CHAPTER 21: He Knows

40 4 0
                                    


Dua hari setelah kejadian itu Noah tidak lagi pulang ke rumah, tidak ada kabar darinya membuat Alana semakin merasa bersalah dan gelisah, sejujurnya dia juga mengingkan Noah, tapi gengsi dari dirinya terlalu besar. Pukul 12 malam Alana masih terjaga, membolak-balik ponselnya siapa tau Noah akan menghubunginya dan benar saja, beberapa menit kemudian Noah menelpon, namun yang terdengar selanjutnya bukan lagi suara Noah. Suara orang asing yang tidak Alana kenali memberitahukan keberadaan Noah yang ada di rumah sakit karna kecelakaan mobil.

Alana bergegas kerumah sakit yang dimaksud, dia bergegas ke ruangan UGD tempat Noah berada. Disana dia bertemu dengan Noah.

"No!" panik Alana seketika terhenti karna melihat keadaan Noah yang hanya luka diwajah.

"Mba-nya keluarga dari Mas Noah?"

"Iya Dok. Mas-nya gak luka parah tapi kami sudah melakukan X-ray dan tidak ada tulang yang patah, kalo temenya yang dia bawa kakinya patah dan kami masih menunggu kelurganya untuk datang. Kalo begitu saya permisi dulu"

Setelah dokter keluar Alana membuka gordeng di sebelah kasur Noah dan melihat seorang gadis remaja dengan pakaian yang sexy terbaring lemas dengan beberapa luka ditubuhnya. Noah membuka mata dan melihat keberadaan Alana yang tengah memperhatikan wanita yang dia bawa dalam mobil itu.

"Namanya Niken" Alana langsung menoleh pada Noah "Tadinya kita mau main tapi malah kecelakaan" lanjutnya.

"Itu namanya karma, Tuhan gak izinin lue ngebungkus cewek" jawab Alana.

"Siapa yang gak izinin? Tuhan atau Lue?"

"Kata dokter lue baik-baik aja. Kemungkinan besok juga lue bisa pulang"

"Gue nginep sini deh sehari. Biar asuransi gue keluar" kata Noah lalu memejamkan mata.

Noah menyadari Alana yang menggunakan baju tidur dengan celana pendek membuatnya sedikit kesal. Noah memberikan jaketnya pada Alana.

"Gak usah. Gue urus dulu kamar lue" kata Alana lalu pergi meninggalkan UGD.

Satu jam kemudian Noah mendapatkan kamar, sesuai dengan kelas yang ada di premi asuransinya. Setelah Noah dipindahkan, Alana meminta satu selimut yang akan ia gunakan ketika tidur disana. Alana duduk disofa panjang sambil menunggu selimut yang diminta.

"Kenapa tidur disitu?"

"Kasur lue sempit. Lagian juga amanan gue disini. Ibu sama Papa udah tau lue kecelakaan, tapi mereka gak tau soal jalang yang lue bawa".

"Mereka bakal pulang cepet?"

"Engak Papa udah kirim Pak Tejo buat bantuin lue"

"Kan ada lue, kenapa harus minta ke Pak Tejo?"

"Ya mungkin Papa tau kali soal lue yang masuk ke kamar gue. Cctv dirumah baru dibenerin siang itu"

"Oh. Okay. Jadi sekarang gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kita?"

"Gak gimana-gimana. Lue bisa jalanin hidup lue sementara gue jalanin hidup gue. Being normal aja lah No".

Perawat membuka pintu dan membawa selimut yang diminta Alana, setelah menerima selimut Alana mencoba untuk tidur, namun Noah mencehnya dan meminta Alana membantunya memperbaiki posisi tanjangnya. Setelah mengatur posisi ranjang Noah menarik tangan Alana yang membuatnya jatuh terduduk diranjang itu juga, Noah menatap mata Alana.

"Lue marah waktu tau gue bungkus cewek?" tanya Noah sambil menatap dalam Alana.

"Engak" jawab Alana bohong.

"Lue bakal marah gak kalo gue bawa dia ke kasur gue?" pertanyaan itu semakin menyakiti hati Alana.

"Gak juga. Kenapa harus marah" lagi-lagi dia berbohong.

"Kalo gitu gue mau dia dirawat satu kamar sama gue"

"No apa-apaan sih jangan gila deh" kali ini Alana benar-benar marah.

"Kalo Pak Tejo tau kelakuan lue gini terus dia marah sama lue gimana?" lanjutnya.

Noah tertawa senang, akhirnya dia tau jika Alana sedang berbohong kepadanya.

"Gue boleh gak cium lue?"

"Hah?"

"Gue boleh gak cium lue?"

"Biasanya juga nyos-" kali ini Noah benar-benar kehabisan kesabaran, dia langsung membawa Alana dalam ranjang rumah sakitnya menindih tubuh Alana dan mereka berciuman panas diatas sana. Noah dan Alana tidak melakukan hal lebih jauh selain berciuman.

Pagi hari Noah masih tidur dengan memeluk Alana, Pak Tejo yang baru datang dari bandara kebingungan dengan apa yang dia lihat. Cahaya matahari membangunkan Alana, dia masih tersenyum menatap wajah Noah yang masih tertidur. Pak Tejo semakin mendekati ranjang mereka. Alana yang menyadari ada Pak Tejo segera turun dari ranjang, gerakanya yang terburu-buru itu membuat Noah juga ikut terbangun.

"Pak Tejo?" kaget Alana.

Pink PeanutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang