Kejadian beberapa hari lalu membuat Alana dan Noah sedikit memberi jarak, mereka bahkan menolak setiap kali Reno atau Della mengajak untuk minum-minum. Weekend ini Alan harus berangkat ke Swedia bersama Lydia untuk bertemu dengan teman-temanya. Mereka berdua akan pergi dalam waktu beberapa minggu, Alan mewajibkan anak-anaknya untuk tinggal dirumah ini sampai mereka pulang. Dan tidak diperbolehkan membawa pasanganya kerumah selama mereka tidak ada. Alana bisa mengikuti perintah ayahnya karna dia tidak ada pasangan, namun sepertinya berat untuk Noah.
Pagi ini Alana baru saja akan pergi ke gym bersama Della, namun saat di teras dia berpapasan dengan Galih yang membawa perlengkapan kantor Noah. Alana menyapa Galih sebentar sebelum akhirnya dia pergi ke gym. Galih masuk sambil senyum-senyum sendiri, Galih masuk ke area kolam dimana Noah baru saja selesai dari kegiatan berenangnya.
"Wess pagi-pagi udah jebur aja nih"
"Mumpung ada kolam. Eh gue mau mandi, lue tunggu gue di ruang tengah aja, kalo mau minum nanti ambil di kulkas aja"
"Siap bro"
Galih duduk disofa yang dimaksud sedangkan Noah berjalan membersihkan diri, saat melewati kasur sepintas kejadian itu terulang lagi dikepalanya. Noah berusaha menenangkan diri dengan mandi. Selesai berganti baju, Noah menghampiri Galih yang sedang sibuk dengan gambar desain rumah. Galih kebingungan akan suatu dan Noah akan membantu memberikan saran.
"Eh adek lue pulang jam berapa?" tanya Galih tiba-tiba.
"Emang dia pergi?"
"Yeh gimana sih lue, tadi gue liat dia pergi bawa tas gitu keknya mau nge-gym"
"Oh dia pergi ama Della berarti, biasanya dia nge-gym dirumah"
"Oh gitu"
Hari sudah menuju siang, dua laki-laki itu masih sibuk dengan proyek mereka. Alana datang dengan baju gym-nya melintas dihadapan dua pria yang tengah ada diruangan dekat tangga, dia pergi begitu saja ke kamar. Seperti kebanyakan laki-laki pada umumnya yang pasti akan terpesona dangan bentuk tubuh Alana yang pas dan berotot dua pria yang ada disanapun terpesona. Saat Alana tangga, Galih dengan setia masih menatap Alana. Noah yang melihat itu sedikit kesal dengan tidakan Galih, dia menjewer kuping Galih sampai merah.
"Biasa aja!! Adek gue tuh!"
"Posesif banget sih jadi Kakak. Hem, jangan bilang lue juga terpesona sama adek tiri lue"
"Ya gak mungkinlah gila lue" kalimat Noah lalu beralih lagi ke pekerjaanya.
"Awas aja lue beneran suka sama dia. Inget lue udah mau kawin"
"gak akan!" tegas Noah.
Malam hari Alana belum juga turun dari kamarnya, Noah ada janji dengan Sheila. Noah berinisiatif ke kamar Alana, tak butuh waktu lama Alana membuka pintu kamarnya. Noah melihat busana Alana yang santai namun cukup menggoda, dengan kemeja kebesaran yang dipadukan dengan hotpants kain berwarna senada dengan bajunya.
"Lue gak pergi?"
"Engak. Lue mau pergi?"
"Iya" jawab Noah sambil menatap kagum ke Alana.
"Ya udah pergi aja, kunci minta Pak Tejo atau Mba Yani aja"
"Iya oke" kata Noah masih belum melepaskan pandanganya ke Alana, dengan cepat Alana menutup pintu kamar membuat Noah tersadar dan kembali melakukan tujuanya.
Di dalam kamar Alana mencoba menenangkan debar jantunya, aroma parfum Noah membuat Alana sedikit tergoda pada Noah. Alana bergegas ke kamar mandi dia menyalakan keran agar curhatanya pada pantulan kaca tidak terdengar jelas oleh orang diluar.
"Gue udah gila kalo suka sama Noah"
Noah bertemu dengan Sheila, mereka makan malam romantis disebuah restoran mewah. Menikamati view Jakarta malah hari, saling menceritakan keseharian masing-masing saat mereka tidak bertemu. Sampai malam tiba Noah mengantarkan Sheila sampai di depan rumahnya. Di dalam mobil mereka saling bermanja-manjaan, sampai Noah mencium bibir Sheila, dalam ciumanya itu Noah membayangkan wajah Alana alhasil dia mendesah nama Alana. Sheila mendorong keras tubuh Noah. Dia pergi dengan rasa kecewa, Noah berusaha memberi penjelasan pada Sheila namun gadis itu tidak mau mendengarkanya.
Noah mengutuk dirinya atas kejadian itu. Malam itu Noah pulang larut malam sekitar pukul 12, mengingat rumah Sheila yang ada di bekasi sementara rumah yang dia tinggali saat ini berada di Jakarta Utara. Noah melihat TV yang masih menyala, dia melihat kearah sofa, ada Alana disana, paha mulus Alana terekspos tanpa selimut, Noah mencoba membangunkan Alana. Untung saja gadis itu mau terbangun, dia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Noah juga kini terduduk lesu disamping Alana.
"Abis ketemu pacar kenapa mukanya begitu?" tanya Alana sambil ngantuk.
"Gue ngelakuin kesalahan Lan"
"Lue hamilin dia?" reflek Alana ketika mendengar penyesalan Noah.
"Bukan. Gue sebut nama lue waktu ciuman sama dia"
"Wah udah gila lue!!"
"Iya makanya gue ngerasa bersalah sama Sheila. Pasti dia mikir macem-macem soal kita"
Alana tidak memberi tanggapan apapun, dia hanya menatap Noah, satu sisi dia kasihan kepada Noah, tapi dia juga tidak bisa berbohon atas situasi ini, karna dia dan Noah sudah melakukan hal yang tidak seharusnya.
"Gue harus gimana nih?"
"Kayaknya salah satu dari kita harus saling menjauh deh. Gue gak mau kejadian malem itu terulang apalagi makin parah" jawab Alana.
"Tapi pesen Papa?"
"Bodo amatlah sama Papa. Gue khawatir aja kalo lue gak jadi nikah gara-gara gue"
"Gue bener-bener minta maaf Lan. Gue yang bodoh, gue yang ceroboh"
"It's okey" sambil memegang tangan Noah "Mulai besok gue tinggal di apartemen, gue balik lagi kalo Papa udah mau pulang" lanjutnya diakhiri senyuman manis.
Noah memeluk Alana, menghirup dalam aroma parfum Alana "Gue minta maaf sekali lagi Lan. Gue janji gak akan buat lue susah lagi".
Tanpa Noah tahu Alana juga melakukan hal yang sama, dia akan kehilangan aroma Noah untuk beberapa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Peanuts
ChickLitWE BACK TO THE END Alana melakukan kecerobohan dalam hidupnya dengan masuk kedalam cinta Noah yang menjadi kakak tirinya. Kisah cinta yang tumbuh dari sebuah sikap Noah yang tidak pernah dia dapatkan dari pria sebelumnya. Bahkan cinta pertamanya ber...