Chapter 12: Orang Kantor.

20 4 2
                                    


"Besok kamu urus surat perjanjian sewa sama Ge ya. Besok suratnya Papa kasih kamu".

"Kenapa gak sama Pak Tejo aja Pa?".

"Tejo masih Papa suruh urus kebun vanilla kita yang di Kalimantan Lan".

"Alana banyak kerjaan Pa, gak cuma urusin bisnis Papa doang".

"Ya udah kalo begitu kamu masuk aja ke perusahaan Papa biar kamu yang urus bisnis Papa. Gak mungkin lah Papa nyuruh Noah, dia pasti sibuk sama kerjaanya".

"Udahlah Mas, Alana bener loh dia masih ada tanggung jawab di perusahaan lain. Urusan surat itu biar aku aja yang dateng, aku juga kangen kerja" bela Lydia.

Sampai di rumah Alana langsung naik ke kamar, dia menganti bajunya menjadi baju rumahan. Dikamar dia membuka laptop mempelajari laporan keuangan dari perusahaan yang akan mengajukan kredit pada bank tempatnya bekerja. Suara pintu kamar diketuk, Alana membuka pintu kamar dan melihat Noah membawakan sebungkus cemilan.

"Gak boleh makan dalem kamar sama Papa" tolak Alana.

"Mereka udah pada tidur juga" paksa Noah dengan masuk ke kamar Alana.

"Gak sopan banget main masuk aja" Alana tidak menutup pintu rapat.

Noah masih berjalan mengelilingi kamarnya, sementara dirinya tidak memperdulikan Noah dan duduk kembali di meja kerja, Noah membuka salah satu cemilan keripik dan memakanya sambil melihat koleksi buku Alana.

"Suka komik juga?" tanya Ge sambil mengambil salah satu buku komik koleksinya.

"Engak, buat pajangan aja" jelas Alana "Itu punya Ge" lanjutnya ketika itu Noah sudah membuka halaman pertama dari komik dan mendapati nama Restu Ge Handoko lengkap dengan tanggal ulang tahun dan tanda tanganya.

"Cih masih belum move on dari mantan" ejek Noah lirih.

"Gue pajang bukan berarti gue buka ya" bantah Alana sambil menulis pekerjaanya dibuku.

"Gue pinjem ya".

"Ambil aja".

Noah duduk diatas kasur Alana sambil membaca komik ditanganya, mereka melakukan aktivitas masing-masing tanpa ada yang mengintrupsi lagi satu sama lain. Aroma snack yang Noah bawa membuat Alana ingin juga memakanya. Alana berdiri menghampiri Noah mengambil beberapa isi snack dengan menaruhnya di tissue.

"Buka sendiri dong!"

"Ribet"

Suara ketukan pintu kembali terdengar, Alan berada diambang pintu melihat kedua anaknya ada disatu kamar dengan kegiatan masing-masing.

"Udah jam 11 tidur! Noah kamu juga kembali ke kamar gak baik jam segini masih dikamar anak gadis" mendengar teguran itu Alana menghentika kegiatan menulisnya.

"Iya pa"kata Noah langsung membersihkan tempat tidur Alana membawa buku komiknya dalam saku dan merauh sisa snack dimeja kerja Alana. Saat itu Alana masih terpaku karna omongan Alan tadi dia kembali bereaksi ketika Alan sudah menutup pintu kamarnya dan berlalu pergi. Alana meminum air putih diatas meja itu dengan perlahan lalu menyenderkan badanya ke dudukan kursi. Air mata kembali menetes dia menangis lagi tanpa isakana.

Alana pagi ini tengah disibukan dengan laporan perusahaan calon clientnya. Di meja kerjanya Alana mendapat suguhan seplastik minuman kopi dari Reno, dia cukup keheranan dengan tingkah laku Reno. Wajahnya menyiratkan tanda tanya besar mengenai kopi itu.

"Dari Abang lue" Reno duduk di meja Alana.

"Bawa aja gue gak bisa minum kopi" tolak Alana.

"Yakin? Gak mau ambil 1? Kata Noah ini jatah buat ber-3 loh".

Pink PeanutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang