DECEMBER RAIN
Langit bergemuruh, hujan turun dengan deras dan membasahi tanah bumi terus menerus. Sejauh mata memandang, hanya ada hamparan putih dan suara gemuruh hujan dan petir yang bersahutan.
Nunew memandangi hamparan putih didepannya dengan mata yang kosong. Hilang sudah pemuda ceria yang selalu menyunggingkan senyuman itu, hilang sudah mata indah yang bersinar dengan kebahagiaan. Mata itu kini kosong, penuh kesedihan. Pemuda itu kini lebih banyak terdiam, memandang jauh entah kemana, mencari sosok yang kini sudah tidak lagi berada di sampingnya.
Nunew merindukannya, merindukan hia Zee nya yang pergi meninggalkan Nunew tanpa kejelasan.
Ciuman singkat mereka dimalam itu terus terbayang di benak Nunew, berputar dan terus berputar seperti kaset kusut yang tidak mau berhenti.
Nunew terus bertanya, seandainya malam itu Nunew tidak mencium Zee, apakah pria itu masih akan berada disampingnya saat ini? Nunew akan mengambil apapun yang diberikan Zee padanya saat ini, apapun. Bahkan perlakuan dingin dan pandangan asing yang dulu dibencinya itu pun, Nunew akan rela menerima semuanya, asalkan Zee akan terus berada disampingnya.
Tidak seperti ini.
Terpisah, berjauhan tanpa tau kabar dan kejelasan.
Cecil memandangi punggung Nunew yang membelakanginya acuh dengan perasaan yang bercampur aduk. Cecil tidak mencintai Nunew, sama sekali. Tapi wanita itu merasakan iba yang dalam pada suaminya itu. Cecil juga menyukai Zee, ada perasaan yang mungkin berkembang jika Cecil terus bertemu dengan Zee kedepannya, tapi perasaan itu tertahan ketika Cecil mengetahui jika suaminya juga memiliki perasaan yang sama pada pria yang lebih tua dari mereka itu.
Dan Cecil berfikir, jika perasaan Nunew pada Zee mungkin berbalas, tetapi keadaan keduanya tidak memungkinkan.
Posisi Nunew, kesetiaan Zee, dan Patriach Perdpiriyawong. Semuanya tidak memungkinkan keduanya untuk bersama.
Cecil memperhatikan dua buah pil yang berada dia letakkan diatas nampan, beserta air hangat yang biasa Nunew minum sebelum tidur. Matanya datar.
Sudah dua bulan ini, Nunew tidak akan bisa tertidur tanpa bantuan obat tidur. Dan dua buah pil yang dibawa oleh Cecil saat ini adalah obat tidur yang harus Nunew minum saat ini, jika suaminya itu ingin tertidur pulas. Seharusnya.
Cecil, tidak ingin ikut terjebak didalam lingkaran sakit ini bersama Nunew selamanya. Cecil pantas mendapatkan yang lebih baik dari ini. Dan dua buah pil yang dibawanya mendekati Nunew saat ini adalah jalan keluarnya. Seharusnya.
Cecil melangkah mendekati Nunew dan menyerahkan dua buah pil itu bersama segelas air putih tanpa bersuara, yang di sambut Nunew tanpa suara pula.
Hampir tiga bulan mereka menikah, tapi Cecil bisa menghitung dengan jari seberapa banyak keduanya bertukar kata dan terlibat percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeeNunew Oneshoot Collection
Fanfictionkumpulan cerita pendek atau semi pendek zeenunew. berbagai genre tergantung mood waktu nulis. please follow for more stories ❤️