PART 8 : RUMAH SAKIT

1.3K 83 5
                                    


HALO YORUBUNNN 🙌

APA KABAR NIH!

SEHAT SELALU YAH PARA READERS KU TERCINTA ❤️

LUV LUV BUAT KALIAN YANG UDAH VOTE AND KOMEN CERITA INI.

DOAIN BIAR CERITA INI CEPAT ENDING YAHH😁🤗

⚠️ WARNING ⚠️
TANDAI TYPONYA!

YOO.... LANJUT KUY!

HAPPY READING!

***

RUMAH SAKIT

Kini Alzien, Kafi dan juga beberapa anak-anak FAEROS lainnya sedang berada dirumah sakit. Lebih tepatnya di depan ruangan ICU. Mereka semua sangat khawatir dengan keadaannya kedua teman mereka yang sedang berjuang didalam sana. Dengan ruangan yang berbeda.

Mereka sudah berdiri selama satu jam lamanya. Mereka nampak gelisah, tidak bisa tenang sama sekali.

Mereka juga sudah mengabari anak-anak FAEROS lainya yang berada dimarkas. Mereka semua sangat terkejut dan dengan segera mereka langsung menyusul ke rumah sakit.

Tetapi Alzien langsung menyuruh mereka untuk tidak kesini. Takutnya para pasien disini merasa terganggu dengan jumlah anggota FAEROS yang sangat banyak.

Jadi, Alzien menyuruh mereka untuk menjaga markas disana. Alzien juga menyuruh Hayyan untuk memantau anggotanya agar tidak terlalu khawatir.

Alzien juga menyuruh Hayyan untuk menyuruh anak-anak FAEROS melakukan tugas mereka.

"Siap! Gue bakal lakuin tugas gue sebagai wakil ketua FAEROS. Lo tenang aja," ucap Hayyan disebrang sana.

Alzien menghela napas dengan pelan. Ia mendudukkan dirinya dikursi taman yang ada dirumah sakit. "Oke, gue percaya sama lo, Yan. Lo emang wakil ketua yang bertanggung jawab."

"Yaudah, gue matiin dulu. Gue bakal ngarahin anak-anak FAEROS untuk ngelakuin tugas mereka."

"Nanti kalo ada kabar tentang Gavfi sama Edo, kabarin gue dan anak-anak lain ya, Zen!"

Alzien mengangukan kepalanya. "Pasti! Gue bakal langsung kabarin."

"Nanti kalian kesininya bergiliran aja, biar nggak ngeganggu pasien dirumah sakit. Soalnya anggota kita banyak, takutnya mereka keganggu sama kita," saran Alzien dan langsung mendapat anggukan disebrang sana oleh Hayyan.

"Baik, Pak Ketu!" balas seluruh anggotanya disebrang sana. Sebab Hayyan yang sedari tadi menghidupkan speaker diponselnya. Dan, otomatis mereka mendengar semua ucapan sang Ketua.

Setelahnya panggil pun teputus. Alzien memasukkan ponselnya kedalam saku jaketnya. Ia memejamkan matanya perlahan, menghela napasnya dengan gusar.

Ia langsung beranjak dari sana. Melangkahkan kakinya menuju ruangan ICU.

***

ALZIENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang