21. menghilang

965 78 3
                                    

Saat ini di ruangan khusus keluarga Adhitama di penuhi oleh seluruh keluarga, tanpa terkecuali. Para pria duduk di sofa pojok kamar sementara para wanita sibuk dengan hal bisnis mereka sendiri, kecuali Nadya.

Wanita cantik itu saat ini sedang menyuapi anak bungsu nya. Setelah tadi minum susu dan sepat tidur sebentar saat ini El kembali bangun dan meminta makan.

Karena memang jam makan siang nya sudah lewat beberapa saat lalu. Menu makan siang nya pun di buat sendiri oleh Nadya, karena El yang menolak makan bubur yang di sediakan rumah sakit.

Dari pada El tidak makan, lebih baik membuatkan makanan untuk anak itu makan, setidaknya saat sakit seperti ini nafsu makan El tetap sama, tidak berkurang sama sekali.

"Mommy mau ayam nya lagi" ujar El

Nadya mengangguk lalu mengambil ayam yang sudah di Suir dan di campurkan ke dalam sup. Nadya sengaja agar anak nya itu mau makan sayur.

"Lapar banget kaya nya"ujar Albert yang baru saja bergabung dengan istri dan anak bungsu nya.

"Iya dong, El kan belum makan siang. Tadi juga jatah cemilan El belum kemakan" ujar El

Memang setiap jam 10-11 El biasanya di berikan jatah cemilan seperti kukis, bolu ataupun kue-kue yang di buat oleh para menantu Adhitama. Itu sebab nya hampir tiap hari para menantu itu sibuk membuat kue.

"Makan yang banyak, biar makin gembul" ujar Alex sambil terkekeh gemas saat melihat pipi adik nya yang ikut bergoyang saat sedang mengunyah

"El enggak gembul ya!" Ujar El dengan wajah di buat se-menyeramkan mungkin.

"Terus itu apa?" Tanya Devan sembari me-noel pipi El

"Ini itu lemak yang numpang di sini" ujar El

Bahkan anak itu sampai tidak sadar bahwa makanan nya sudah hampir habis. Sangking sibuknya berdebat dengan Abang dan Daddy nya.

"Itu sama saja, kau itu gembul" ujar Albert ikut menjahili anak nya

"Enggak! Ini itu lemak yang numpang di sini. Terus karena nyaman makanya gak mau pergi!" Ujar El yang baru saja menghabiskan makanan nya

"Sama saja gembul" ujar Alex lagi

"Lagian udah gembul masih sok ngelak, itu lemak udah bikin gembul mana gak bayar lagi tinggal di situ" ujar Devan

Sementara El sudah siap dengan tangisan nya, hanya tinggal sedikit lagi dan anak itu pasti akan menangis, matanya bahkan sudah berkaca-kaca.

"Mommy" panggil El ingin mengadu pada Nadya

"Hmm?" ~Nadya

"Daddy sama Abang nakal Hiks" ujar El lalu memeluk Nadya

"Cup, cup. Udah jangan nangis nanti Daddy sama Abang nya mommy marahin" ujar Nadya sambil mengusap lembut punggung putra nya.

"El ngambek sama Daddy" ujar El lalu memeluk Nadya lebar h erat lagi

"Ngambek kok bilang-bilang" ujar Devan

"Ish Abang Nakal Hiks" ujar El

Suara tangisan El berhasil mengalihkan perhatian seluruh keluarga yang tengah berbincang itu. Edgar berjalan menghampiri cucu nya yang kini masih menangis di pelukan mommy nya.

"Ada apa? Kenapa menangis hmm?" Tanya Edgar lembut

"Daddy sama Abang nakal. El gak Laik" ujar El

"Yaudah sama opa saja" ujar Edgar lalu menggendong El

Dengan hati-hati Edgar mengangkat El ke dalam gendonga nya, memastikan infus di tangan kiri cucu nya tidak terlepas.

"El sayang opa banyak-banyak" ujar El

Elvian Or Elvano (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang