CHAPTER 24: Persaingan

24 1 0
                                    


Selesai makan siang Alana selalu diikuti Noah kemanapun dia pergi, sedangkan Ge nampak tidak memperdulikan kehadiran Noah. Kegiatan Ge banyak dilakukan bersama petani daripada beriteraksi dengan Alana. Saat sedang mengatur pershippingan, Alana mendapatkan informasi jika sistem pengairan otomatis bocor sehingga rumah vanilla kebanjiran. Alana bergegas ke ruangan mesin, dia segera menelpon Pak Tejo untuk mengirim orang teknisi yang biasa menangani masalah ini. Dalam ruangan itu Noah membantu sebisanya dengan mengutak atik mesin pompa air, sementara disisi lain Ge langsung memutuskan sambungan listrik dengan mencabut colokan pompa itu. Noah dan Ge saling tatap ketika mereka mendengar suara teriak kegirangan orang-orang di dalam rumah Vanilla.

Alana mencari-cari keberadaan dua laki-laki itu di dalam ruang mesin, dia melihat Ge yang masih memegangi colokan sedang saling tatapan tajam dengan Noah.

"Noah" panggilan itu membuyarkan tatapan mereka "Aku sebentar lagi teknisi dateng" lanjutnya.

Noah akan berdiri, namun tubuhnya terasa nyeri, dia kesakitan sehingga Alana bergegas ke Noah, membantunya berdiri dan berjalan ke dalam kantor. Ge menghela napas sambil memperhatikan kedua manusia itu berjalan ke ruangan yang disebut kantor.

*****

Alana mengoles obat salep luka memar Noah di perut samping, dokter bilang jika itu salah satu luka akibat kecelakaan.

"Masih sakit gak?" tanya Alana "Lue tuh harusnya istirahat aja, kenapa masih maksain kesini sih?" lanjutnya.

"Ada Ge disini, gak mungkin gue biarin lue deketan sama dia. Aaaww" rintih Noah karna Alana sedikit menekan memarnya.

"Gue gak ada apa-apa sama dia. Kenapa sih jadi orang cemburuan banget"

"Siapa cowok yang cemburu liat mantan pacar ceweknya ada di deket dia"

"Hah? Emang gue cewek lue? Sejak kapan?"

"Lue masih gak angep kejadian kemarin ya? Itu bukan kesalahan Alana"

"Itu jelas kesalahan No" Noah menghentikan gerakan tangan Alana yang sedang mengoles salep dengan berdiri mendadak.

Alana ikut berdiri dan menatap Noah, mereka berdua saling tatap "Gue sayang sama lue" kata Noah membuat mata Alana membulat. Perlahan Alana mundur, Noah masih mengikuti gerakan Alana. Saat sudah terpojok Alana baru berani melepas tatapan mereka.

"Kita akhirin sampai disini aja. Gue gak mau masalah ini semakin panjang" tanpa menjawab apapun Noah langsung melumat bibir Alana. Tidak ada reaksi penolakan dari Alana, membuat Noah melepaskan ciuman mereka.

"No. Ini salah" kata Alana lalu Noah menciumnya lagi, kali ini Alana membalas ciuman itu.

"Ma-" Ge membuka pintu ruangan Alan, dua sejoli itu langsung melepas tautan mereka. Alana langsung berbalik badan tidak mau bertatap muka dengan Ge

"Ada teknisi dateng" lanjut Ge "Pak Tejo juga udah dateng" katanya sebelum pergi.

*****

Hari sudah menjelang malam, selesai pelaporan progress dengan Pak Tejo, Alana memutuskan untuk pulang bersamanya. Noah dan Ge kembali ke hotel mereka masing-masing setelah pekerjaan selesai. Di dalam mobil Pak Tejo hanya menyalakan radio, tidak ada pembahasan apapun mengenai Ge ataupun Noah. Ponsel Pak Tejo kembali berdiri, kali ini dari manager hotel mereka di Bali, dia mengatakan jika baru saja terjadi gempa, dan terjadi kerusakan di bangunan mereka.

"Besok saya urus kesana" kata Pak Tejo menutup telepon.

"Alana suruh Noah ketemu saya malam, di cafee deket rumah aja"

"Oke" kata Alana langsung menelpon Noah.

"Ketemu dimana pak?"

"Caffee Queenstar" jawab Pak tejo.

"Caffee Queenstar No, oke ditunggu sekarang ya"

*****

Alan sudah bisa berbicara banyak setelah mendapatkan perawatan, sekarang dia sedang video call dengan Alana yang kelihatanya baru pulang dari pekerjaanya, Alana selalu menanyakan keadaanya, dan larangan apa yang Alan tidak boleh lakukan, Alana mewanti-wanti Alan agar tidak melanggar apa yang dokter larang. Setelah video call selesai, Alan menghela napas panjang lalu menaruhnya di meja nakas sebelah ranjangnya.

"Ada kabar lain dari Reno?" tanya Alan ke Lydia.

"Belum, Reno bilang Noah pergi gak tau kemana"

"Sudah sejauh apa hubungan mereka? ada lagi yang kamu sembunyikan selain kejadian malam itu?" tanya Alan tegas ke Lydia.

"Gak ada, aku gak kuat lagi denger tentang mereka Mas. Aku gak mau semuanya semakin berlarut-larut. Kamu harus melakukan tindakan Mas"

"Aku urus setelah kita pulang ke Indonesia, kamu gak bilang ke Alana kalo saya kena batu ginjal kan?"

"Engak"

"Jangan sampe Alana tau dulu" katanya.

Lydia berjalan menuju jendela, menatap pemandangan indah malam singapura, tatapanya kosong, pikiranya kembali teringat dengan kejadian malam itu, ketika dia akan mengambil air di dapur, dia melihat Alana keluar dari kamar Noah. Awalnya dia pikir itu adalah ilusinya sampai dipagi hari saat sedang memasak sarapan untuk Alan, Lydia mendengar desas-desus dari Mba dirumahnya yang bergunjing mengenai pakaian dalam wanita di dalam kamar mandi Noah. Saat itu hati Lydia terasa sesak, sakit, dan perih mengetahui hubungan anak sambung dan anak kandungnya sudah sejauh ini.

Lydia kembali mendekat ke suaminya "Aku akan maksa Noah untuk nikahin Sheila".

"Jangan gegabah"

"Mas kamu mau nanti Alana hamil atau sebagainya? Nama mereka udah sangat mencuat dimedia kemarin loh mas. Aku gak mau berita itu jadi berita fakta"

"Aku kan kirim Alana ke America, dia akan S2 disana"

"Kamu pikir setelahnya mereka gak akan ada apa-apa? gini aja, kamu urus Alana S2 sementara aku urus pernikahan Noah dan Sheila sesegera mungkin. Bagaimanapun caranya Noah dan Alana gak bisa bersatu" titah Lydia.

Pink PeanutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang