Pengakuan

36 19 4
                                    

Menunggu aku bangun, membuat johnny harus tetap berada disampingku selama 15 menit karena aku tidak sadarkan diri.

Aku mulai menyamakan pengelihatan kembali dan berniat untuk duduk. Aku udah ada di ruang UKS?

"Ngapain? tidur aja" johnny ngomong sambil tertidur dikursi, menyadari ternyata kalau aku udah bangun.

"Enggak, kita masih ada pelaj- Johnny!" aku memekik kaget melihat daerah pelipis johnny yang masih berdarah namun udah kering, ini pasti ulah jaehyun. Siapa lagi yang abs berantem dengan johnny barusan?

"Ini lho john pelipis kamu masih berdarah ih"

"Sengaja biar diobatin lo pas bangun. Kan gue udah obatin lo barusan mana lo pake pingsan segala lagi jadi agak susah tapi untungnya bisa cepet berhentiin darahnya dihidung lo"

"Cih dasar masih bisa-bisanya bales dendam pas orangnya lagi pingsan" aku mendecih tertawa kemudian memukul bahu johnny pelan.

Dia tersenyum tulus. Itu yang aku liat kayak ekspresinya itu aku tidak bisa menebaknya disatu sisi seperti johnny khawatir namun mencoba untuk tidak memperlihatkannya ke aku.

Kita beradu pandang setelah tertawa. Kalau begini beneran aku rasanya pengen pingsan lagi ditatap johnny kayak gini. "Wae?" aku mencoba mencairkan suasana dan maksud pandangan johnny melihatku seperti itu.

Dia tidak berkata tetapi hanya menggeleng sebagai jawabannya kemudian mengambil tanganku dan dielus "Chaeyeon hari ini cantik" johnny tersenyum.

Wae, wae, wae? ada apa dengan anak ini tidak seperti biasanya. "Ssst, aku bilang jangan panggil nama itu saat disekolah!"

Johnny mengikuti pergerakan telunjuk yang aku dekati ke bibir "Ssst, ahn vlora hari ini cantik" dia mengulang pengucapannya itu.

Aku tertawa melihat tingkahnya itu. Sedikit aneh tapi aku bisa menerimanya. "Aigoo kyeopta!" ucapku kemudian mengelus rambutnya.

"Ra, boleh nanya? Hal mal isseoyo"

Sembari masih memainkan rambut johnny. "Museun iriya?"

"Cewek itu di gynamsium tadi siapa namanya? lo kenal semuanya terkecuali jaehyun?"

"Ah itu... jamkkan aku mau ngambil waskom sama washlap dulu"

Aku meninggalkan johnny dan terus menggerutu saat menyiapkan alat. Aish! sudah aku katakan pasti johnny akan membahas itu. Aku bingung harus menjawabnya seperti apa nanti.

Setelah 2 menit aku kembali lagi ke bed uks itu, johnny masih menunggu dengan tidak mengubah posisi.

Ya Tuhan makin takut di introgasi johnny.

Tanpa membuka suara terlebih dulu, aku sibuk membasahi pelipis johnny yang terlihat darahnya tersebut.

"Gimana?" singkatnya sambil menutup mata.

"Ne?"

"Ah.. itu namanya jiho, kemudian keempat temannya yang lain itu chaeyoung, saerom, gyuri, dan winwin"

"Mereka siapa lo?"

"Kita temen main aja john, temen cewekku dari kelas lain" kalau kalian liat betapa pucetnya aku sekarang ini karena aku keringet dingin.

"Serius?"

Kenapa johnny harus perlu diyakini lagi sih, kan aku jadi terkesan bohong terus kalau begini.

"I-iya" ucapanku dengan tidak mantap.

"Tadi nih ya lo bilang itu temen main lo. Tapi kenapa tadi kok lo duduk begitu sedangkan temen lo bahkan temen kecil lo aja cuma ngeliatin lo dari podium. Kenapa itu? ada yang mau dijelasin?"

Finally, I meet U Again... [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang