BAB 8

35.8K 1.9K 22
                                    

Terkadang kita lupa tujuan awal kita, hanya karena terbawa perasaaan.

***

Asher melangkahkan kakinya dengan lunglai menuju tempat tidur. Akhir-akhir ini ia merasa lebih capek dari biasanya. Bagaimana tidak, selama 2 hari berturut-turut Lily kembali mengganggu kehidupannya setelah seminggu lebih gadis itu tidak mengejarnya lagi. Tapi alasan gadis itu mendekatinya kali ini bukan untuk mengajaknya menjadi pasangan, tetapi memintanya menjadi tentor matematika. Entahlah, gadis itu mendekatinya dengan sangat agresif, rasanya ia diburu oleh waktu. Asher jadi pusing memikirkannya kembali.

Asher mengernyitkan dahi ketika merasa kantong celananya bergetar. Ia pun merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah benda pipih yang menampilkan nama Fian disana. Asher menghela napas kasar.

"Hm."

"Kenapa lu bos? Loyo banget kayak gak ada napsu duniawi." Ucap Fian sambil tertawa di seberang telpon.

"To the point." Titah Asher, malas menanggapi candaan Fian.

"Iyee iyee. Ini loh Davis nanya, bos gak lupa kan malam ini ada balapan?"

"Hm."

"Tarus kenapa gak langsung ke markas? Biasanya juga langsung kesini."

Asher melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 16.30, "15 menit lagi gue nyampe."

Tut...

Asher menutup telpon secara sepihak. Ia pun bergegas mengganti pakaiannya dengan menggunakan kaos putih, jaket hitam, dan celana jeans panjang hitam seperti biasa. Setelah itu, ia mengambil kunci mobil dan segera pergi.

***

Lily tersenyum puas melihat dirinya di depan cermin. Ia memakai crop top putih dipadukan dengan jaket kulit hitam dan celana jeans biru yang terdapat beberapa sobekan, serta sepatu sneakers putih. 

Hari ini adalah hari dimana Asher akan melakukan balapan mobil melawan bos geng sekolah lain. Lily tentu saja tahu, karena Lily ingat hari ini adalah pertama kalinya Lily melihat seseorang mati tepat dihadapan Lily dan orang itu adalah orang yang selalu menganggunya dan membela Intan. 

Yap, dia adalah Selin.

Lily tidak ingat bagaimana persisnya kejadian naas itu terjadi, yang jelas mobil yang dikendarai oleh Asher nyasar mengarah ke penonton dan kebetulan Selin yang menjadi korban tabrakan itu. Sejak saat itu, entah bagaimana, hubungan Asher dengan Fian dan Davis merenggang dan hanya Intan yang menjadi sandaran laki-laki itu. 

Lily menghela napas, alasan ia ingin datang ke acara balapan itu adalah pertama untuk mencegah kecelakaan itu terjadi. Kedua memaksa Asher menjadi tentor matematikanya, karena sisa waktunya sebelum ujian Bu Fira hanya tersisa 3 hari lagi. Jadi kali ini, Lily harus berhasil.

***

Sorak-sorai orang-orang yang antusias menonton acara balapan ini membuat kepala Lily jadi pening. Kalau dulu ia suka keramaian, sekarang ia merasa lebih suka menyendiri. Lily megedarkan pandangan ke seluruh penjuru, tapi tidak menemukan sosok laki-laki yang menjadi salah satu tujuan utamanya.

Lily terus berjalan hingga menemukan sosok yang tengah bercanda bersama dengan teman-temannya. Lily menghampiri laki-laki itu, dan membuat seluruh atensi teman-temannya mengarah padanya.

"Faldo! Kita perlu bicara." Lily melipat kedua tangannya dan memberikan tatapan tajam pada cowok itu.

Faldo yang sedang merokok menatap gadis itu sesaat lalu melempar pandangan kearah teman-temannya. Kemudian ia tertawa. Lily hanya mengernyit bingung, entah kerasukan apa laki-laki ini hingga ia tertawa tidak jelas.

"Lo mau ngomong apa sweetheart, Hm?"

Lily memutar bola matanya malas, "Ikut gue." 

Faldo tersenyum miring, lalu membuang puntung rokoknya dan mengikuti langkah gadis itu pergi setelah memberi kode kepada teman-temannya.

"Lo harus bareng gue malam ini." Ucap Lily setelah merasa sekitarnya cukup sepi untuk bicara.

Faldo mengangkat alisnya satu, tertarik dengan arah pembicaraan Lily. "Ada apa nih? Kok tiba-tiba lo jadi agresif banget?"

Lily melempar tatapan sinis, "Terserah lo mau bilang apa, pokoknya lo harus di samping gue sampai balapan ini selesai."

"Gak bisa sweetheart, gue harus pergi. Besok aja gimana?" tawar Faldo sambil tersenyum nakal.

"Kenapa gak bisa?"

"Kenapa lo kepo?"

Lily tersenyum miring kemudian ia berjalan mendekat kearah Faldo, "Gue tahu lo ngerencanain sesuatu. Jangan pikir, gue gak tahu apa yang bakal lo lakuin dengan benda ini." Lily berjalan mundur setelah mengambil sebuah tang yang disembunyikan di saku jaket laki-laki itu.

Faldo terlihat terkejut saat Lily berhasil mengambil tang yang disembunyikannya. Tatapan nakalnya berubah menjadi tatapan tajam. Melihat itu Lily tersenyum puas.

"Sini! Balikin!" 

"Eitss...Wait." Lily menjauhkan tang itu dari Faldo, kemudian kembali menatap Faldo tajam. "Gue bakal balikin, setelah balapan ini selesai. Kalau lo gak mau, gue bisa lempar ini ke got sana noh."

Faldo mendengkus kasar, kemudian menurunkan tangannya yang tadinya ingin merebut tang itu. Lily yang melihat Faldo menyerah begitu saja sedikit curiga, namun apapun itu sepertinya rencanya berhasil.

Di kehidupan sebelumnya, Asher akhrinya tahu bahwa penyebab kecelakaan itu bukan murni kecelakaan tapi karena ada campur tangan orang lain. Ya, orang itu adalah Faldo. Ia melonggarkan klem selang mobil Asher hingga membuat mobil itu hilang kendali, dan semua dilakukannya itu demi uang.

Jika Faldo ia tahan bersamanya hingga balapan selesai, maka kecelakaan itu bisa dicegah. Lily tersenyum membayangkan bahwa ia dapat menyelamatkan nyawa orang lain.

Tiba-tiba suara ramai teriakan orang-orang yang heboh karena balapan akan segera dimulai.

"Ayok." Ajak Lily lalu menarik lengan Faldo ke pinggir jalan. Laki-laki itu hanya diam mengikuti langkah Lily. 

Lily berdiri dekat dengan garis finish, ia menengok ke kanan dan ke kiri. Tak jauh dari tempatnya berdiri, terlihat Selin dan Intan yang antusias melihat ke arena balap lebih tepatnya Selin yang heboh sendiri dan Intan hanya mengikuti.

Pandangan Lily kemudian teralihkan kepada seorang laki-laki yang baru saja memasuki arena balap dengan mobil MBW hitamnya. Sesaat tatapan keduanya bertemu, dan diputus oleh Asher yang fokus kearah jalan. Lily mengaitkan kedua tangannya, berharap Asher akan baik-baik saja hingga balapan ini selesai. Lily ingin sekali melarang laki-laki itu untuk mengikuti balapan ini, tapi dia sadar bahwa ia bukan siapa-siapa.

"Ready...1...2...3...Go...."

Teriakan penonton semakin memekak telinga, dan kedua mobil itu bergerak gesit di arena. Sudah 4 kali putaran hingga putaran ke 5 yang menjadi penentu pemenang. 

Entah kenapa perasaan Lily tidak enak, padahal Lily sudah menahan Faldo di sampingnya. Namun, ketika Lily menatap kearah Faldo seketika firasatnya buruk. Senyuman remeh yang diberikan Faldo kepadanya membuatnya sadar bahwa ada yang sudah ia lewatkan. Pantas saja laki-laki itu sedari tadi hanya menurut.

Seketika suara decitan ban mobil terdengar sangat jelas ditelinga Lily. Nafasnya naik turun, sepertinya firasat buruknya akan terjadi. Dan benar saja, terlihat mobil Asher tak tentu arah. 

Tanpa berpikir panjang, Lily berlari kearah Selin. Entah bagaimana bagi Lily semuanya terasa lambat, suara degupan jantung sangat terdengar jelas ditelinganya, ketakutan menggerogoti hatinya. Sampai akhirnya ia berhasil mendorong Selin dan Intan jauh dari arena, namun anehnya Lily merasa tubuhnya tiba-tiba melayang setelah sesuatu mengenainya.

"LILY!!!!!"

***

OH MY GOD, maaf yaa aku updatenya lama. 

Aku ada urusan selama seminggu ini. Semoga kalian gak lupa jalan ceritanya ya, aku usahain untuk cepat update kedepannya. Jangan lupa vote atau comment ya guys, kalau ada yang comment bisa aja jadi motivasi bagi aku untuk nulis hehe.


MEMORIA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang