakan dengan lugu sebenarnya, tapi entah kenapa, ucapan si manis itu semakin membakar nafsunya besar.

Zee mengerang liar, lalu dengan gerakan kasar membuka resleting celananya, dan menurunkan pakaian itu dengan sembarang. Mengeluarkan kejantanannya dari kungkungannya dengan cepat dan tanpa aba-aba langsung memasukkan benda keras itu kedalam lubang basah Nunew.

Menarik desahan panjang dari Nunew.

“Kak.... kak Zee... pelannh.... ah... pelan” desah Nunew, saat Zee langsung menggoyangkan pinggulnya, kedua tangannya memegangi pinggang Nunew erat, menarik maju mundurkan tubuh si manis untuk mengikuti ritme pergerakannya.

Zee yakin, malam nanti akan ada dua bekas merah di pinggul Nunew.

Dan saat itu Zee mungkin akan merasa sedikit bersalah dan mengobati Nunew dengan sentuhan lembut.

Tapi tidak saat ini, siang ini Zee terlalu tenggelam dalam nafsunya, terbakar oleh hasratnya yang sudah ditahan selama berbulan-bulan.

Nunew yang seakan tau permintaannya pada Zee untuk sedikit pelan tidak didengarkan, hanya bisa pasrah menerima hentakan demi hentakan keras yang dilayangkan Zee.

Tubuhnya terasa lemas.

Desahannya terus keluar, menghiasi kamar mereka bersamaan dengan suara kulit basah yang terus bertamparan.

Memacu hasrat Zee yang mendengarkannya menjadi semakin membuncah.

“nuu.... enghhh... nu sayang....” erang Zee. Suaranya dalam penuh nafsu.

Satu tangan Zee bergerak menelusuri punggung Nunew yang terbuka, sedangkan tangan satunya lagi semakin mencengkran pinggang Nunew kuat. Membawa tubuh si manis untuk terus mengikuti gerakannya.

Perlahan, Tangan Zee menelusup ketengah-tengah surai hitam Nunew. Awalnya hanya mengelus lembut, tapi akhirnya, jemari Zee menggenggam erat lembaran hitam itu, menarik kepala Nunew yang tadinya tertunduk, mendongak keatas dengan sedikit kasar.

Nunew yang merasakan tindakan kasar itu mengerang, dan secara tidak sengaja menyempitkan otot lubangnya untuk mencengkram kejantanan Zee lebih kuat.

“arrgghh!!!” erang Zee, merasakan dinding basah Nunew yang menyelimuti miliknya menjadi semakin sempit.

Gerakan pinggul Zee melambat, tetapi hentakannya menjadi semakin keras, mendorong desahan demi desahan panjang dan pekikan suara tinggi keluar dari mulut Nunew.

“Ahh... ahh... kaahk Zee!!! Enggg!” 
Nunew yang merasa jika hentakan pinggul Zee semakin liar ikut mengerakkan pinggulnya lebih liar lagi. Mencoba untuk memuaskan nafsu suaminya.

Zee melepaskan cengkramannya pada pinggang Nunew, lalu menarik kepala Nunew kesamping menggunakan surai hitamnya yang masih tergenggam kuat di jemari Zee.

Pria itu kemudian langsung menyambar mulut Nunew yang sedari tadi terus terbuka, menelan desahan dan erangan yang dikeluarkan Nunew.

Gerakan Zee menjadi semakin liar, dan tidak beraturan.

Akhirnya, setelah beberapa saat Zee melepaskan lumatannya pada bibir Nunew dan berbisik pada si manis.

“eemm... kak Zee keluar didalam ya sayang?.. ohk.. ok? Boleh yaahh?”
Nunew tidak menjawab, bahkan menganggukpun sudah tidak sanggup lagi. Otaknya terasa terbakar dan tidak bisa berfikir lagi. Yang terus berputar-putar didalam kepalanya hanyalah Zee.

Kak Zee nya yang saat ini sedang mencumbui tubuh Nunew dengan panas.

Akhirnya, Zee yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, melepaskan hasratnya didalam rongga basah Nunew, menanamkan benihnya dalam didalam lubang basah itu.

Dan Nunew yang merasakan semburan hangat itu akhirnya terpekik sambil menutup matanya erat, melepaskan cairannya sendiri sambil terisak.

Tubuh Nunew menjadi semakin lemas, dan Zee yang merasakannya langsung melepaskan cengkramannya pada rambut Nunew dan memeluk tubuh lembut itu kedalam pelukannya.

Zee membaringkan tubuh mereka menyamping, menjauhi daerah basah diatas kasur itu.

Tubuh keduanya sedikit basah karena keringat, dan pakaian yang masih mereka kenakan menempel tidak nyaman pada permukaan kulit mereka. Tapi Zee dan Nunew tidak peduli.

Tubuh mereka rileks dan nyaman setelah memuaskan nafsunya.

Zee mendesah lega dengan Nunew didalam dekapannya. Tangannya yang tadi mencengkram kasar pinggang dan rambut Nunew kini mengelus surai hitam itu penuh sayang.

“Kamu nggak papa nu? Ada yang sakit?” tanyanya dengan suara berat.

Nunew menggeleng lemah, lalu menggerakkan dirinya untuk masuk kedalam pelukan Zee lebih dalam.

Tapi gerakannya itu malah menyadarkan Nunew jika sedari tadi Zee belum mengeluarkan miliknya dari lubang Nunew. Dan gerakannya mengundang erangan tertahan dari Zee yang mulai merasakan jika kejantannya kembali mengeras.

“Kak?”

Beberapa saat ruang kamar mereka terasa hening, sebelum Zee mengeratkan pelukannya pada Nunew sambil mengecupi permukaan kulit Nunew yang ada dalam jangkauannya.

“Sekali lagi ya?” ujar Zee, sambil menggerakkan miliknya perlahan.

Dan Nunew yang merasakan gesekan nikmat itu hanya bisa memejamkan matanya, membiarkan Zee kembali bermain dengan tubuhnya.

Yang bisa Nunew lakukan hanyalah mengeluarkan desahan dan membalas ciuman demi ciuman yang diberikan Zee padanya.










*

*

*







Akhirnya kita say goodbye juga sama fic yg satu ini. 😀

Gimana wikwiknya? Cukup? 🫢 (3000 kata full wikwik loh ini)

Doggy style spesial untuk seorang oknum yang tidak bisa disebutkan namanya 😅

Sooo.... seperti biasa. Komen, vote dan follow akunku ya gaes 👍👍

Sekian, and see ya in next stories 🩷🩷

ZeeNunew Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang